BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karena hingga saat ini belum ada obat
diabetes mellitus paling ampuh dari dunia kedokteran yang bisa mengobati
diabetes mellitus hingga tuntas. Artinya pasien diabetes mellitus harus terus
menerus mengkonsumsi obat dokter atau suntik insulin sepanjang hidupnya. Ini
bukan jalan keluar terbaik karena obat-obatan kimia yang dikonsumsi dalam
jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti hati dan
ginjal. Penggunaan insulin memang bisa membantu pada pasien diabetes mellitus
tipe 1, namun pada pasien diabetes melitus tipe 2 pemberian insulin menjadi
percuma karena sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin dalam proses
metabolisme glukosa.
Sedangkan obat herbal bisa mengobati
diabetes mellitus dan menjaga kadar gula darah diambang normal dengan cara
menyehatkan kembali organ pankreas dan memperbaiki sensitifitas sel-sel tubuh.
Jika pankreas sudah kembali sehat maka otomatis dapat menjalankan fungsinya
dengan baik yakni untuk menghasilkan insulin dalam jumlah cukup.
Diabetes ialah penyakit tertua di dunia. Diabetes berhubungan dengan
metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus mulai pada suatu kumpulan aspek gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah
(hipeglikemia) akibat kekurangan insulin. Komplikasi yang sering terjadi dan mematikan adalah
serangan jatung dan stroke. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah meninggi
terus menerus,
sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Jumlah penderita
diabetes malitus menurut WHO, Indonesia menempati untuk ke-4 di dunia.
B.
Tujuan
1. Mengetahui definisi terapi komplementer
herbal dan Diabetes Mellitus
2.
Mengetahui
jenis-jenis obat herbal untuk penyakit Diabetes Mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Definisi
Terapi
komplementer adalah cara penanggulangan penyakit
yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi
herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik
pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter
gigi yang sudah memiliki kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan
dalam bentuk sediaan farmasi.
3.
Rumah sakit
yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus menerus.
Diabetes
merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia dan dikenal dengan kencing
manis. Nama lengkapnya adalah diabetes mellitus, berasal dari kata yunani. Diabetes
berarti pancuran, mellitus berarti madu atau gula.
Jadi istilah
diabetes mellitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni
banyak keluar air seni yang manis karna mengandung gula. Itulah sebabnya
penyakit ini di sebut “kencing manis”. Menurut WHO, definisi diabetes melitus
didasarkan pada pengukuran kadar glukosa dalam darah.
B. Jenis–jenis obat herbal
1. Pare (Momordica Charantia)
Pare banyak digunakan sebagai obat di
berbagai negara berkembang seperti Brazil, Cina, Kolombia, Kuba, Ghana, Haiti,
India, Panama dan Peru. Penggunaan pare yang paling umum pada negara-negara tersebut adalah sebagai obat penyakit diebetes, jantung, dan sakit perut. Buah Pare ini dapat tumbuh subur di
negara beriklim tropis seperti Indonesia sehingga mudah di temukan dan
dibudidayakan. Di daerah tropis, pare di gunakan sebagai pengobatan luka, di
gunakan sebagai obat luar atau diminum untuk menghindari infeksi dari cacing
ataupun parasit. Pare juga digunakan sebagai emenog, antiviral untuk campak dan
hepatitis.
Kandungan pare yang telah diketahui
adalah momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat,
polifenol, saponin, flavonoid, vitamin A dan C, serta minyak lemak terdiri dari
asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L-olestearat (Soeryoko, 2011).
Kandungan utama yang diduga dapat untuk menurunkan glukosa darah adalah
momordisi, flavonoid, alkaloid, saponin, karantin, polifenol (Subahar, 2004).
Bagian tanaman pare yang biasa digunakan sebagai obat adalah daun, buah, biji,
bunga, dan akar.
Cara penggunaan buah pare untuk obat diabetes :
a. Cara pertama : Bersihkan 1 buah pare ukuran sedang,
lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sekali 2 hari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama minimal 2 minggu
b. Cara kedua : Sediakan 200 gram biji pare, kemudian
biji pare di sangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan
dalam toples. Cara pemakainnya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang
untuk diminum 2 kali sehari.
Bawang putih
adalah salah satu dari tanaman obat yang banyak manfaatnya, sehingga dijuluki
“umbi seribu khasiat”. Hingga di India, bawang putih seringkali disebut sebagai umbi dewa. Sedangkan di dalam resep makanan
Libanon, bawang putih sejak dulu digunakan sebagai resep untuk diet.
Bawang putih mengandung minyak atsiri, flavonoids,
peptides, phenols, terpenoids, dan steroids. Bawang putih diperkirakan memiliki sifat antioksidan,
antimikroba, antibiotik, antifungal, antikolesterol, antiviral
aktivis, dan efek
sirkulasi mikro. Dan beberapa studi telah dilakukan terkait bawang putih
dengan tingkat insulin dan glukosa darah, hasilnya adalah positif. Bawang putih
dapat menyebabkan penurunan glukosa darah, meningkatkan sekresi dan
memperlambat degradasi insulin.
Ketika bawang
putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan
terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia,
dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang.
Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin
diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin
berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi
gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Selain
alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam
bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit
degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru.
Contoh pemakaian :
Sebagai obat diabetes,
bawang putih bisa dikonsumsi setiap hari sesudah makan. Pagi, siang, dan malam masing-masing dua atau
tiga siung sekali makan. Dari pengalaman, mereka yang bobot badannya di bawah 60 kg dianjurkan
menggunakan dosis dua suing bawang atau setara dengan tujuh gram sekali makan.
Sedang bagi mereka yang berbobot lebih dari 60 kg dengan dosis tiga suing
bawang atau setara dengan sepuluh gram.
Cara penggunaannya bisa dibuat sambal kecap dengan
diiris-iris bersama bawang merah dan cabe untuk teman makan nasi. Bisa juga
dimemarkan kemudian diseduh dengan air panas sebanyak setengah gelas dan
selanjutnya diblender atau dijus.
Cara lain lagi adalah bawang diparut, kemudian diseduh air
panas lalu diminum setelah hangat berikut ampas-ampasnya.
Bagi penderita diabetes, sebaiknya periksa laboratorium dulu
sebelum menggunakan resep ini. Setelah menggunakan resep ini selama seminggu
sebaiknya cek lagi di laboratorium. Apabila terjadi penurunan kadar gula darah
cukup banyak, dosis sebaiknya diturunkan. Apabila kadar gula dalam darah
mendekati normal, kurangi lagi konsumsi bawang putihnya.
3. Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers)
Bungur adalah salah satu tanaman obat yang tumbuh di
Indonesia. Tanaman ini banyak di jumpai sebagai peneduh jalan, akan tetapi
tanaman ini bisa digunakan untuk obat diabetes melitus. Dalam pengobatan
tradisional sebagai obat diabetes, tanaman bungur biasanya digunakan dalam
bentuk rebusan. Daun bungur memiliki kandungan kimia seperti saponin, flavonoid
dan tanin sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin.
Pengujian ini telah di lakukan pada kelinci mampu menurunkan kadar gula
darah sebesar 85,97 % dan 96,27%. Hayashi (2001), telah meniliti tentang elagitanin pada fraksi aseton
daun bungur yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Cara membuatnya adalah 30 gram daun bungur tua yang masih segar dari bungur
bunga ungu di rebus dengan 150 ml air selama kurang
lesebih satu jam. Hasil rebusan dibagi menjadi tiga bagian yang sama dan
diminum tiga kali sehari. Ramuan ini diminum satu jam sebelum makan dan diminum
sampai diabetes melitus sembuh.
4.
Sambiloto (Andrographis
paniculata Nees)
Sambiloto merupakan
tanaman terna semusim yang masuk ke dalam familia Achanthaceae. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
diabetes adalah daun. Hasil penelitian yang di lakukan Suryadhana (UNIKA Widya
Mandala Surabaya), dengan
menggunakan binatang percobaan tikus dinyatakan, bahwa ekstrak daun sambiloto
dengan dosis 0,5 g/kg bb, 1 g/kg bb dan 1,5 g/kg bb dapat menghambat kanaikan
kadar glukosa darah tikus normal.
Caranya : ambil sambiloto sebanyak kira-kira 5 gram daun segar, seduh dengan 1 gelas
air panas (matang), setelah dingin lalu disaring. Hasil saringan kemudian
diminum 2 kali sehari sama banyak, pagi dan sore setelah makan.
5.
Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Milleer)
Berdasarkan
dokumen Mesir, tertulis berbagai kegunaan lidah buaya sebagai bahan obat dan
pengobatan. Demikian pula hampir semua dokumen sejarah obat alami di berbagai
negara mengungkapkan mengenai keunggulan lidah buaya atau yang dikenal dengan bahasa latin aloe vera tersebut. Tanaman
lidah buaya di ketahui mempunyai banyak kegunaan seperti antiinflamasi,
antijamur, antibakteri, dan regenerasi sel juga dapat berfungsi untuk
menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes. Bagian tanaman yang
digunakan untuk pengobatan DM adalah daunnya.
Cara meracik : 1 pelapah lidah buaya ukuran besar
(kira-kira seukuran telapak tangan) kupas kulit dan durinya, kemudian cuci.
Rendam kurang lebihnya 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di
bawah air yang mengalir. Rebus dengan air hingga mendidih. Dinginkan. Minum per
1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.
6. Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus)
Daun pada
saat tanaman mulai keluar kuncup bunganya mengandung mineral, flavonoid
glikosida turunan dari asam kafeat, inositol, fitosterol, saponin dan minyak
atsiri. Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering di pakai sebagai
obat yang memeperlancar pengeluaran air kemih untuk tujuan menurunkan kadar
glukosa darah atau untuk pengobatan alternatif pada penderita DM.
Caranya : untuk obat diabetes, ambil kira-kira 25 gram daun segar, cuci dan rebus
dengan 2 gelas air selama 15 menit. Hasil rebusan diminum dua kali sehari, pagi dan sore. Setiap kali minum setengah
gelas.
7.
Buncis (Phaseolus
vulgaris)
Buncis
adalah salah satu jenis sayuran yang sudah di kenal oleh masyarakat sejak berabad-abad lamanya. Bincis setiap 100 gr hanya mempunyai 33
kalori. Buncis juga mengandung banyak protein dan serat dan juga lemak rendah.
Sayuran ini juga mengandung banak vitamin dan mineral penting seperti asam
folat, besi, potasium (kalium) dan seng.
Hasil
penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2000 menunjukkan bahwa efek
hipoglikemia pada kelinci diebetes yang diinduksi aloksan menunjukkan bahwa
ekstrak kasar buncis mampu menurunkan kadar glukosa darah sampai 30 %.
8.
Mahkota dewa
(Phaleria Papuana)
Mahkota dewa merupakan salah satu
tanaman asli indonesia yang saat ini banyak digunakan sebagai tanaman obat.
Senyawa flavonoid yang dimiliki buah mahkota dewa termasuk antioksidan sekunder
(contoh yang populer: vit E, vit C, dll) yang merupakan senyaawa yang berfungsi
menetralisir redikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga
tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Selain itu juga terdapat senyawa
saponin yang dapat membantumenguangi kadar glukosa darah di tubuh karena dapat
memebentuk suatu lapisan membran pada permukaan usus halus sehingga dapat
menghambat absorbsi glukosa.
Penelitian yang dilakukan
menggunakan bahan tumbuhan mahkota dewa berwarna merah yang telah dibuang
bijinya dan pelarut-pelarut organik yang telah didestilasi ulang. Untuk hewan
percobaan digunakan tikus putih (Rattus norvegicus) dan mencit putih (Mus
muculus). Hasil pengujian menunjukkan bahwa buah mahkota dewa mengandung
senyawa antihiperglikemia dengan mekanisme penghambatan alfa-glukosidase
yaitu asam palmitat.
Cara meramu : Iris mahkota dewa 5-6 buah, rebus dengan air sebanyak 5
gelas. Rebus hingga tinggal 3 gelas, saring. Minum 3 x sehari, tiap minum 1
gelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan
obat alami, seperti pengobatan herbal untuk mengobati penyakit telah dikenal di
daerah Asia dan negara-negara berkembang termasuk Indonesia, yang penduduknya sangat
terkait dengan penggunaan obat – obatan tradisional disebabkan karena harganya
lebih murah, bisa di olah sendiri dan lebih aman dari pada obat sintetis.
Terapi
herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik
pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya.
B. Saran
Perawat
harus mampu mengetahui tentang obat herbal yang di gunakan untuk pasien yang
mengalami penyakit Diabetes Mellitus dan masyarakat mampu memanfaatkan tanaman
herbal yang efek sampingnya tidak berbahaya di bandingkan obat sintetis untuk
penyakit diabetes mellitus.
Obat
tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah di peroleh, harga murah, bahkan umumnya
gratis karena dapat ditanami sendiri dan efek samping yang relatif kecil. Oleh karena itu obat
herbal di harapkan mampu berperan dalam usaha pencegahan dan pengobatan
penyakit berdasarkan bukti-bukti ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar