Minggu, 26 April 2015

Terapi Komplementer Herbal Pada Pasien DM




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Karena hingga saat ini belum ada obat diabetes mellitus paling ampuh dari dunia kedokteran yang bisa mengobati diabetes mellitus hingga tuntas. Artinya pasien diabetes mellitus harus terus menerus mengkonsumsi obat dokter atau suntik insulin sepanjang hidupnya. Ini bukan jalan keluar terbaik karena obat-obatan kimia yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti hati dan ginjal. Penggunaan insulin memang bisa membantu pada pasien diabetes mellitus tipe 1, namun pada pasien diabetes melitus tipe 2 pemberian insulin menjadi percuma karena sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin dalam proses metabolisme glukosa.
Sedangkan obat herbal bisa mengobati diabetes mellitus dan menjaga kadar gula darah diambang normal dengan cara menyehatkan kembali organ pankreas dan memperbaiki sensitifitas sel-sel tubuh. Jika pankreas sudah kembali sehat maka otomatis dapat menjalankan fungsinya dengan baik yakni untuk menghasilkan insulin dalam jumlah cukup.
Diabetes ialah penyakit tertua di dunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus mulai pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah (hipeglikemia) akibat kekurangan insulin. Komplikasi yang sering terjadi dan mematikan adalah serangan jatung dan stroke. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah meninggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Jumlah penderita diabetes malitus menurut WHO, Indonesia menempati untuk ke-4 di dunia. 
B.       Tujuan
1.      Mengetahui definisi terapi komplementer herbal dan Diabetes Mellitus
2.      Mengetahui jenis-jenis obat herbal untuk penyakit Diabetes Mellitus


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Definisi
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1.      Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
2.      Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
3.      Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus menerus.
Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia dan dikenal dengan kencing manis. Nama lengkapnya adalah diabetes mellitus, berasal dari kata yunani. Diabetes berarti pancuran, mellitus berarti madu atau gula.
Jadi istilah diabetes mellitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karna mengandung gula. Itulah sebabnya penyakit ini di sebut “kencing manis”. Menurut WHO, definisi diabetes melitus didasarkan pada pengukuran kadar glukosa dalam darah.


B.       Jenis–jenis obat herbal
1.      Pare (Momordica Charantia)

Pare banyak digunakan sebagai obat di berbagai negara berkembang seperti Brazil, Cina, Kolombia, Kuba, Ghana, Haiti, India, Panama dan Peru. Penggunaan pare yang paling umum pada negara-negara tersebut adalah sebagai obat penyakit diebetes, jantung, dan sakit perut. Buah Pare ini dapat tumbuh subur di negara beriklim tropis seperti Indonesia sehingga mudah di temukan dan dibudidayakan. Di daerah tropis, pare di gunakan sebagai pengobatan luka, di gunakan sebagai obat luar atau diminum untuk menghindari infeksi dari cacing ataupun parasit. Pare juga digunakan sebagai emenog, antiviral untuk campak dan hepatitis.
Kandungan pare yang telah diketahui adalah momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, polifenol, saponin, flavonoid, vitamin A dan C, serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L-olestearat (Soeryoko, 2011). Kandungan utama yang diduga dapat untuk menurunkan glukosa darah adalah momordisi, flavonoid, alkaloid, saponin, karantin, polifenol (Subahar, 2004). Bagian tanaman pare yang biasa digunakan sebagai obat adalah daun, buah, biji, bunga, dan akar.
Cara penggunaan buah pare untuk obat diabetes :
a.       Cara pertama : Bersihkan 1 buah pare ukuran sedang, lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sekali 2 hari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama minimal 2 minggu
b.      Cara kedua : Sediakan 200 gram biji pare, kemudian biji pare di sangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakainnya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 2 kali sehari.

2.      Bawang Putih (Allium Sativum)



Bawang putih adalah salah satu dari tanaman obat yang banyak manfaatnya, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Hingga di India, bawang putih seringkali disebut sebagai umbi dewa. Sedangkan di dalam resep makanan Libanon, bawang putih sejak dulu digunakan sebagai resep untuk diet.
Bawang putih mengandung minyak atsiri, flavonoids, peptides, phenols, terpenoids, dan steroids. Bawang putih diperkirakan memiliki sifat antioksidan, antimikroba, antibiotik, antifungal, antikolesterol, antiviral aktivis, dan efek sirkulasi mikro. Dan  beberapa studi telah dilakukan terkait bawang putih dengan tingkat insulin dan glukosa darah, hasilnya adalah positif. Bawang putih dapat menyebabkan penurunan glukosa darah, meningkatkan sekresi dan memperlambat degradasi insulin.
Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru.

Contoh pemakaian :
Sebagai obat diabetes, bawang putih bisa dikonsumsi setiap hari sesudah makan. Pagi, siang, dan malam masing-masing dua atau tiga siung sekali makan. Dari pengalaman, mereka yang bobot badannya di bawah 60 kg dianjurkan menggunakan dosis dua suing bawang atau setara dengan tujuh gram sekali makan. Sedang bagi mereka yang berbobot lebih dari 60 kg dengan dosis tiga suing bawang atau setara dengan sepuluh gram.
Cara penggunaannya bisa dibuat sambal kecap dengan diiris-iris bersama bawang merah dan cabe untuk teman makan nasi. Bisa juga dimemarkan kemudian diseduh dengan air panas sebanyak setengah gelas dan selanjutnya diblender atau dijus.
Cara lain lagi adalah bawang diparut, kemudian diseduh air panas lalu diminum setelah hangat berikut ampas-ampasnya.
Bagi penderita diabetes, sebaiknya periksa laboratorium dulu sebelum menggunakan resep ini. Setelah menggunakan resep ini selama seminggu sebaiknya cek lagi di laboratorium. Apabila terjadi penurunan kadar gula darah cukup banyak, dosis sebaiknya diturunkan. Apabila kadar gula dalam darah mendekati normal, kurangi lagi konsumsi bawang putihnya.

3.      Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers)



Bungur adalah salah satu tanaman obat yang tumbuh di Indonesia. Tanaman ini banyak di jumpai sebagai peneduh jalan, akan tetapi tanaman ini bisa digunakan untuk obat diabetes melitus. Dalam pengobatan tradisional sebagai obat diabetes, tanaman bungur biasanya digunakan dalam bentuk rebusan. Daun bungur memiliki kandungan kimia seperti saponin, flavonoid dan tanin sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin.
Pengujian ini telah di lakukan pada kelinci mampu menurunkan kadar gula darah sebesar 85,97 % dan 96,27%. Hayashi (2001), telah meniliti tentang elagitanin pada fraksi aseton daun bungur yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Cara membuatnya adalah 30 gram daun bungur tua yang masih segar dari bungur bunga ungu di rebus dengan 150 ml air selama kurang lesebih satu jam. Hasil rebusan dibagi menjadi tiga bagian yang sama dan diminum tiga kali sehari. Ramuan ini diminum satu jam sebelum makan dan diminum sampai diabetes melitus sembuh.

4.      Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)



Sambiloto merupakan tanaman terna semusim yang masuk ke dalam familia  Achanthaceae. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat diabetes adalah daun. Hasil penelitian yang di lakukan Suryadhana (UNIKA Widya Mandala Surabaya), dengan menggunakan binatang percobaan tikus dinyatakan, bahwa ekstrak daun sambiloto dengan dosis 0,5 g/kg bb, 1 g/kg bb dan 1,5 g/kg bb dapat menghambat kanaikan kadar glukosa darah tikus normal.
Caranya : ambil sambiloto sebanyak kira-kira 5 gram daun segar, seduh dengan 1 gelas air panas (matang), setelah dingin lalu disaring. Hasil saringan kemudian diminum 2 kali sehari sama banyak, pagi dan sore setelah makan.


5.      Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Milleer)

Berdasarkan dokumen Mesir, tertulis berbagai kegunaan lidah buaya sebagai bahan obat dan pengobatan. Demikian pula hampir semua dokumen sejarah obat alami di berbagai negara mengungkapkan mengenai keunggulan lidah buaya atau yang dikenal dengan bahasa latin aloe vera tersebut. Tanaman lidah buaya di ketahui mempunyai banyak kegunaan seperti antiinflamasi, antijamur, antibakteri, dan regenerasi sel juga dapat berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan DM adalah daunnya.
Cara meracik : 1 pelapah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) kupas kulit dan durinya, kemudian cuci. Rendam kurang lebihnya 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir. Rebus dengan air hingga mendidih. Dinginkan. Minum per 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.

6.      Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus)



Daun pada saat tanaman mulai keluar kuncup bunganya mengandung mineral, flavonoid glikosida turunan dari asam kafeat, inositol, fitosterol, saponin dan minyak atsiri. Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering di pakai sebagai obat yang memeperlancar pengeluaran air kemih untuk tujuan menurunkan kadar glukosa darah atau untuk pengobatan alternatif pada penderita DM.
Caranya : untuk obat diabetes, ambil kira-kira 25 gram daun segar, cuci dan rebus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Hasil rebusan diminum dua kali sehari, pagi dan sore. Setiap kali minum setengah gelas.

7.      Buncis (Phaseolus vulgaris)


Buncis adalah salah satu jenis sayuran yang sudah di kenal oleh masyarakat sejak berabad-abad lamanya. Bincis setiap 100 gr hanya mempunyai 33 kalori. Buncis juga mengandung banyak protein dan serat dan juga lemak rendah. Sayuran ini juga mengandung banak vitamin dan mineral penting seperti asam folat, besi, potasium (kalium) dan seng.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2000 menunjukkan bahwa efek hipoglikemia pada kelinci diebetes yang diinduksi aloksan menunjukkan bahwa ekstrak kasar buncis mampu menurunkan kadar glukosa darah sampai 30 %.





8.      Mahkota dewa (Phaleria Papuana)

Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman asli indonesia yang saat ini banyak digunakan sebagai tanaman obat. Senyawa flavonoid yang dimiliki buah mahkota dewa termasuk antioksidan sekunder (contoh yang populer: vit E, vit C, dll) yang merupakan senyaawa yang berfungsi menetralisir redikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Selain itu juga terdapat senyawa saponin yang dapat membantumenguangi kadar glukosa darah di tubuh karena dapat memebentuk suatu lapisan membran pada permukaan usus halus sehingga dapat menghambat absorbsi glukosa.
Penelitian yang dilakukan menggunakan bahan tumbuhan mahkota dewa berwarna merah yang telah dibuang bijinya dan pelarut-pelarut organik yang telah didestilasi ulang. Untuk hewan percobaan digunakan tikus putih (Rattus norvegicus) dan mencit putih (Mus muculus). Hasil pengujian menunjukkan bahwa buah mahkota dewa mengandung senyawa antihiperglikemia dengan mekanisme penghambatan alfa-glukosidase yaitu asam palmitat.
Cara meramu : Iris mahkota dewa 5-6 buah, rebus dengan air sebanyak 5 gelas. Rebus hingga tinggal 3 gelas, saring. Minum 3 x sehari, tiap minum 1 gelas.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penggunaan obat alami, seperti pengobatan herbal untuk mengobati penyakit telah dikenal di daerah Asia dan negara-negara berkembang termasuk Indonesia, yang penduduknya sangat terkait dengan penggunaan obat – obatan tradisional disebabkan karena harganya lebih murah, bisa di olah sendiri dan lebih aman dari pada obat sintetis.
Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.

B.     Saran
Perawat harus mampu mengetahui tentang obat herbal yang di gunakan untuk pasien yang mengalami penyakit Diabetes Mellitus dan masyarakat mampu memanfaatkan tanaman herbal yang efek sampingnya tidak berbahaya di bandingkan obat sintetis untuk penyakit diabetes mellitus.
Obat tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah di peroleh, harga murah, bahkan umumnya gratis karena dapat ditanami sendiri dan efek samping yang relatif kecil. Oleh karena itu obat herbal di harapkan mampu berperan dalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit berdasarkan bukti-bukti ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar