1. Contenius Renal Replacemen Therapy
Untuk mengatasi pasien dengan gagal ginjal akut. Tidak seperti hemodialisis intermiten tradisional ( intermiten hemodialisis /IHD). CRRT di lakukan sepanjang waktu, memberikan terapi yang terus menerus dan melindungi pasien dari hemodinamik yang tidak stabil dan perubahan elektrolit seperti yang terajadi pada IHD. CRRT di gunakan pada pasien dengan hipotensi yang tidak dapat menerima hemodialialisi tradisional. Untuk pasien yang seperti ini, CRRT Ini biasanya merupakan pilihan penatalaksanaan, meskipun demikian CRRT juga dapat di lakukan pada pasien yeng mentoliresasi IHD. Metode CRRT bervariasi dalam tingkqat kempleksitasnya, meliputi :
1. Hemodialisi vena - Venous kontinyu, meliputi penggunaan kateter iumen ganda untuk akses vena, dan pompa yang mendorong darah untuk melalui hemofilter
2. Hemodifiafiltrasi veno - venous kontinyu yang menyediakan penggunaan dialisat secara simultan dan penggantian serta membuang subsatnasi yang lebih kecil
( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 117 )
2. Hemodialisi
Membuang sampah racun dan kotoran lain darah darah pasien yang mengalami gagal ginjal. Pada teknik ini, darah di pindahkan melalui akses yang di buat dengan pembedahan, di pompa melalui unti dialisis untuk membuang racun, dan kemudian di kembalikan ke dalam tubuh
Dializer eskstra - komporeal bekerja melalui kombinasi osmosis, difusi dan filtrasi. Denagn membuang sisa metabolisme protein seperti asam sitrat, kreatnin, dan kelebihan cairan. Hemodialisis membantu mengembalika dan mempertahankan keseimbangan asm basa dan elektrolit serta mencegah komplikasi terkait uremia
( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 117 )
3. Rangkaian alat CVVHD
Pada hemodialisis veno-venous kontinyu ( Contimous venovenous hemodialisis /CVVHD ) sebuah pompa menarik darah pasien melalui akses arteri. Hemofilter menyingkarkan cairan dan solut toksik dari darah . Filter cairan pengganti di masukkan melalui akses arteri. Jalur ini juga dapat di gunakan untuk memasukkan heparin. Jalur vena di gunakan untuk memasukkan cairan pengganti darah yang sudah di cuci
( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 117 )
4. Tempat akses hemodialisis
a. Katerisasi vena subklavia
Menggunakan lumen ganda, kateter hemodialisis bermanset yahng di gunakan untuk hemodialisis akut. Darah di pompa dari tubuh pasien ke dialezer melalui lumen dengan adeptor merah dan dari dialezer ke pasien melalui lumen adeptor biru
b.Fistula arteriovenosa
Untuk membuat fistula, dokter bedah melakukan insisi pada pegelangan tangan atau tangan bawah pasien, kemudian insisi kecil pada arteri dan sisi lain dari vena. Dokter bedah akan menjahit ke dua lubang arteri dan vena bersama sehingga memebentuk lubang bersama sepanjang 30 7 mm
c. Graft arteriovenona
Untuk membuat graft, dokter bedah akan membuat insiss pada lengan bawah, lengan atas, atay paha pasien. Kemudian dokter bedah akan membuat terowongan graft alami dan simtetis di bawah kulit dan menjahit ujung distal arteri dan ujung proksimal ke vena.
( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 119 )
5. Kerja Dialisi
Selain hemodialisis, darah mengalir dari tubuh pasien menuju dializer ekterna ( ginjal buatan ) melalui jalur arteri. Pada sisi dalam dializer darah dan dialiset mengalir dengan arah berlawanan, dipisahkan oleh membran semipermiaberl. Komposisi dialisat menyerupai cairan ektraseluleru normal. Darah mengandung solut spesifik yang berlebihan ( produk sisia metabolisme dan beberapa elektrolit ) sedangkan dialisat mengandung elektrolit yang mungkin terdapat dalam jumlah berlebihan dalam aliran darah vena pasien. Komposisi elektrolit dialisar dapat di tingkatkan atau diturunkan tergantung kebutuhan pasien.
Fungsi ekstereton elektrolit dapa di capai melalui difusi suatu eprpindahan molekul menyebrangi membran semipermeabel dializer, dari urea dengan konsentrasi solut dengan yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Air ( solven ) menyebrangi membran dari darah menuju dialisat melalui ultrafiltrasi. Proses tersebut akan membuang cairan yang berlebihan, produk sisa dan metabolit lain melalui teknik osmotik dan tekanan hidrostatik
( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 120 )
Ada dua tipe dasar dializer yang di pergunakan saat ini :
1 Paralel plate dializer terdiri dari dua lapisan selopan yang di jepit
oleh dua penyokong yang kaku untuk membentuk suatu amplop. Dua amplop atau lebih di atur secara paralel. Darah mengalir melalui lapisan - lapisan membran, dan cairan dialisis dapat mengalir dalam area yang sama seperti darah, atau dengan arah berlawanan
2 Hollow fiber atau capiliary dializer terdiri dari ribuan serabut kapiler alus yang tersusun paralel. Setiap serabut mempunyai dinding setebal 30 mm , dan diameter dalam sebesar 200 mm, dan panjangnya 81 cm. ( Sebagian bahan perbandingan, sel darah merah memepunyai dimeter 7 cm ). Darah mengallir melalui begian tabung - tabung kecil ini, dan cairan dialsis yang membasahi bagian luarnya. ALiran cairan dialsis berlawanan dengan arah darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar