Rabu, 29 April 2015

Pendidikan Keperawatan di Indonesia dan di Luar Negeri


Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah body of knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia.
Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen  keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah Kemendiknas dan Kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan  jenjang tinggi dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.
Dalam mewujudkan body of knowledge yang jelas, pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup :
1.       Pendidikan Vokasional; yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia,
2.      Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu,
3.       Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus,
4.      Sedangkan  jenjang  pendidikan  keperawatan mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor.
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui kelengkapan sebagai suatu profesi untuk meningkatkan knowledge, skill, personality yang lebih baik.
Sejak 2008, PPNI, AIPNI dan dukungan  serta bekerjasama dengan Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia dan semua standar tersebut mengacu  pada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.
Standar-standar yang dimaksudkan sebelumnya juga mengacu pada perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas kami sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, Jenjang, Gelar Akademik dan Level KKNI. Untuk Jenis Pendidikan Keperawatan Indonesia, meliputi :
1.      Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai perawat,
2.      Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang mencangkup beberapa program ( Sarjana, Magister, Doktor ),
3.      Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi perawat. Dan berikut ini untuk Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar antara lain :
a.       Pendidikan untuk jenjang DIII ( Diploma Tiga ) keperawatan lulusannya mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep),
b.      Pendidikan untuk jenjang Ners (Nurse) yaitu ( Sarjana + Profesi ), lulusannya mendapat sebutan Ners ( Nurse ), sebutan gelarnya ( Ns. ),
c.       Pendidikan untuk jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar ( M.Kep ),
d.      Pendidikan untuk jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
·         Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya ( Sp.KMB ),
·         Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Mat ),
·         Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya ( Sp.Kep.Kom ),
·         Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya ( Sp.Kep.Anak ), e). Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya ( Sp.Kep.Jiwa ).
·         Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya ( Dr.Kep ).
Sedangkan lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai berikut:
1)      DIII ( Diploma tiga ) Keperawatan - Level KKNI 5,
2)      Ners ( Sarjana + Ners ) - Level KKNI 7,
3)      Magister keperawatan - Level KKNI 8,
4)      Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8,
5)      Doktor keperawatan - Level KKNI 9.
Bila tertarik pada karir keperawatan harus belajar pada sekolah perawat yang terakreditasi. Sebagian besar sekolah perawat di luar negeri telah terakreditasi. Sedangkan kursusnya meliputi biologi, kimia, fisika, ilmu sosial, teori keperawatan dan praktek serta humanistik. Pelajar juga mendapat supervisi dari tenaga klinik berpengalaman di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Pelajar harus giat belajar, mempunyai critical thingking dan skill problem solving, Confident, keteguhan hati, rajin belajar akan menjadikan seseorang menjadi perawat. Sedangkan di luar negeri tepatnya di USA telah terdapat 1500 program pendidikan keperawatan dengan 3 tipe program training yaitu:
1.       Bachelor of Science in Nursing (BSN), dengan program 4 tahun di Universitas,
2.      Associate Degree of Nursing (AND), program 2 tahun pada junior college atau komunitas. Beberapa pendidikan keperawatan di rumah sakit dan Universitas menyelenggarakan program AND ini,
3.      Diploma untuk rumah sakit, program 2-3 tahun berdasarkan setting rumah sakit. Banyak pendidikan diploma bergabung dengan junior college di mana pelajarnya mengambil ilmu dasar dan English sesuai kebutuhan.
2.2 Kekurangan Perawat di Dalam Negeri Dibandingkan Perawat di Luar Negeri
Selain perbedaan pendidikan dari dalam negeri dengan luar negeri, Karir juga berpengaruh pada dunia keprawatan. Dibawah ini saya jelaskan secara singkat tentang kekurangan dari tenaga perawat dalam negeri yang dibandingkan dengan tenaga perawat dari luar negeri, yaitu :
1.       Kebutuhan akan tenaga perawat di luar negeri sangat banyak karena banyaknya perawat yang akan pensiun tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat tersebut. Hal ini memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk bekerja tetapi harus mempunyai skill dan pengetahuan yang mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam artikelnya mengatakan bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di Indonesia. Ironisnya data WHO 2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2 juta perawat di AS, Eropa, Australlia dan Timur Tengah. Ini seharusnya memberi peluang bekerja bagi perawat Indonesia, namun kenyataannya perawat kita tidak mampu bersaing dengan perawat di negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan berbahasa Inggris bila dibanding dengan perawat Filiphina, Bangladesh dan India,
2.      Besar gaji perawat di luar negeri disesuaikan dengan tingkatan karir perawat, sesuai skill, waktu kerja dan tingkat pendidikannya. Sebaliknya situasi di dalam negeri sangat berbeda dengan situasi di luar negeri. Besar gaji perawat di Indonesia masih berdasarkan golongan dan masa kerja ( PNS ). Ini sesuai dengan artikel kompas tentang perawat yang menyatakan  pemerintah sulit membayar perawat karena defisit anggaran. Jadi diharapkan konsumen penerima manfaat yang membayar gaji tersebut. Disaat dari saat ini belum ada koordinasi yang baik antara perencanaan, pendidikan dan pemanfaatan tenaga perawat. Depkes dan Kessos sebagai perencana,  institusi pendidikan yang melakukan pendidikan, rumah sakit, puskesmas atau masyarakat yang menggunakan belum pernah duduk bersama membicarakan model keperawatan seperti apa yang sebaiknya diterapkan. Akibatnya tenaga perawat menjadi surplus tanpa diimbangi penempatan dan  pembayaran yang tepat, tanpa memperhitungkan tingkat pendidikan, keahlian seseorang dan juga lamanya waktu ia bekerja,
3.      Pendapatan seorang perawat di luar negeri meningkat ketika ia menjadi perawat praktisioner, perawat klinik spesialis, atau perawat riset. Sedangkan di dalam negeri ( Indonesia ) hal ini masih menjadi trend dan issue. Umumnya belum berjalan, masih dalam tahap sosialisasi. Namun ada beberapa rumah sakit swasta di Indonesia yang telah menjalankan sistim jenjang karir seperti di luar negeri.

BAB III
PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
Sistem pendidikan keperawatan di indonesia sangat masih kurang di Indonesia. Telah terbukti kebutuhan akan tenaga perawat di luar negeri sangat banyak karena banyaknya perawat yang akan pensiun yang tanpa diikuti adanya tenaga pengganti perawat tersebut. Seharusnya hal ini memberi peluang bagi perawat Indonesia untuk bekerja tetapi harus mempunyai skill dan pengetahuan yang mendukung. Menurut Robiun Munadi (2006) dalam artikelnya mengatakan bahwa ada 100.000 (seratus ribu perawat) yang menganggur di Indonesia. Ironisnya data WHO 2005 menyebutkan dunia membutuhkan 2 juta perawat di AS, Eropa, Australlia dan Timur Tengah. Ini seharusnya memberi peluang bekerja bagi perawat Indonesia, namun kenyataannya perawat kita tidak mampu bersaing dengan perawat di negeri lain. Hal ini disebabkan kesulitan dalam bidang pendidikannya khususnya dalam berbahasa Inggris.
Selain dari bidang pendidikan, dalam bidang karir juga menunjukan perbedaan yang kurang dari perawat di negeri lain. Sistem jenjang karir perawat di luar negeri sangat jelas dan perawat sangat dihargai sebagai pemberi layanan kesehatan kepada manusia. Pendapatan perawat sangat baik dan telah diatur dengan jelas. Hal ini sangat membantu seseorang untuk menetapkan  pilihan  karir dalam hidupnya. Dan hal ini juga sangat  mempengaruhi mutu layanan keperawatan secara khusus dan layanan kesehatan pada umumnya.
Suatu kenyataan yang kita hadapi di Indonesia yang masih memprihatinkan adalah belum ada sistem secara nasional untuk menentukan dengan pasti jenjang karir dan pendapatan perawat. Keadaan ini mempengaruhi kinerja perawat yang juga berpengaruh terhadap mutu layanan keperawatan maupun layanan kesehatan.
Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah menyadari pentingnya jenjang karir dan pendapatan perawat dikelola dengan baik untuk meningkatkan mutu layanan secara umum di rumah sakit tersebut telah menetapkan dan menerapkan secara local sistem jenjang karir perawat. Namun yang kita harapkan adalah adanya suatu sistem secara nasional yang dikelola oleh Depkes dan Organisasi Profesi Keperawatan. Sistem yang ada juga masih dipertanyakan kejelasan dan kebenarannya untuk mempengaruhi mutu layanan.
3.2    SARAN
Setelah mempelajari sistem Pendidikan Keperawatan, dan mengetahui perbedaan antara pendidikan keperawatan didalam negeri dengan di luar negeri, kamipun dapat mengetahui kekurangan tenaga keperawatan dalam negeri jika dibandingkan dari dalam negeri. Maka dari itu kami dapan menyarankan :
1.      Diharapkan kepada tenaga keperawatan mulai meningkatkan minat dan pengetahuan akan pembelajaran bahasa asing ( Khususnya Bahasa Inggris ).
Meningkatkan pendidikan keperawatan di Dalam Negeri (Indonesia) sehingga dapat terciptanya tenaga keperawatan yang lebih baik dan mampu bersaing di luar negeri.

Senin, 27 April 2015

Terapi massage

Terapi massage yaitu terapi yan menggunakan manipulasi secara fisik dengan beberapa teknik yang ada seperti effeleurage, friction, dan petrissase pada jaringan jaringan lunak di seluruh tubuh

Manfaat massage
1. Manfaat mental
a. Menjadi pikiran menjadi santau
b. Mengurangi ketegangan jiwa
c. Meningkatkan kapasitas untuk pikiran jiwa

2 manfaat emosional
a. Memenuhi kebutuhan dasar akan sentuhan
b. Meningkatkan perasaan yang menyenangkan, mengurangi depresi ringan
c. Meningkatkan citra diri
d. Mengurangi tingkat kecemasan
e  meningkatkan kesadaran akan hubungan fikiran dan tubuh

Kontra indikasi pasien massage
1. tumor ( bengkak ), jika di massahe berkemungkinan akan bertambah besar
2. Colour ( hematoma,/ memar )
3. Dolor ( suhu panas tubuh )
4. Fraktur
5. Varises
6. Awal kehamilan
7. Penyakit kulit
8. Jantung
9. Diabetes
10 epilepsi

Persyaratan therapis
1. Tidak boleh memelihara kuku panjang
2. Tidak menggunakan perhiasan
3. Kondisi sehat dan melaksanakan sanitasi
4. Menjaga konsentrasi dan fleksibiltas tangan harus di kuasai selain pengatuan - pengetahuan dasar yang berkaitan dengan massage
5 sikap ramah dan penuh perhatian

Gerakan massage
a. Mengusap
b. Meremas
c. Friction
d. Menggetar
e. Memukul

Minggu, 26 April 2015

Hemodialisis

1. Contenius Renal Replacemen Therapy

Untuk mengatasi pasien dengan gagal ginjal akut. Tidak seperti hemodialisis intermiten tradisional ( intermiten hemodialisis /IHD). CRRT di lakukan sepanjang waktu, memberikan terapi yang terus menerus dan melindungi pasien dari hemodinamik yang tidak stabil dan perubahan elektrolit seperti yang terajadi pada IHD. CRRT di gunakan pada pasien dengan hipotensi yang tidak dapat menerima hemodialialisi tradisional. Untuk pasien yang seperti ini, CRRT Ini biasanya merupakan pilihan penatalaksanaan, meskipun demikian CRRT juga dapat di lakukan pada pasien yeng mentoliresasi IHD. Metode CRRT bervariasi dalam tingkqat kempleksitasnya, meliputi :
1. Hemodialisi vena - Venous kontinyu, meliputi penggunaan kateter iumen ganda untuk akses vena, dan pompa yang mendorong darah untuk melalui hemofilter
2. Hemodifiafiltrasi veno - venous kontinyu yang menyediakan penggunaan dialisat secara simultan dan penggantian serta membuang subsatnasi yang lebih kecil

( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 117 )

2. Hemodialisi

Membuang sampah racun dan kotoran lain darah darah pasien yang mengalami gagal ginjal. Pada teknik ini, darah di pindahkan melalui akses yang di buat dengan pembedahan, di pompa melalui unti dialisis untuk membuang racun, dan kemudian di kembalikan ke dalam tubuh
   Dializer eskstra - komporeal bekerja melalui kombinasi osmosis, difusi dan filtrasi. Denagn membuang sisa metabolisme protein seperti asam sitrat, kreatnin, dan kelebihan cairan. Hemodialisis membantu mengembalika dan mempertahankan keseimbangan asm basa dan elektrolit serta mencegah komplikasi terkait uremia

( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 117 )

3. Rangkaian alat CVVHD

Pada hemodialisis veno-venous kontinyu ( Contimous venovenous hemodialisis /CVVHD ) sebuah pompa menarik darah pasien melalui akses arteri. Hemofilter menyingkarkan cairan dan solut toksik dari darah . Filter cairan pengganti di masukkan melalui akses arteri. Jalur ini juga dapat di gunakan untuk memasukkan heparin. Jalur vena di gunakan untuk memasukkan cairan pengganti darah yang sudah di cuci
( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 117 )

4. Tempat akses hemodialisis

a. Katerisasi vena subklavia

Menggunakan lumen ganda, kateter hemodialisis bermanset yahng di gunakan untuk hemodialisis akut. Darah di pompa dari tubuh pasien ke dialezer melalui lumen dengan adeptor merah dan dari dialezer ke pasien melalui lumen adeptor biru

b.Fistula arteriovenosa

Untuk membuat fistula, dokter bedah melakukan insisi pada pegelangan tangan atau tangan bawah pasien, kemudian insisi kecil pada arteri dan sisi lain dari vena. Dokter bedah akan menjahit ke dua lubang arteri dan vena bersama sehingga memebentuk lubang bersama sepanjang 30 7 mm

c. Graft arteriovenona

Untuk membuat graft, dokter bedah akan membuat insiss pada lengan bawah, lengan atas, atay paha pasien. Kemudian dokter bedah akan membuat terowongan graft alami dan simtetis di bawah kulit dan menjahit ujung distal arteri dan ujung proksimal ke vena.

( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 119 )

5. Kerja  Dialisi

Selain hemodialisis, darah mengalir dari tubuh pasien menuju dializer ekterna ( ginjal buatan ) melalui jalur arteri. Pada sisi dalam dializer darah dan dialiset mengalir dengan arah berlawanan, dipisahkan oleh membran semipermiaberl. Komposisi dialisat menyerupai cairan ektraseluleru normal. Darah mengandung solut spesifik yang berlebihan ( produk sisia metabolisme dan beberapa elektrolit ) sedangkan dialisat mengandung elektrolit yang mungkin terdapat dalam jumlah berlebihan dalam aliran darah vena pasien. Komposisi elektrolit dialisar dapat di tingkatkan atau diturunkan tergantung kebutuhan pasien.
  Fungsi ekstereton elektrolit dapa di capai melalui difusi suatu eprpindahan molekul menyebrangi membran semipermeabel dializer, dari urea dengan konsentrasi solut dengan yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Air ( solven ) menyebrangi membran dari darah menuju dialisat melalui ultrafiltrasi. Proses tersebut akan membuang cairan yang berlebihan, produk sisa dan metabolit lain melalui teknik osmotik dan tekanan hidrostatik

( Seputra, Lindon, Asuhan keperawatan Gentourinaria, hal 120 )

Ada dua tipe dasar dializer yang di pergunakan saat ini :
1 Paralel plate dializer terdiri dari dua lapisan selopan yang di jepit 
oleh dua penyokong yang kaku untuk membentuk suatu amplop. Dua amplop atau lebih di atur secara paralel. Darah mengalir melalui lapisan - lapisan membran, dan cairan dialisis dapat mengalir dalam area yang sama seperti darah, atau dengan arah berlawanan



2 Hollow fiber atau capiliary dializer terdiri dari ribuan serabut kapiler alus yang tersusun paralel. Setiap serabut mempunyai dinding setebal 30 mm , dan diameter dalam sebesar 200 mm, dan panjangnya 81 cm. ( Sebagian bahan perbandingan, sel darah merah memepunyai dimeter 7 cm ). Darah mengallir melalui begian tabung - tabung kecil ini, dan cairan dialsis yang membasahi bagian luarnya. ALiran cairan dialsis berlawanan dengan arah darah.







 

Terapi Komplementer Herbal Pada Pasien DM




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Karena hingga saat ini belum ada obat diabetes mellitus paling ampuh dari dunia kedokteran yang bisa mengobati diabetes mellitus hingga tuntas. Artinya pasien diabetes mellitus harus terus menerus mengkonsumsi obat dokter atau suntik insulin sepanjang hidupnya. Ini bukan jalan keluar terbaik karena obat-obatan kimia yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti hati dan ginjal. Penggunaan insulin memang bisa membantu pada pasien diabetes mellitus tipe 1, namun pada pasien diabetes melitus tipe 2 pemberian insulin menjadi percuma karena sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin dalam proses metabolisme glukosa.
Sedangkan obat herbal bisa mengobati diabetes mellitus dan menjaga kadar gula darah diambang normal dengan cara menyehatkan kembali organ pankreas dan memperbaiki sensitifitas sel-sel tubuh. Jika pankreas sudah kembali sehat maka otomatis dapat menjalankan fungsinya dengan baik yakni untuk menghasilkan insulin dalam jumlah cukup.
Diabetes ialah penyakit tertua di dunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus mulai pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah (hipeglikemia) akibat kekurangan insulin. Komplikasi yang sering terjadi dan mematikan adalah serangan jatung dan stroke. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah meninggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Jumlah penderita diabetes malitus menurut WHO, Indonesia menempati untuk ke-4 di dunia. 
B.       Tujuan
1.      Mengetahui definisi terapi komplementer herbal dan Diabetes Mellitus
2.      Mengetahui jenis-jenis obat herbal untuk penyakit Diabetes Mellitus


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Definisi
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1.      Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.
2.      Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
3.      Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus menerus.
Diabetes merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia dan dikenal dengan kencing manis. Nama lengkapnya adalah diabetes mellitus, berasal dari kata yunani. Diabetes berarti pancuran, mellitus berarti madu atau gula.
Jadi istilah diabetes mellitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karna mengandung gula. Itulah sebabnya penyakit ini di sebut “kencing manis”. Menurut WHO, definisi diabetes melitus didasarkan pada pengukuran kadar glukosa dalam darah.


B.       Jenis–jenis obat herbal
1.      Pare (Momordica Charantia)

Pare banyak digunakan sebagai obat di berbagai negara berkembang seperti Brazil, Cina, Kolombia, Kuba, Ghana, Haiti, India, Panama dan Peru. Penggunaan pare yang paling umum pada negara-negara tersebut adalah sebagai obat penyakit diebetes, jantung, dan sakit perut. Buah Pare ini dapat tumbuh subur di negara beriklim tropis seperti Indonesia sehingga mudah di temukan dan dibudidayakan. Di daerah tropis, pare di gunakan sebagai pengobatan luka, di gunakan sebagai obat luar atau diminum untuk menghindari infeksi dari cacing ataupun parasit. Pare juga digunakan sebagai emenog, antiviral untuk campak dan hepatitis.
Kandungan pare yang telah diketahui adalah momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, polifenol, saponin, flavonoid, vitamin A dan C, serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L-olestearat (Soeryoko, 2011). Kandungan utama yang diduga dapat untuk menurunkan glukosa darah adalah momordisi, flavonoid, alkaloid, saponin, karantin, polifenol (Subahar, 2004). Bagian tanaman pare yang biasa digunakan sebagai obat adalah daun, buah, biji, bunga, dan akar.
Cara penggunaan buah pare untuk obat diabetes :
a.       Cara pertama : Bersihkan 1 buah pare ukuran sedang, lumatkan lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sekali 2 hari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama minimal 2 minggu
b.      Cara kedua : Sediakan 200 gram biji pare, kemudian biji pare di sangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara pemakainnya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 2 kali sehari.

2.      Bawang Putih (Allium Sativum)



Bawang putih adalah salah satu dari tanaman obat yang banyak manfaatnya, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Hingga di India, bawang putih seringkali disebut sebagai umbi dewa. Sedangkan di dalam resep makanan Libanon, bawang putih sejak dulu digunakan sebagai resep untuk diet.
Bawang putih mengandung minyak atsiri, flavonoids, peptides, phenols, terpenoids, dan steroids. Bawang putih diperkirakan memiliki sifat antioksidan, antimikroba, antibiotik, antifungal, antikolesterol, antiviral aktivis, dan efek sirkulasi mikro. Dan  beberapa studi telah dilakukan terkait bawang putih dengan tingkat insulin dan glukosa darah, hasilnya adalah positif. Bawang putih dapat menyebabkan penurunan glukosa darah, meningkatkan sekresi dan memperlambat degradasi insulin.
Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru.

Contoh pemakaian :
Sebagai obat diabetes, bawang putih bisa dikonsumsi setiap hari sesudah makan. Pagi, siang, dan malam masing-masing dua atau tiga siung sekali makan. Dari pengalaman, mereka yang bobot badannya di bawah 60 kg dianjurkan menggunakan dosis dua suing bawang atau setara dengan tujuh gram sekali makan. Sedang bagi mereka yang berbobot lebih dari 60 kg dengan dosis tiga suing bawang atau setara dengan sepuluh gram.
Cara penggunaannya bisa dibuat sambal kecap dengan diiris-iris bersama bawang merah dan cabe untuk teman makan nasi. Bisa juga dimemarkan kemudian diseduh dengan air panas sebanyak setengah gelas dan selanjutnya diblender atau dijus.
Cara lain lagi adalah bawang diparut, kemudian diseduh air panas lalu diminum setelah hangat berikut ampas-ampasnya.
Bagi penderita diabetes, sebaiknya periksa laboratorium dulu sebelum menggunakan resep ini. Setelah menggunakan resep ini selama seminggu sebaiknya cek lagi di laboratorium. Apabila terjadi penurunan kadar gula darah cukup banyak, dosis sebaiknya diturunkan. Apabila kadar gula dalam darah mendekati normal, kurangi lagi konsumsi bawang putihnya.

3.      Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers)



Bungur adalah salah satu tanaman obat yang tumbuh di Indonesia. Tanaman ini banyak di jumpai sebagai peneduh jalan, akan tetapi tanaman ini bisa digunakan untuk obat diabetes melitus. Dalam pengobatan tradisional sebagai obat diabetes, tanaman bungur biasanya digunakan dalam bentuk rebusan. Daun bungur memiliki kandungan kimia seperti saponin, flavonoid dan tanin sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin.
Pengujian ini telah di lakukan pada kelinci mampu menurunkan kadar gula darah sebesar 85,97 % dan 96,27%. Hayashi (2001), telah meniliti tentang elagitanin pada fraksi aseton daun bungur yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Cara membuatnya adalah 30 gram daun bungur tua yang masih segar dari bungur bunga ungu di rebus dengan 150 ml air selama kurang lesebih satu jam. Hasil rebusan dibagi menjadi tiga bagian yang sama dan diminum tiga kali sehari. Ramuan ini diminum satu jam sebelum makan dan diminum sampai diabetes melitus sembuh.

4.      Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)



Sambiloto merupakan tanaman terna semusim yang masuk ke dalam familia  Achanthaceae. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat diabetes adalah daun. Hasil penelitian yang di lakukan Suryadhana (UNIKA Widya Mandala Surabaya), dengan menggunakan binatang percobaan tikus dinyatakan, bahwa ekstrak daun sambiloto dengan dosis 0,5 g/kg bb, 1 g/kg bb dan 1,5 g/kg bb dapat menghambat kanaikan kadar glukosa darah tikus normal.
Caranya : ambil sambiloto sebanyak kira-kira 5 gram daun segar, seduh dengan 1 gelas air panas (matang), setelah dingin lalu disaring. Hasil saringan kemudian diminum 2 kali sehari sama banyak, pagi dan sore setelah makan.


5.      Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Milleer)

Berdasarkan dokumen Mesir, tertulis berbagai kegunaan lidah buaya sebagai bahan obat dan pengobatan. Demikian pula hampir semua dokumen sejarah obat alami di berbagai negara mengungkapkan mengenai keunggulan lidah buaya atau yang dikenal dengan bahasa latin aloe vera tersebut. Tanaman lidah buaya di ketahui mempunyai banyak kegunaan seperti antiinflamasi, antijamur, antibakteri, dan regenerasi sel juga dapat berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan DM adalah daunnya.
Cara meracik : 1 pelapah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) kupas kulit dan durinya, kemudian cuci. Rendam kurang lebihnya 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir. Rebus dengan air hingga mendidih. Dinginkan. Minum per 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.

6.      Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus)



Daun pada saat tanaman mulai keluar kuncup bunganya mengandung mineral, flavonoid glikosida turunan dari asam kafeat, inositol, fitosterol, saponin dan minyak atsiri. Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering di pakai sebagai obat yang memeperlancar pengeluaran air kemih untuk tujuan menurunkan kadar glukosa darah atau untuk pengobatan alternatif pada penderita DM.
Caranya : untuk obat diabetes, ambil kira-kira 25 gram daun segar, cuci dan rebus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Hasil rebusan diminum dua kali sehari, pagi dan sore. Setiap kali minum setengah gelas.

7.      Buncis (Phaseolus vulgaris)


Buncis adalah salah satu jenis sayuran yang sudah di kenal oleh masyarakat sejak berabad-abad lamanya. Bincis setiap 100 gr hanya mempunyai 33 kalori. Buncis juga mengandung banyak protein dan serat dan juga lemak rendah. Sayuran ini juga mengandung banak vitamin dan mineral penting seperti asam folat, besi, potasium (kalium) dan seng.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2000 menunjukkan bahwa efek hipoglikemia pada kelinci diebetes yang diinduksi aloksan menunjukkan bahwa ekstrak kasar buncis mampu menurunkan kadar glukosa darah sampai 30 %.





8.      Mahkota dewa (Phaleria Papuana)

Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman asli indonesia yang saat ini banyak digunakan sebagai tanaman obat. Senyawa flavonoid yang dimiliki buah mahkota dewa termasuk antioksidan sekunder (contoh yang populer: vit E, vit C, dll) yang merupakan senyaawa yang berfungsi menetralisir redikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Selain itu juga terdapat senyawa saponin yang dapat membantumenguangi kadar glukosa darah di tubuh karena dapat memebentuk suatu lapisan membran pada permukaan usus halus sehingga dapat menghambat absorbsi glukosa.
Penelitian yang dilakukan menggunakan bahan tumbuhan mahkota dewa berwarna merah yang telah dibuang bijinya dan pelarut-pelarut organik yang telah didestilasi ulang. Untuk hewan percobaan digunakan tikus putih (Rattus norvegicus) dan mencit putih (Mus muculus). Hasil pengujian menunjukkan bahwa buah mahkota dewa mengandung senyawa antihiperglikemia dengan mekanisme penghambatan alfa-glukosidase yaitu asam palmitat.
Cara meramu : Iris mahkota dewa 5-6 buah, rebus dengan air sebanyak 5 gelas. Rebus hingga tinggal 3 gelas, saring. Minum 3 x sehari, tiap minum 1 gelas.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penggunaan obat alami, seperti pengobatan herbal untuk mengobati penyakit telah dikenal di daerah Asia dan negara-negara berkembang termasuk Indonesia, yang penduduknya sangat terkait dengan penggunaan obat – obatan tradisional disebabkan karena harganya lebih murah, bisa di olah sendiri dan lebih aman dari pada obat sintetis.
Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.

B.     Saran
Perawat harus mampu mengetahui tentang obat herbal yang di gunakan untuk pasien yang mengalami penyakit Diabetes Mellitus dan masyarakat mampu memanfaatkan tanaman herbal yang efek sampingnya tidak berbahaya di bandingkan obat sintetis untuk penyakit diabetes mellitus.
Obat tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah di peroleh, harga murah, bahkan umumnya gratis karena dapat ditanami sendiri dan efek samping yang relatif kecil. Oleh karena itu obat herbal di harapkan mampu berperan dalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit berdasarkan bukti-bukti ilmiah.