Rabu, 19 Oktober 2016

Nilai-nilai Profesional Dalam Keperawatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Praktik keperawatan sebagai suatu pelayanan professional diberikan berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik keperawatan. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistic, menggunakan pendekatan secara holistic, dilaksankan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan.
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab dan tanggung gugat dalam praktik profesional keperawatan. Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. sedangkan tanggung gugat berarti bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi – konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia mengatakan siap dan berani menghadapinya.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apakah pengertian konsep profesional ?
2.    Apa sajakah nilai-nilai profesional secara umum ?
3.    Apa sajakah nilai-nilai profesional dalam keperawatan ?
4.    Bagaimana aplikasi nilai-nilai profesional dalam keperawatan?



C.  Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan  mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang konsep profesional.
2.    Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a.            Untuk mengetahui pengertian konsep profesional
b.            Untuk mengetahui nilai-nilai profesional secara umum
c.            Untuk mengetahui nilai-nilai profesional dalam keperawatan
d. Untuk mengetahui aplikasi nilai-nilai profesional dalam keperawatan

D.  Manfaat Penulisan
1.    Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis tentang konsep profesionalisme secara umum dan nilai-nilai profesional dalam keperawatan.

2.    Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi civitas akademik dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk kelengkapan perpustakaan.

                            







BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” mempunyai 2 pengertian yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Sedangkan menurut istilah dari bahas inggris yaitu “Profession” adalah pekerjaan atau karir.
Dalam kamus Theadvanced Learneris Dictionary of Current English yang ditulis A.S Hornby, dkk menyatakan bahwa profession is accuption, esp. One requiring advanced educational and special training yang artinya jabatan yang memerlukan suatu tindakan pendidikan tinggi dan latihan secara khusus. Suatu jabatan akan menentukan aktivitas-aktivitas sebagai pelaksana tugas yang berarti bukan jabatan yang menjabat predikat profesional melainkan keahliannya dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah bersangkutan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Jadi, profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan, mempunyai waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut keahliannya. Jadi dapat disimpulkan profesional yaitu orang yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya.
Seorang profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang di dapatkan melalui suatu proses pendidikan dan disamping itu terdapat unsur semangat pengambilan dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam melakukan tugas profesi, seorang profesional harus dapat bertindak objektif, yang artinya bebas dari rasa sentimen, benci, malu maupun rasa malas dan enggan bertindak serta mengambil keputusan.
Menurut para ahli pengertian profesional sebagai berikut:
a.    Menurut Tanri Ageng,profesional adalah seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berpikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
b.    Kusnanto, profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
c.    Daryl Koehn, profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien.
d.   Hary Suwanda,adalah seseorang yang benar-benar ahli dibidangnya dan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya.

Nilai-Nilai Profesional Secara Umum
Nilai Profesional adalah nilai-nilai yang seharusnya dimiliki dan diterima oleh semua anggota profesi yang bersangkutan. Nilai profesional sering merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai-nilai personal.
The Public Relation Society Of America memilik ‘PRSA Statement of Profesional Values’ yang secara terbuka menyatakan hal-hal berikut ini :
1.    Advokasi; pembelaan
2.    Kejujuran; mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll. Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus.
3.    Keahlian; orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian)
4.    Kemandirian; dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.
5.    Kesetiaan; berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat.
6.    Keadilan; sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak.
Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya, yaitu :
1.    Skill berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya.
2.    Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya..tapi ia juga menguasai, minimal tahu dan berwawasan tentang ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan bidangnya.
3.    Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas…tapi dia juga punya etika yang diterapkan dalam bidangnya. 

Nilai-Nilai Profesional Dalam Keperawatan
Untuk profesi keperawatan nilai yang mendasar/pokok/utama adalah “Caring”. Kurtz dan Warry (1991) mengemukakan bahwa “caring” dapat merupakan pengobatan/ penyembuhan.
Nilai profesional sering merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai-nilai personal. Perawat memperoleh nilai-nilai profesional ketika ia bersosialisasi dalam keperawatan dari (kode etik, pengalaman merawat, pendidik/pembimbing, dan sesama perawat).
Secara garis besar “Watson” mengemukakan empat nilai penting yang perludalam perawatan yaitu :
1.    Komitmen yang kuat terhadap pelayanan.
2.    Meyakini dan menghargai martabat setiap pribadi.
3.    Komitmen terhadap pendidikan.
4.    Otonomi
Nilai-Nilai Profesional dalam Keperawatan Yaitu :
1.    Aesthetics
Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity, Imagination, Sensitivity.



Kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetics:
a.    Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien
b.    Ciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain
c.    Penampilan diri yang dapat meningkatkan “image” perawat yang positif

2.    Alturism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang ditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati), Perseverance (tekun), dan tabah (sabar).
Kegiatan perawat yang berhubungan dengan Altruism:
a.    Memberikan perhatian penuh saat merawat klien
b.    Membantu orang lain/perawat lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya
c.    Tunjukan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan social yang berdampak terhadap asuhan kesehatan

3.    Equality (Persamaan)
Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak diskriminatif), Tolerance, Assertiveness.
Kegiatan perawat yang berhubungan dengan equality:
a.    Memberikan nursing care berdasarkan kebutuhan klien, tanpa membeda-bedakan klien
b.    Berinteraksi dengan tenaga kesehatan/teman sejawat dengan cara yang tidak diskriminatif

4.    Freedom (Kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin .
Kegiatan yang berhubungan dengan Fredom
a.    Hargai hak klien untuk menolak terapi
b.    Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan keperawatan
c.    Mendukung diskusi terbuka bila terdapat isu controversial terkait profesi keperawatan

5.    Human Dignity (Menghargai martabat manusia)
Menghargai martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust, Consideration.
Kegiatan yang berhubungan dengan sikap Human dignity:
a.    Melindungi hak individu untuk privacy.
b.    Menyapa/memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan mereka untuk diperlakukan.
c.    Menjaga kerahasiaan klien dan teman sejawat.

6.    Justice (Keadilan)
Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat dilihat dari Justice, adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality, Objectivity).
Kegiatan yang berhubungan dengan justice perawat:
a.    Bertindak sebagai pembela klien
b.    Mengalokasikan sumber-sumber secara adil
c.    Melaporkan tindakan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan fakta.

7.    Truth (kebenaran).
Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan denganperawt yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas, Honesty, Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu).

Kegiatan yang beruhubungan dengan sikap ini adalah:
a.    Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan jujur
b.    Mendapatkan data secara lengkap sebelum membuat suatu keputusan
c.    Berpartisipasi dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah tentang asuhan keperawatan.


























BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN KASUS

A.    Kasus
Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.
Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn. A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.


B.     Mengkaji Situasi
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi sebagai berikut :
1.         Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya. 
2.         Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang
3.          Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau kondisinya.

  1. Nilai-Nilai Secara Umum
1.         Advokasi
Advokasi atau pembelaan, pada kasus Tn. A nilai advokasi yang seharusnya perawat lakukan adalah perawat mempertimbangkan hak pasien dan membela hak pasien untuk tetap memberikan informasi kepada Tn. A tentang penyakitnya setelah hasil pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan semua yang terliba dengan pendekatan caring dan komuikasi terapeutik.
2.         Kejujuran
Mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll. Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Pada kasus Tn.A perawat harus jujur pada Tn.A dan menjelaskan tentang penyakit yang dialami Tn. A
3.         Keahlian
Keahlian adalah orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian). Pada kasus Tn A, nilai profesional dalam keahlian adalah perawat memiliki keahlian dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn.A dan memiliki keahlian dalam menyampaikan hak pasien kepada keluarga dan keahlian dalam menyampaikan penyakit yang diderita Tn. A sehingga Tn.A tidak frustasi dengan penyakit yang dideritanya.
4.         Kemandirian
Kemandirian yaitu dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Pada kasus Tn.A yaitu perawat seharusnya memberikan edukasi kepada keluarga ataupun Tn.A tentang penyakitnya sehingga keluarga atau Tn.A mampu melakukan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan personal.
5.    Kesetiaan
Kesetian yaitu berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat. Pada kasus Tn.A nilai profesionalnya yaitu perawat seharusnya tetap berpegang teguh terhadap janji profesinya dengan tidak membedakan hak dan martabat, serta menghargai hak Tn.A untuk mendapatkan informasi yang benar.

  1. Nilai-nilai Profesional Dalam Keperawatan
1.      Aesthetics
Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity, Imagination, Sensitivity. Pada kasus Tn. A nilai aestheticsnya adalah seharusnya perawat memberikan informasi kepada Tn. A tentang penyakit yang dideritanya, sejalan dengan penjelasan aesthetic yang mana seorang perawat harus memberikan kepuasaan kepada pasien.
2.      Alturism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang ditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati), Perseverance (tekun), dan tabah (sabar).
Pada situasi kasus Tn. A nilai alturism adalah seharusnya perawat memberikan perhatian penuh kepada Tn. A dalam memberikan perawatan baik secara bio-psiko-sosio-spritual. Dalam kebutuhan biologis yaitu perawat lebih berfokus kepada pengobatan penyakitnya, pada segi psikologisnya adalah perawat memberikan informasi kepada pasien dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tanpa menyebutkan diagnosa pasien, secara sosial adalah perawat tidak menyebar luaskan tentang penyakit pasien dengan tujuan pasien tidak terasingkan atau dikucilkan di rumah sakit dan secara spritual adalah perawat memenuhi kebutuuhan spritual pasien dengan cara mendatangakan ahli rohani setelah pasien mengetahui penyakitnya.
Nilai alturism untuk keluarga yaitu pada situasi kasus  Tn. A dimana keluarga Tn. A takut jika Tn. A akan frustasi dan tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dalam masyarakat. Dalam masalah tesebut perawat seharusnya dapat memberikan pengertian kepada keluarga dan memberi perhatian penuh kepada keluarga
3.      Equality (Persamaan)
Equality berarti pasien mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak diskriminatif), Tolerance, Assertiveness.
Pada kasus Tn. A, pasien berhak mendapatkan informasi tentang penyakitnya, sejalan dengan nilai equality ini hendaknya perawat memenuhi hak pasien dengan memberikan informasi tentang penyakitny, dan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak membedakan-bedakan Tn. A dengan pasien yang lain.
4.      Freedom (Kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin. Pada nilai ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya.
5.      Human Dignity (Menghargai martabat manusia)
Human dignity yaitu menghargai martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust, Consideration.
Pada nilai ini perawat seharusnya menghargai hak Tn. A untuk mengetahui penyakit yang dideritanya dengan menunjukkan rasa empaty pada Tn. A. Selain itu perawat juga harus melindungi hak Tn. A dengan cara menjaga kerahasian penyakit Tn. A kepada orang lain kecuali untuk pengobatan pasien maupun dimintai keterangan di pengadilan.
6.      Justice (Keadilan)
Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat dilihat dari Justice, adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality, Objectivity). Perawat harus menerapkan nilai moral adil dalam melayani pasien. Adil berarti Tn. A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga mendapatkan hak tersebut yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya secara jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya.
7.      Truth (kebenaran).
Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan dengan perawat yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas, Honesty, Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu).
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn. A tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara benar dan jujur sehingga Tn. A akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya.


























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Konsep dasar profesionalisme adalah kunci dalam suatu profesi, karena hal inilah yang mendasari seseorang untuk bisa menjadi profesional dalam menjalankan profesi yang dimiliki.
Berdasarkan pembahasan kasus mengenai Tn.A, dimana perawat mengalami dilema etik sehingga berdasarkan nilai-nilai profesional tersebut maka perawat dapat secara langsung memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan semua yang terlibat. Mengingat alternatif ini akan membuat pasien lebih dihargai dan dipenuhi haknya sebagai pasien. Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan memberikan perhatian penuh kepada pasien dan pendekatan-pendekatan dan caring serta komunikasi terapeutik, serta tetap menjaga privacy pasien dan memberikan rasa nyaman dan aman kepada pasien

B.  Saran
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas penulis memberikan beberapa saran yaitu penerapan nilai-nilai profesional haruslah kita belajar terapakan sejak sekarang, sehingga nanti saat kita sudah bekerja nilai-nilai profesional itu menjadi hal-hal yang wajib dilakukan agar semua tindakan yang kita lakukan berjalan dengan bai
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainudin.1998.Organisasi Profesi Keperawatan. Makalah dalam seminar keperawatan. Sukabumi
Azwar, Azrul.1998. Peran Organisasi Profesi Keperawatn dalam pengembangan dan pembinaan pelajaran keperawatan. Makalah. Jakarta
Ballack, Jenis P dan Penny. Bonfoerd. 1984. Nursing Assesment A MultidimentionApproach. St. Louis: Mosby.
Carol J.Huston (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing: theory and application. 3rd  ed: Philadelpia: Lippincott (p: 479 – 491)
Gaffa, Laode J. 1997. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Gillis, D.A. (1994). Nursing Management: a system approach. 3rd ed. Philadelphia: W.B Saunders Company.(p: 366 – 372).
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakrata: Buku Kedokteran EGC
Nancy J.Brent (2001). Nurses and The Law ; A guide to principles and application: Second ed; W.b. Saounder Company; philadelpia (p; 39 – 43)
Sitorus, R dab Yuli. 2005. Panduan Implementasi Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar