BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Praktik keperawatan sebagai suatu pelayanan professional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi
kode etik keperawatan. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa
mengabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistic, menggunakan
pendekatan secara holistic, dilaksankan berdasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan.
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab dan tanggung gugat
dalam praktik profesional keperawatan. Tanggung jawab perawat berarti keadaan
yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat
professional menampilkan kinerja secara hati – hati, teliti dan kegiatan
perawat dilaporkan secara jujur. sedangkan tanggung gugat berarti bentuk
partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan
itu konsekuensi – konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia mengatakan siap dan berani
menghadapinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah pengertian konsep
profesional ?
2.
Apa sajakah nilai-nilai
profesional secara umum ?
3.
Apa sajakah nilai-nilai
profesional dalam keperawatan ?
4.
Bagaimana aplikasi
nilai-nilai profesional dalam keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang konsep profesional.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami
tentang :
a. Untuk
mengetahui pengertian konsep profesional
b. Untuk
mengetahui nilai-nilai profesional secara umum
c. Untuk
mengetahui nilai-nilai profesional dalam keperawatan
d. Untuk mengetahui aplikasi nilai-nilai
profesional dalam keperawatan
D. Manfaat Penulisan
1.
Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
penulis tentang konsep profesionalisme secara umum
dan nilai-nilai profesional dalam keperawatan.
2.
Bagi Fakultas Keperawatan Universitas
Andalas.
Hasil makalah ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai referensi bagi civitas akademik dalam meningkatkan
kualitas pendidikan serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk kelengkapan
perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” mempunyai 2 pengertian
yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan. Profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Sedangkan
menurut istilah dari bahas inggris yaitu “Profession” adalah pekerjaan
atau karir.
Dalam kamus Theadvanced Learneris Dictionary of Current English yang
ditulis A.S Hornby, dkk menyatakan bahwa profession is accuption, esp. One
requiring advanced educational and special training yang artinya jabatan
yang memerlukan suatu tindakan pendidikan tinggi dan latihan secara khusus.
Suatu jabatan akan menentukan aktivitas-aktivitas sebagai pelaksana tugas yang
berarti bukan jabatan yang menjabat predikat profesional melainkan keahliannya
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah bersangkutan
dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Jadi,
profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan, mempunyai waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Profesional
adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan
memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang
mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari profesional adalah
orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu keterampilan atau keahlian
tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut keahliannya. Jadi dapat
disimpulkan profesional yaitu orang yang menjalankan profesi sesuai dengan
keahliannya.
Seorang
profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang di dapatkan melalui suatu
proses pendidikan dan disamping itu terdapat unsur semangat pengambilan dalam
melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam melakukan tugas profesi, seorang
profesional harus dapat bertindak objektif, yang artinya bebas dari rasa
sentimen, benci, malu maupun rasa malas dan enggan bertindak serta mengambil
keputusan.
Menurut para ahli pengertian profesional sebagai berikut:
a.
Menurut Tanri Ageng,profesional adalah
seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam,
mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta
harus selalu berpikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas
profesi.
b.
Kusnanto, profesional adalah seseorang
yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
c.
Daryl Koehn, profesional adalah orang
yang memberikan pelayanan kepada klien.
d.
Hary Suwanda,adalah seseorang yang benar-benar
ahli dibidangnya dan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya.
Nilai-Nilai Profesional Secara Umum
Nilai Profesional adalah
nilai-nilai yang seharusnya dimiliki dan diterima oleh semua anggota profesi
yang bersangkutan. Nilai profesional
sering merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai-nilai personal.
The
Public Relation Society Of America memilik
‘PRSA Statement of Profesional Values’
yang secara terbuka menyatakan hal-hal berikut ini :
1.
Advokasi;
pembelaan
2.
Kejujuran;
mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi
luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk
keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan,
penipuan, perselingkuhan, dll. Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya,
setia, adil, dan tulus.
3. Keahlian; orang yang
mahir, paham sekali dalam suatu ilmu (kepandaian)
4.
Kemandirian;
dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada
orang lain.
5.
Kesetiaan;
berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan
sebagainya); patuh; taat.
6.
Keadilan;
sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak.
Profesional itu adalah seseorang yang memiliki
3 hal pokok dalam dirinya, yaitu :
1.
Skill berarti adalah
seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya.
2.
Knowledge, tak hanya ahli di
bidangnya..tapi ia juga menguasai, minimal tahu dan berwawasan tentang ilmu-ilmu lain yang berhubungan
dengan bidangnya.
3.
Attitude, bukan hanya pintar
dan cerdas…tapi dia juga punya etika yang diterapkan dalam bidangnya.
Nilai-Nilai Profesional Dalam Keperawatan
Untuk
profesi keperawatan nilai yang mendasar/pokok/utama adalah “Caring”. Kurtz dan
Warry (1991) mengemukakan bahwa “caring” dapat merupakan pengobatan/
penyembuhan.
Nilai profesional sering
merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai-nilai personal. Perawat
memperoleh nilai-nilai profesional ketika ia bersosialisasi dalam keperawatan
dari (kode etik, pengalaman merawat, pendidik/pembimbing, dan sesama perawat).
Secara garis besar
“Watson” mengemukakan empat nilai penting yang perludalam perawatan yaitu :
1.
Komitmen
yang kuat terhadap pelayanan.
2.
Meyakini
dan menghargai martabat setiap pribadi.
3.
Komitmen
terhadap pendidikan.
4.
Otonomi
Nilai-Nilai Profesional dalam Keperawatan Yaitu :
1.
Aesthetics
Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah
pada pemberian kepuasan dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan
Appreciation, Creativity, Imagination, Sensitivity.
Kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetics:
a.
Berikan lingkungan yang
menyenangkan bagi klien
b.
Ciptakan lingkungan kerja
yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain
c.
Penampilan diri yang dapat
meningkatkan “image” perawat yang positif
2.
Alturism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain
(keiklasan) dengan sikap yang ditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion
(kasih), Generosity (murah hati), Perseverance (tekun), dan tabah (sabar).
Kegiatan perawat yang berhubungan dengan
Altruism:
a. Memberikan perhatian penuh saat merawat klien
b. Membantu orang lain/perawat lain dalam memberikan
asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya
c. Tunjukan kepedulian terhadap isu dan
kecenderungan social yang berdampak terhadap asuhan kesehatan
3. Equality
(Persamaan)
Mempunyai hak, dan status
yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance
(menerima), Fairness (adil/tidak diskriminatif), Tolerance, Assertiveness.
Kegiatan perawat yang
berhubungan dengan equality:
a.
Memberikan
nursing care berdasarkan kebutuhan klien, tanpa membeda-bedakan klien
b. Berinteraksi dengan tenaga kesehatan/teman
sejawat dengan cara yang tidak diskriminatif
4. Freedom (Kebebasan)
Kapasitas untuk
menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence,
Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin .
Kegiatan yang berhubungan dengan Fredom
a.
Hargai hak klien untuk
menolak terapi
b.
Mendukung hak teman sejawat
untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan keperawatan
c.
Mendukung diskusi terbuka
bila terdapat isu controversial terkait profesi keperawatan
5.
Human
Dignity (Menghargai martabat manusia)
Menghargai
martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu, sikap
yang dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full,
Trust, Consideration.
Kegiatan yang berhubungan dengan sikap
Human dignity:
a.
Melindungi hak individu untuk
privacy.
b.
Menyapa/memperlakukan orang
lain sesuai dengan keinginan mereka untuk diperlakukan.
c.
Menjaga
kerahasiaan klien dan teman sejawat.
6.
Justice
(Keadilan)
Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap
yang dapat dilihat dari Justice, adalah: Courage (keberanian/Semangat,
Integrity, Morality, Objectivity).
Kegiatan yang berhubungan dengan justice perawat:
a.
Bertindak sebagai pembela
klien
b.
Mengalokasikan sumber-sumber
secara adil
c.
Melaporkan tindakan yang
tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan
fakta.
7.
Truth (kebenaran).
Kesesuaian dengan fakta dan realitas,
sikap yang berhubungan denganperawt yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas,
Honesty, Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu).
Kegiatan yang beruhubungan dengan sikap
ini adalah:
a.
Mendokumentasikan asuhan
keperawatan secara akurat dan jujur
b.
Mendapatkan data secara
lengkap sebelum membuat suatu keputusan
c.
Berpartisipasi dalam
upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah
tentang asuhan keperawatan.
BAB III
KASUS DAN
PEMBAHASAN KASUS
A.
Kasus
Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh
keluarganya ke salah satu Rumah Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan
diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu bapak-bapak tersebut (Tn. A)
menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun
secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini
badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini
merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan
kerjaan bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan
sekali.
Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di
ruang penyakit dalam karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan
harinya dokter yang menangani Tn. A melakukan visit kepada Tn. A, dan
memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu sekali tentang
penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya
setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil
pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh
dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit
HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap
dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat
menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan
bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak
memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.
B.
Mengkaji Situasi
Dalam
hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi
dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau
situasi sebagai berikut :
1.
Tn. A menggunakan
haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang
sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan kepadanya.
2.
Rasa kasih sayang
keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat menyembunyikan
informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk tidak
menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Tn. A
akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang
3.
Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua
pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia
juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil
pemeriksaan atau kondisinya.
- Nilai-Nilai Secara Umum
1.
Advokasi
Advokasi atau pembelaan, pada kasus Tn. A nilai advokasi yang seharusnya
perawat lakukan adalah perawat mempertimbangkan hak pasien dan membela hak
pasien untuk tetap memberikan informasi kepada Tn. A tentang penyakitnya setelah
hasil pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan semua yang terliba dengan
pendekatan caring dan komuikasi terapeutik.
2.
Kejujuran
Mengacu
pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur
seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan
pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan,
perselingkuhan, dll. Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia,
adil, dan tulus. Pada kasus Tn.A perawat harus jujur pada Tn.A dan menjelaskan
tentang penyakit yang dialami Tn. A
3.
Keahlian
Keahlian
adalah orang yang mahir, paham sekali dalam
suatu ilmu (kepandaian). Pada
kasus Tn A, nilai profesional dalam keahlian adalah perawat memiliki keahlian
dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn.A dan memiliki keahlian dalam
menyampaikan hak pasien kepada keluarga dan keahlian dalam menyampaikan
penyakit yang diderita Tn. A sehingga Tn.A tidak frustasi dengan penyakit yang
dideritanya.
4.
Kemandirian
Kemandirian
yaitu dapat berdiri sendiri; tidak bergantung
pada orang lain. Pada kasus Tn.A yaitu
perawat seharusnya memberikan edukasi kepada keluarga ataupun Tn.A tentang
penyakitnya sehingga keluarga atau Tn.A mampu melakukan kemandirian dalam
memenuhi kebutuhan personal.
5.
Kesetiaan
Kesetian yaitu berpegang
teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat. Pada kasus Tn.A nilai profesionalnya yaitu perawat
seharusnya tetap berpegang teguh terhadap janji profesinya dengan tidak
membedakan hak dan martabat, serta menghargai hak Tn.A untuk mendapatkan
informasi yang benar.
- Nilai-nilai Profesional Dalam Keperawatan
1.
Aesthetics
Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada
pemberian kepuasan dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation,
Creativity, Imagination, Sensitivity. Pada
kasus Tn. A nilai aestheticsnya adalah seharusnya perawat memberikan informasi
kepada Tn. A tentang penyakit yang dideritanya, sejalan dengan penjelasan
aesthetic yang mana seorang perawat harus memberikan kepuasaan kepada pasien.
2.
Alturism
Peduli bagi
kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang ditunjukan yaitu:
Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati), Perseverance
(tekun), dan tabah (sabar).
Pada situasi
kasus Tn. A nilai alturism adalah seharusnya perawat memberikan perhatian penuh
kepada Tn. A dalam memberikan perawatan baik secara bio-psiko-sosio-spritual.
Dalam kebutuhan biologis yaitu perawat lebih berfokus kepada pengobatan
penyakitnya, pada segi psikologisnya adalah perawat memberikan informasi kepada
pasien dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tanpa menyebutkan
diagnosa pasien, secara sosial adalah perawat tidak menyebar luaskan tentang
penyakit pasien dengan tujuan pasien tidak terasingkan atau dikucilkan di rumah
sakit dan secara spritual adalah perawat memenuhi kebutuuhan spritual pasien
dengan cara mendatangakan ahli rohani setelah pasien mengetahui penyakitnya.
Nilai
alturism untuk keluarga yaitu pada situasi kasus Tn. A dimana keluarga Tn. A takut jika Tn. A
akan frustasi dan tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dalam masyarakat.
Dalam masalah tesebut perawat seharusnya dapat memberikan pengertian kepada
keluarga dan memberi perhatian penuh kepada keluarga
3.
Equality (Persamaan)
Equality
berarti pasien mempunyai
hak, dan status yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh perawat yaitu:
Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak diskriminatif), Tolerance,
Assertiveness.
Pada
kasus Tn. A, pasien berhak mendapatkan informasi tentang penyakitnya, sejalan
dengan nilai equality ini hendaknya perawat memenuhi hak pasien dengan
memberikan informasi tentang penyakitny, dan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan tidak membedakan-bedakan Tn. A dengan pasien yang lain.
4.
Freedom
(Kebebasan)
Kapasitas
untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat yaitu:
Confidence, Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin. Pada nilai ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien
dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju
maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk mendapatkan informasi
tentang kondisinya.
5.
Human
Dignity (Menghargai martabat manusia)
Human
dignity yaitu menghargai martabat manusia
dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu, sikap yang dapat
ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust,
Consideration.
Pada
nilai ini perawat seharusnya menghargai hak Tn. A untuk mengetahui penyakit
yang dideritanya dengan menunjukkan rasa empaty pada Tn. A. Selain itu perawat
juga harus melindungi hak Tn. A dengan cara menjaga kerahasian penyakit Tn. A
kepada orang lain kecuali untuk pengobatan pasien maupun dimintai keterangan di
pengadilan.
6.
Justice
(Keadilan)
Menjaga
prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat dilihat dari Justice, adalah:
Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality, Objectivity). Perawat harus menerapkan nilai moral adil dalam melayani pasien. Adil
berarti Tn. A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga mendapatkan
hak tersebut yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya secara jelas sesuai
dengan konteksnya/kondisinya.
7.
Truth (kebenaran).
Kesesuaian dengan
fakta dan realitas, sikap yang berhubungan dengan perawat yang dapat dilihat, yaitu:
Akontabilitas, Honesty, Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu).
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn. A
tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab
perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara benar dan jujur
sehingga Tn. A akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi,
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang
yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah
seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk
mengisi waktu luang.
Konsep
dasar profesionalisme adalah kunci dalam suatu profesi, karena hal inilah yang
mendasari seseorang untuk bisa menjadi profesional dalam menjalankan profesi
yang dimiliki.
Berdasarkan pembahasan kasus mengenai Tn.A, dimana perawat mengalami dilema
etik sehingga berdasarkan nilai-nilai profesional tersebut maka perawat dapat secara langsung memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil
pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan semua yang terlibat. Mengingat
alternatif ini akan membuat pasien lebih dihargai dan dipenuhi haknya sebagai
pasien. Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan memberikan
perhatian penuh kepada pasien dan pendekatan-pendekatan dan caring serta
komunikasi terapeutik, serta tetap menjaga privacy pasien dan memberikan rasa nyaman
dan aman kepada pasien
B. Saran
Berdasarkan
uraian pada pembahasan di atas penulis memberikan beberapa saran yaitu penerapan
nilai-nilai profesional haruslah kita belajar terapakan sejak sekarang,
sehingga nanti saat kita sudah bekerja nilai-nilai profesional itu menjadi
hal-hal yang wajib dilakukan agar semua tindakan yang kita lakukan berjalan
dengan bai
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Zainudin.1998.Organisasi Profesi
Keperawatan. Makalah dalam seminar keperawatan. Sukabumi
Azwar,
Azrul.1998. Peran Organisasi Profesi
Keperawatn dalam pengembangan dan pembinaan pelajaran keperawatan. Makalah.
Jakarta
Ballack,
Jenis P dan Penny. Bonfoerd. 1984. Nursing
Assesment A MultidimentionApproach. St. Louis: Mosby.
Carol J.Huston (2000). Leadership Roles and
Management Functions in Nursing: theory and application. 3rd ed: Philadelpia: Lippincott (p: 479 – 491)
Gaffa, Laode J. 1997. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Gillis, D.A. (1994). Nursing Management: a
system approach. 3rd ed. Philadelphia: W.B Saunders Company.(p:
366 – 372).
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Selemba Medika
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional. Jakrata:
Buku Kedokteran EGC
Nancy J.Brent (2001). Nurses and The Law ;
A guide to principles and application: Second ed; W.b. Saounder Company;
philadelpia (p; 39 – 43)
Sitorus, R dab Yuli. 2005. Panduan Implementasi Model Praktek
Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar