BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teknik
Focus Group Discussion (FGD) seringkali digunakan para pembuat keputusan atau
peneliti dalam penelitian kualitatif
untuk menggali data mengenai persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap
suatu produk, pelayanan, konsep atau ide, karena relatif lebih mudah dan cepat
selesai dibandingkan dengan teknik pengumpulan data kualitatif yang lain. Namun
dalam pelaksanaannya, banyak kegiatan FGD yang belum dilaksanakan sesuai dengan
kaidah sehingga hasilnya tidak dapat maksimal.Tulisan ini dimaksudkan dapat
menyegarkan kembali ingatan peneliti mengenai beberapa kaidah dalam FGD yang perlu
diperhatikan agar hasil FGD dapat maksimal sesuai tujuan penelitian. Metode: berdasarkan studi penelusuran
pustaka. Hasil: Kelemahan dari
teknik ini adalah tidak dapat digunakan untuk tujuan kuantitatif, misalnya tes
hipotesis, tidak dapat digunakan pada pembahasan sebuah topik yang sangat
sensitive, peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung, serta
hasil dan kesimpulan diskusi terkadang dipengaruhi oleh pandangan dan
pendekatan dari moderator.
FGD adalah suatu metode riset yang
oleh Irwanto (1988:1) didefinisikan
sebagai “suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan
tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok” (Irwanto, 1988:1).
Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui
wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik.
Metode FGD termasuk metode kualitatif.Seperti metode kualitatif lainnya (direct
observation, indepth interview, dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis
pertanyaan how-and why, bukan jenis-jenis pertanyaan what-and-how-many yang
khas untuk metode kuantitatif (survei, dsb). FGD dan metode kualitatif lainnya
sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi
yang bertujuan “to generate theories and
explanations” (Morgan and Kruger, 1993;9)
Suatu anggapan umum yang keliru
(mitos) adalah bahwa FGD adalah mudah, murah, dan cepat. Kenyataannya FGD tidak
mudah, membutuhkan perencanaan, upaya, dan sumberdaya, seperti halnya metode
riset lain. Merancang FGD, seperti dikatakan Knodel (1993;35), “requires a
carefulthought and reflection”. Mitos lainnya adalah bahwa FGD membutuhkan
moderator yang sangat profesional.Kenyataannya, sangat mungkin dan
menguntungkan untuk memperoleh tenaga yang biasa-biasa saja (bukan profesional)
yang dapat berperan sebagai moderator yang balk.Adakalanya seseorang dengan
kepekaan yang memadai lebih efektif sebagai moderator dari pada orang yang
semata-mata profesionalcredintials. Anggapan umum bahwa “FGD tidak
sesuai untuk mengumpulkan data yang bersifat sensitif” dan bahwa FGD harus
difersifikasi oleh metode lain” sebenarnya juga merupakan mitos
belaka.Penjelasan lebih lanjut mengenai mitos-mitos FGD dapat diperiksa dalam
Morgan dan Kruger (1993:4-10) dan Irwanto (1998:3-5).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Focus Group Discussion ?
2.
Bagaimana tujuan dilakukannya Focus Group Discussion ?
3. Apa saja karakteristik Focus Group Discussion ?
4. Apa kegunaan Focus Group Discussion ?
5. Bagaimana persiapan Focus Group Discussion ?
6.
Bagaimana pelaksanaan Focus Group Discussion ?
7. Bagaimana penutupan Focus Group Discussion ?
8. Bagaimana keuntungan dan kekurangan
diadakannya Focus Group Discussion ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian Focus Group Discussion.
2.
Mengetahui tujuan dilakukannya Focus Group Discussion.
3. Mengetahui karakteristik Focus Group Discussion.
4. Mengetahui kegunaan Focus Group Discussion.
5. Mengetahui persiapan Focus Group Discussion.
6.
Mengetahui pelaksanaan Focus Group Discussion.
7. Mengetahui penutupan Focus Group Discussion.
8. Mengetahui keuntungan dan kekurangan
diadakannya Focus Group Discussion.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut asal usul katanya FGD
merupakan akronim dalam bahasa Inggris yang kepanjangannya adalah Focus Group Discussion. Jika
diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia berarti: Diskusi Kelompok Terarah. FGD biasa
juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara
melakukan wawancara kelompok. Guna memperoleh pengertian yang lebih saksama,
kiranya FGD dapat didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam
mengumpulkan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu
fokus masalah atautopik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau
moderator.
FGD
adalah suatu metode riset yang didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan
informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok (Uzair Suhaimi, 1999)”
FGD
adalah diskusi terfokus suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu,
dalam suasana informal, jumlah peserta bervariasi ±12 orang, dilaksanakan
dengan dipandu oleh seorang moderator (Wahyu T. Setyobudi, 2010)”
Berdasarkan definisi tersebut, maka
dapat dimaknai bahwa dalam pemahaman definisi/pengertian FGD terkandung 3(tiga)
kata kunci yaitu, pertama: proses pengumpulan informasi, kedua: topik diskusi
terfokus, dan ketiga: pesertanya terbatas ±10-15 orang.
Dengan demikian atau dengan
perkataan lain bahwa pengertian FGD adalah suatu metode proses pengumpulan
informasi melalui diskusi kelompok yang jumlahnya terbatas dengan topik yang
spesifik dan terfokus.
B.
Tujuan FGD
Tujuan FGD adalah untuk
mengeksplorasi masalahyang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas.Teknik
ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari
peneliti terhadap masalah yang diteliti.FGD digunakan untukmenarik kesimpulan
terhadap makna-makna inter subjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh
penelitik arena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti (Kresno S. dkk.,
1999).
C. Karakteristik
FGD
a.
FGD diikuti oleh para
peserta yang Idealnya terdiri dari 7-11 orang. Kelompok tersebut harus cukup
kecil agar memungkinkan setiap individu mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya,
sekaligus agar cukup memperoleh pandangan dari anggotakelompok yang bervariasi.
Dalamjumlah relatif terbatas ini diharapkan juga penggalian masalah melalui
diskusi atau pembahasan kelompok dapat dilakukan secara relatif lebih memadai.
Kenapa jumlahnya lebih baik berbilangan ganjil, agar manakala FGD harus
mengambil keputusan yang akhirnya perlu voting sekalipun, maka dengan
jumlah itu bisa lebih membantu kelompok untuk melakukannya. Namun harus
dipahami, soal jumlah ini bukanlah pembatasan yang mengikatatau mutlak
sifatnya.
b.
Peserta FGD terdiri
dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau relative homogen yang
ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan studi atau proyek. Kesamaan
ciri-ciri ini seperti:
persamaan gender, tingkat
pendidikan, pekerjaan atau persamaan status lainnya. Contohnya dalam melakukan
monitoring dan evaluasi program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK),
maka FGD dapat dilakukan pada beberapa kelompok, antara lain:
1. Kelompok
petugas Puskesmas;
2. Kelompok
keluarga pemegang kartu sehat dan
3. Kelompok
keluarga miskin tidak memiliki kartu sehat. Akan lebih baik jika di antara
peserta FGD itu berciri-ciri sama tetapi sebelumnya tidak saling mengenal. Jika
syarat peserta sebelumnya tidak saling mengenal ini sulit ditemukan, maka
fasilitator perlu mengatasi kemungkinan diskusi dan penyampaian pendapat
peserta dipengaruhi oleh pengalaman interaksi mereka sebelumnya.
c. FGD
merupakan sebuah proses pengumpulan data dan karenanya mengutamakan proses. FGD
tidak dilakukan untuk tujuan menghasilkan pemecahan masalah secara langsung
ataupun untuk mencapai konsesus. FGD bertujuan untuk menggali dan memperoleh
beragam informasi tentang masalah atau topik tertentu yang sangat mungkin
dipandang secara berbeda-beda dengan penjelasan yang berbeda pula. Kecuali
apabila masalah atau topik yang didiskusikan tentang pemecahan masalah, maka
FGD tentu berguna untuk mengidentifikasi berbagai strategi dan pilihan-pilihan
pemecahan masalah FGD adalah metode dan teknik pengumpulan data kualitatif.
Oleh sebab itu di dalam metode FGD biasanya digunakan pertanyaan terbuka (open
ended) yang memungkinkan peserta memberi jawaban dengan penjelasanpenjelasan.
Fasilitator berfungsi selaku moderator yang bertugas sebagai pemandu,
pendengar, pengamat dan menganalisa data secara induktif.
d. FGD
adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau topik yang jelas untuk
didiskusikan dan dibahas bersama. Topik diskusi ditentukan terlebih
dahulu.Pertanyaan dikembangkan sesuai topik dan disusun secara berurutan atau
teratur alurnya agar mudah dimengerti peserta.Fasilitator mengarahkan diskusi
dengan menggunakan panduan pertanyaan tersebut.
e. Lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) ini
berkisar antara 60 sampai dengan 90 menit. Jika waktu terlalu pendek
dikhawatirkan diskusi dan pembahasan masih terlalu dangkal sehingga data yang
diperoleh sangat terbatas.Sedangkan jika waktu terlalu lama, dikhawatirkan
peserta lelah, bosan atau sangat menyita waktu sehingga berpengaruh terhadap
konsentrasi dan perhatian peserta.
f. Dalam
suatu studi yang menggunakan FGD, lazimnya FGD dilakukan beberapa kali.
Jumlahnya tergantung tujuan dan kebutuhan proyek serta pertimbangan teknis
seperti ketersediaan dana dan apakah masih ada informasi baru yang perlu
dicari. Kegiatan FGD yang pertama kali dilakukan biasa memakan waktu lebih
panjang dibandingkan FGD selanjutnya karena pada FGD pertama sebagian besar
informasinya baru.
g. FGD
sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat atau ruang netral disesuaikan dengan
pertimbangan utama bahwa peserta dapat secara bebas dan tidak merasa takut
untuk mengeluarkan pendapatnya. Misalnya, dalam melakukan studi monitoring dan
evaluasi program pelayanan kesehatan, puskesmas mungkin cocok dijadikan lokasi
FGD dengan kelompok petugas kesehatan, tetapi kurang cocok dijadikan tempat FGD
dengan kelompok masyarakat untuk membahas persepsi dan sikap tentang pelayanan
kesehatan. Di pedesaan biasanya tempat yang netral untuk melakukan FGD seperti:
sekolah, gedung pertemuan desa dan tempat posyandu. Sedangkan rumah-rumah
ibadah sering kurang cocok dijadikan tempat FGD karena dapat mempengaruhi
keleluasaan dan kebebasan peserta dalam menyampaikan pandangan atau
pendapatnya.
D. Kegunaan
FGD
1.
Untuk merancang
kuesioner survey. Hasil FGD sangat mungkin bermanfaat dalam pembuatan kuesioner
survey.Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu ditambahkan
ataudirubah yang tidak terpikirkan sebelumnya.
2.
Untuk menggali
informasi yang mendalam mengenai pengetahuan, sikap dan persepsi. Dari suatu
studi yang menggunakan FGD biasanya akan dapat menghasilkan istilah-istilah
baru yang bersumber dari pengetahuan dan penafsiran masyarakat lokal.
3.
Untuk mengembangkan
hipotesa penelitian.
4.
Untuk mengumpulkan data
kualitatif dalam studi proses-proses penjajagan,perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi pembangunan. Seiring perubahan paradigma baru
pembangunan yang makin banyak menggunakan pendekatan partisipatif (Participatory
Approach), FGD semakin luas pula digunakan dalam setiap pengkajian
kualitatif selama proses-proses pembangunan untuk tujuan pemberdayaan
masyarakat.
E. Persiapan
FGD
1.
Persiapan dalam Tim
a)
Proyek atau tim
fasilitator menyediakan panduan pertanyaan FGD sesuai dengan masalah atau topik
yang akan didiskusikan. Panduan pertanyaan wajib disiapkan dengan baik,
didukung pemahaman konsep dan teori yang melatarinya. FGD tanpa persiapan
disain pertanyaan hanya menghasilkan FGD asalan atau abal-abal, dan karenanya buang
waktu dan biaya saja. FGD yang benar dan baik adalah yang memiliki panduan
pertanyaan terdiri atas serangkaian sistematis dari pertanyaanpertanyaan terbuka
yang akan digunakan fasilitator sebagai acuan memandu FGD.
b)
Tim Fasilitator FGD
biasanya berjumlah 2-3 orang, terdiri dari: pemandu diskusi (fasilitator-moderator),
pencatat (notulen) dan pengamat (observer). Sekurang-kurangnya tim fasilitator
terdiri dari 2 orang, yakni: pemandu diskusi dan pencatat proses dan hasil
diskusi.
c)
Pemandu diskusi
(fasilitator-moderator) perlu membekali dirinya untuk memahami dan mampu
menjalankan peran, sebagai berikut:
d)
Menjelaskan topik
diskusi. Tugas ini dijalankan oleh pemandu diskusi (fasilitator-moderator). Ia
tidak perlu ahli tentang masalah atau topik yang didiskusikan, yang terpenting
adalah harus menguasai pertanyaan-pertanyaannya. Seorang pemandu diskusi juga
harus mampu melakukan pendekatan dan mampu memotivasi peserta FGD agar peserta
terdorong dan dapat spontan mengeluarkan pendapat. Apabila fasilitor memiliki
rasa humor dan mampu memanfaatkannya untuk tujuan tugas memandu diskusi, maka
proses dan hasil FGD biasanya akan menjadi lebih baik.
e)
Mengarahkan kelompok,
bukan diarahkan oleh kelompok. Pemandu diskusi bertugas mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan harus netral terhadap jawaban peserta. Jangan memberi penilaian jawaban benar
atau salah maupun memberikan persetujuan atau tidak setuju. Hindari penyampaian
pendapat pribadi karena dapat mempengaruhi pendapat peserta nantinya. Pemandu
juga harus mampu mengendalikan ketertiban peserta dalam menyampaikan pendapat
dengan cara memfasilitasi kesempatan bagi setiap peserta secara adil (tidak
pilih-pilih).
f)
Pemandu diskusi
hendaknya mampu mengendalikan dirinya sendiri. Kendalikan nada suara dan pilihan
kata-kata dalam mengajukan pertanyaan. Pemandu diskusi juga harus menanamkan
sikap sabar. Di lain pihak hindarilah pembicaraan yang bertele-tele agar waktu
tidak lebih banyak digunakan oleh pemandu dikusi sendiri. Ingatlah waktu yang
relatif terbatas harus dimanfaatkan secara efisien dan optimal.
g)
Amati peserta dan
tanggap terhadap reaksi mereka. Pemandu harus selalu menunjukkan semangat, konsentarsi
dan perhatian yang tinggi untuk mendorong semua peserta berpartisipasi dalam
diskusi. Amati komunikasi non-verbal antar peserta dan tanggaplah terhadap hal
itu. Jangan biarkan ada orang yang memonopoli dikusi atau ada pula yang selalu
diam.
h)
Ciptakan suasana
informal dan santai tetapi serius. Biasakan menatap mata peserta dengan penuh
perhatian secara merata untuk menciptakan hubungan dialogis yang baik dan
terjaga.
i)
Fleksibel dan terbuka
terhadap saran, perubahan-perubahan dan lain-lain.
j)
Jika peserta meminta
komentar pemandu diskusi, tidak perlu menghindar. Tanggapilah secara singkat
dengan menggunakan jawaban mungkin dan upayakan segera mengembalikan pertanyaan
atau melanjutkan pertanyaan kepada peserta. Untuk ini pemandu harus mampu
melakukan elaborasi, mengembangkan pertanyaan.
k)
Mempersiapkan peranan
Pencatat (Notulen). Pencatat (Notulen) bertugas mencatat hasil dan proses diskusi.
Jika di dalam tim ia hanya berdua saja dengan pemandu diskusi, maka pencatat
sekaligus berperan sebagai pengamat (observer). Sebaiknya pencatat
jugadilengkapi dengan alat tape recorder. Sedangkan
foto camera biasanya diperlukan untuk kepentingan dokumentasi. Catatan yang
akan dibuat, meliputi :
1)
Waktu
pertemuan FGD, terdiri dari Tanggal Pertemuan dan Jam pertemuan (jam mulai dan jam
selesai)
2)
Nama
masyarakat atau nama kampung/dusun/desa. Catat juga secara singkat informasi tentang
masyarakat atau wilayah yang mungkin mempengaruhi aktivitas peserta. Misalnya:
jarak daridesa ke pusat-pusat pelayanan administrasi-birokrasi yang lebih
tinggi (jarak ke ibukota kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi) dan
sebagainya.
3)
Tempat lokasi pertemuan (nama gedung, ruang, atau tempat
lainnya). Catat juga secara ringkat informasi tentang lokasi itu yang mungkin dapat
mempengaruhi partipasi peserta dalam kegiatan FGD. Misalnya, apakah ruang cukup
luas, menyenangkan, dan sebagainya.
4)
Jumlah peserta
dan beberapa uraian meliputi : nama peserta, umur, jenis kelamin pendidikan dan
sebagainya. Sebaiknya ini dibuat dalam bentuk daftar hadir dilengkapi dengan
tanda tangan peserta yang ditandanangani peserta pada saat FGD berlangsung.
5)
Deskripsi
umum mengenai dinamika kelompok, misalnya : derajat partisipasi peserta, apakah
ada peserta yang mendominasi, peserta yang terkesan bosan, peserta yang selalu
diam, dan lain-lain.
6)
Pencatat
menuliskan setiap kata-kata yang diucapkan dalam bahasa lokal yang berkenaan
dengan masalah atau topik diskusi.
7)
Pencatat
juga dapat menjalankan tugas sebagai pengamat, mengingatkan pemandu dikusi
kalau ada pertanyaan yang terlupakan, jawaban yang masih perlu diperdalam, atau
mengusulkan pertanyaan baru.
8)
Pencatat
dapat meminta peserta mengulangi jawaban atau komentarnya agar benarbenar dapat
dicatat secara lebih jelas dan lengkap. Berkenaan dengan ini pencatat harus
menghindari interpretasi atau penafsiran pribadi dalam membuat catatan dari
hasil dikusi.
9)
Pencatat
bertugas merekam diskusi dengan menggunakan alat tape recorder serta memeriksa
casset dan batrai jika perlu diganti. Hal ini amat penting untuk menjamin seluruh
diskusi terekam dengan baik. Penggunaan foto camera dilakukan sekedar untuk dokumentasi
kegiatan, misalnya pada waktu senggang di awal, pertengahan, atau akhir acara.
2.
Persiapan Kelompok: Mempersiapkan Undangan
Persiapan kelompok
dilakukan dengan cara mengundang peserta untuk berpartisipasi
dalam FGD yang akan dilakukan. Berkenaan dengan ini hendaknya diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a.
Siapkan
undangan tertulis tetapi lakukan juga kunjungan tatap muka langsung untuk
mengundang peserta.
b.
Jelaskan
maksud dan tujuan kegiatan serta lembaga yang mengadakan kegiatan studi.
c.
Jelaskan
rencana FGD dan mintalah peserta untuk berpartisipasi dalam FGD. Sebutkan juga
mereka yang sudah bersedia ikut serta untuk mendorong peserta lain juga ikut
dalam FGD.
d.
Beritahukan
tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan sesuai dengan yang tertera pada
undangan tertulis.
e.
Apabila
seseorang tidak bersedia memenuhi undangan, maka coba tekankan kembali arti
pentingnya keikut sertaannya dalam FGD. Jika tetap menolak juga, sampaikanlah
maaf dan terima kasih. Hubungan baik dan silaturrahim tetap harus dijaga dan tidak
boleh terganggu hanya karena orang yang diundang tidak berkenan memenuhi
undangan.
f.
Jika orang
yang diundang menyatakan kesediaannya berpartisipasi, maka ulanglah sekali lagi
tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan FGD untuk mengingatkan kembali.
F.
Pelaksanaan FGD
1.
Persiapan sebelum Kegiatan (Acara Pertemuan) FGD
a. Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum peserta
(undangan) tiba. Tim fasilitator sebaiknya memulai komunikasi secara informal dengan
peserta yang berguna untuk menjalin kepercayaan dan pendekatan masyarakat.
b. Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa dengan
tujuan agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal dalam FGD. Sebaiknya
peserta duduk melingkar bersama-sama dengan fasilitator pemandu dikusi.Pencatat
biasanya duduk di luar lingkaran tersebut tetapi masih di sekitar lingkaran
itu. Fasilitator harus mengusahaakan tidak ada interupsi dari luar dan menjamin
bahwa semua peserta yang berpartisipasi duduk selingkar.
2.
Pembukaan FGD (Pemanasan dan Penjelasan)
a.
Pemandu diskusi
hendaknya memulai dengan melakukan pemanasan dan penjelasan tentang beberapa
hal, seperti: sambutan, tujuan pertemuan, prosedur pertemuan dan perkenalan.
b.
Dalam
menyampaikan sambutan pembuka ucapkanlah terima kasih atas kehadiran informan
(peserta). Tekankan arti penting kehadiran mereka sambil menjelaskan pengertian
umum FGD. Jelaskanlah maksud dan tujuan diadakannya pertemuan FGD yang sedang
dilakukan.
c.
Perkenalkan
diri (nama-nama fasilitator) dan peranannya masingmasing. Kemudian mintalah
pula peserta memperkenalkan diri. Pemandu harus cepat mengingat nama peserta
yang berguna pada saat memimpin diksusi.
d.
Jelaskan
prosedur pertemuan, seperti: menjelaskan penggunaan alat perekam, kerahasiaan
dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini saja, peserta tidak perlu menunggu
untuk dimintai pendapat, silahkan berbicara satu per satu sehingga bisa direkam
dan tata tertib lainnya untuk kelancaran pertemuan.
e.
Jelaskan
bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan memberikan ceramah kepada peserta
dan tekankan bahwa fasilitator ingin belajar dari peserta. Tekankan juga bahwa
pendapat dari semua peserta sangat penting sehingga diharapkan semua peserta
dapat mengeluarkan pendapatnya. Sampaikan bahwa oleh karena itu fasilitator
akan mengemukakan sejumlah pertanyaan yang sudah dipersiapakan sebelumnya.
f.
Mulailah
pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum yang tidak berkaitan
denganmasalah atau topik diskusi. Setelah itu proses itu dilalui, barulah mulai
memandu pernyataan dengan menggunakan acuan panduan yang sudah disediakan.
Jangan lupa! Pemandu dikusi harus menguasai pertanyaan-pertanyaan dan mengemukakan
secara sistematis tanpa selalu harus membacakan secara kaku panduan pertanyaan.
G.
Penutupan FGD
1.
Untuk
menutup pertemuan FGD, menjelang acara berakhir jelaskanlah kepada peserta
bahwa acara diskusi kita tentang masalah dan atau topik tadi segera akan selesai.
Jika pemandu sudah memiliki beberapa kesimpulan umum yang dinilai cukup kuat, sampaikanlah
secara singkat point-point pentingnya. Untuk itu tanyakan kembali kepada
masing-masing peserta apakah masih ada lagi pendapat atau komentar yang ingin disampaikan
atau ditambahkan. Komentar yang sesuai dapat digali lebih mendalam.
2.
Menjelang
pertemuan benar-benar ditutup, sampaikanlah terima kasih kepada peserta atas
partisipasi mereka dan nyatakan sekali lagi bahwa pendapat-pendapat mereka semua
sangat berguna. Sesudah FGD selesai, tim fasilitator harus segera berkumpul
untuk melengkapi catatan lapangan hasil dan proses FGD.
H.
Keuntungan Dan Kelemahan Diskusi Kelompok Terarah
1. Keuntungan
a. Biaya relatif murah.
b. Waktu yang digunakan cukup singkat.
c. Moderator relatif dapat dilakukan oleh siapa
saja dengan melakukan pelatihan pendek dan mengujicobakan menjalankan diskusi.
d. Dapat digunakan untuk menggali kebiasaan,
keyakinan dan penilaian dari sebuah kelompok.
e. Perhatian yang penting dan mungkin tidak
muncul dalam kehidupan sehari-hari, melalui diskusi kelompok ini dapat
dimunculkan.
2. Kelemahan
a. Peserta seringkali tidak mewakili seluruh
kelompok sasaran.
b. Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk
dikendalikan.
c. Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi
oleh pandangan atau pendekatan dari moderator.
d. Tidak mempunyai data statistik.
Meskipun Diskusi
Kelompok Terarah mempunyai beberapa kelemahan, tapi anda dapat mengeliminer
kelemahan tersebut dengan melakukan 2 hal. Pertama, proses diskusi kelompok
terarah ini sangat tergantung pada moderator untuk memandu proses diskusi dan
menganalisa hasilnya. Kelemahan-kelemahan pada Focus Group Discussion dapat
anda atasi jika sebelumnya sang moderator secara hati-hati menyusun pertanyaan
panduan diskusi, melakukan ujicoba pertanyaan dan secara seksama mencatat atau
merekam pernyataan serta reaksi yang muncul selama proses diskusi. Kedua,
seleksi dan mengumpulkan peserta memang bisa jadi dapat menyulitkan anda.
Solusinya, anda harus mempersiapkan dan menyebarkan undangan secara hati – hati
agar diskusi hanya diikuti oleh orang – orang yang benar-benar dapat berdiskusi
bersama – sama. Hal itu juga untuk menghindari datangnya orang – orang yang
tidak diharapkan hadir datang dan membuat suasana diskusi terganggu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
FGD adalah diskusi terarah dengan
adanya fokus masalah atau topik yang jelas untuk didiskusikan dan dibahas
bersama. Topik diskusi ditentukan terlebih dahulu. Pertanyaan dikembangkan
sesuai topik dan disusun secara berurutan atau teratur alurnya agar mudah
dimengerti peserta. Fasilitator mengarahkan diskusi dengan menggunakan panduan
pertanyaan tersebut. FGD diikuti oleh para peserta yang idealnya terdiri dari
7-11 orang yang terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau
relative homogen dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan diskusi
kelompok terarah (FGD) ini berkisar antara 60 sampai dengan 90 menit. FGD
sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat disesuaikan bahwa peserta dapat secara
bebas dan tidak merasa takut untuk mengeluarkan pendapatnya.
B.
Saran
Diharapkan agar menggunakan metode diskusi yang efektif dan efesien, dalam penggunaan waktu dan tenaga seperti
diskusi kelompok terarah ini.
DAFTAR PUSTAKA
D.L.
Morgan and R.A. Kruger. 1993. When to Use
Focus Group and Why, in ed. D.L. Morgan Successful Focus Groups, pp.
Irwanto.
1998. Focus Group Discussion, Pusat
Kajian Pembangunan Masyarakat
Lyon,
Evelyn F and Trost, John F. 1981. Conducting
Focus Group Sessions dalam Studies
in Family Planning. December 1981. (443-449).
Modul
I. Materi 3.A. Metodologi Need
Assessment: Fokus Group Diskusi. Pelatihan dan Lokakarya Need Assessment untuk Staf PKBI se Indonesia,
Jakarta: 23-28 November 1992.
Paramita
A, Widjiartini, Paiman Soeparmanto. 2006. Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Puskesmas yang di Wilayah Kerjanya Terdapat
Lokasi Prostitusi (Studi di Kota Malang dan Kabupaten Tulungagung). Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, IX(3): 156–163. Surabaya.
Saifudin Asrori.
2007. Pedoman Pertanyaan untuk Focus
Group Discaussion. FISIP-UI, Jakarta
Scherear,
S. Bruce. The Value of Focus Group
Research for Social Action Programs. dalam Studies in Family Planning. December 1981.
Templeton,
Jane F. 1987. Focus Grup, a Guide
for Marketing and Advertising Professionals. Probus Publishing
Company: Chicago Illinois.
Uzair
Suahaimi. 1999. Focus Group Discussion:
Panduan Studi Kualitatif.
Kerjasama
BPS-ADB,
Jakarta
Wahyu
T. Setyobudi. 2010. Teknik Moderasi Focus
Group Discussion.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar