Rabu, 19 Oktober 2016

Focal Grup Discussion



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Teknik Focus Group Discussion (FGD) seringkali digunakan para pembuat keputusan atau peneliti  dalam penelitian kualitatif untuk menggali data mengenai persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap suatu produk, pelayanan, konsep atau ide, karena relatif lebih mudah dan cepat selesai dibandingkan dengan teknik pengumpulan data kualitatif yang lain. Namun dalam pelaksanaannya, banyak kegiatan FGD yang belum dilaksanakan sesuai dengan kaidah sehingga hasilnya tidak dapat maksimal.Tulisan ini dimaksudkan dapat menyegarkan kembali ingatan peneliti mengenai beberapa kaidah dalam FGD yang perlu diperhatikan agar hasil FGD dapat maksimal sesuai tujuan penelitian. Metode: berdasarkan studi penelusuran pustaka. Hasil: Kelemahan dari teknik ini adalah tidak dapat digunakan untuk tujuan kuantitatif, misalnya tes hipotesis, tidak dapat digunakan pada pembahasan sebuah topik yang sangat sensitive, peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung, serta hasil dan kesimpulan diskusi terkadang dipengaruhi oleh pandangan dan pendekatan dari moderator.
FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (1988:1) didefinisikan  sebagai “suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok” (Irwanto, 1988:1). Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD termasuk metode kualitatif.Seperti metode kualitatif lainnya (direct observation, indepth interview, dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why, bukan jenis-jenis pertanyaan what-and-how-many yang khas untuk metode kuantitatif (survei, dsb). FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantitatif untuk suatu studi

yang bertujuan “to generate theories and explanations” (Morgan and Kruger, 1993;9)
Suatu anggapan umum yang keliru (mitos) adalah bahwa FGD adalah mudah, murah, dan cepat. Kenyataannya FGD tidak mudah, membutuhkan perencanaan, upaya, dan sumberdaya, seperti halnya metode riset lain. Merancang FGD, seperti dikatakan Knodel (1993;35), “requires a carefulthought and reflection”. Mitos lainnya adalah bahwa FGD membutuhkan moderator yang sangat profesional.Kenyataannya, sangat mungkin dan menguntungkan untuk memperoleh tenaga yang biasa-biasa saja (bukan profesional) yang dapat berperan sebagai moderator yang balk.Adakalanya seseorang dengan kepekaan yang memadai lebih efektif sebagai moderator dari pada orang yang semata-mata profesionalcredintials. Anggapan umum bahwa “FGD tidak sesuai untuk mengumpulkan data yang bersifat sensitif” dan bahwa FGD harus difersifikasi oleh metode lain” sebenarnya juga merupakan mitos belaka.Penjelasan lebih lanjut mengenai mitos-mitos FGD dapat diperiksa dalam Morgan dan Kruger (1993:4-10) dan Irwanto (1998:3-5).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud Focus Group Discussion ?
2.      Bagaimana tujuan dilakukannya Focus Group Discussion ?
3.      Apa saja karakteristik Focus Group Discussion ?
4.      Apa kegunaan Focus Group Discussion ?
5.      Bagaimana persiapan Focus Group Discussion ?
6.       Bagaimana pelaksanaan Focus Group Discussion ?
7.      Bagaimana penutupan Focus Group Discussion ?
8.      Bagaimana keuntungan dan kekurangan diadakannya Focus Group Discussion ?



C.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian Focus Group Discussion.
2.      Mengetahui tujuan dilakukannya Focus Group Discussion.
3.      Mengetahui karakteristik Focus Group Discussion.
4.      Mengetahui kegunaan Focus Group Discussion.
5.      Mengetahui persiapan Focus Group Discussion.
6.       Mengetahui pelaksanaan Focus Group Discussion.
7.      Mengetahui penutupan Focus Group Discussion.
8.      Mengetahui keuntungan dan kekurangan diadakannya Focus Group Discussion.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian
Menurut asal usul katanya FGD merupakan akronim dalam bahasa Inggris yang kepanjangannya adalah Focus Group Discussion. Jika diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia berarti: Diskusi Kelompok Terarah. FGD biasa juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara melakukan wawancara kelompok. Guna memperoleh pengertian yang lebih saksama, kiranya FGD dapat didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu fokus masalah atautopik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau moderator.
FGD adalah suatu metode riset yang didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Uzair Suhaimi, 1999)”
FGD adalah diskusi terfokus suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal, jumlah peserta bervariasi ±12 orang, dilaksanakan dengan dipandu oleh seorang moderator (Wahyu T. Setyobudi, 2010)”
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dimaknai bahwa dalam pemahaman definisi/pengertian FGD terkandung 3(tiga) kata kunci yaitu, pertama: proses pengumpulan informasi, kedua: topik diskusi terfokus, dan ketiga: pesertanya terbatas ±10-15 orang.
Dengan demikian atau dengan perkataan lain bahwa pengertian FGD adalah suatu metode proses pengumpulan informasi melalui diskusi kelompok yang jumlahnya terbatas dengan topik yang spesifik dan terfokus.




B.       Tujuan FGD
Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalahyang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas.Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti.FGD digunakan untukmenarik kesimpulan terhadap makna-makna inter subjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh penelitik arena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti (Kresno S. dkk., 1999).

C.      Karakteristik FGD
a.     FGD diikuti oleh para peserta yang Idealnya terdiri dari 7-11 orang. Kelompok tersebut harus cukup kecil agar memungkinkan setiap individu mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya, sekaligus agar cukup memperoleh pandangan dari anggotakelompok yang bervariasi. Dalamjumlah relatif terbatas ini diharapkan juga penggalian masalah melalui diskusi atau pembahasan kelompok dapat dilakukan secara relatif lebih memadai. Kenapa jumlahnya lebih baik berbilangan ganjil, agar manakala FGD harus mengambil keputusan yang akhirnya perlu voting sekalipun, maka dengan jumlah itu bisa lebih membantu kelompok untuk melakukannya. Namun harus dipahami, soal jumlah ini bukanlah pembatasan yang mengikatatau mutlak sifatnya.
b.      Peserta FGD terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau relative homogen yang ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan studi atau proyek. Kesamaan ciri-ciri ini seperti:
persamaan gender, tingkat pendidikan, pekerjaan atau persamaan status lainnya. Contohnya dalam melakukan monitoring dan evaluasi program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK), maka FGD dapat dilakukan pada beberapa kelompok, antara lain:
1.    Kelompok petugas Puskesmas;
2.    Kelompok keluarga pemegang kartu sehat dan
3.    Kelompok keluarga miskin tidak memiliki kartu sehat. Akan lebih baik jika di antara peserta FGD itu berciri-ciri sama tetapi sebelumnya tidak saling mengenal. Jika syarat peserta sebelumnya tidak saling mengenal ini sulit ditemukan, maka fasilitator perlu mengatasi kemungkinan diskusi dan penyampaian pendapat peserta dipengaruhi oleh pengalaman interaksi mereka sebelumnya.
c.       FGD merupakan sebuah proses pengumpulan data dan karenanya mengutamakan proses. FGD tidak dilakukan untuk tujuan menghasilkan pemecahan masalah secara langsung ataupun untuk mencapai konsesus. FGD bertujuan untuk menggali dan memperoleh beragam informasi tentang masalah atau topik tertentu yang sangat mungkin dipandang secara berbeda-beda dengan penjelasan yang berbeda pula. Kecuali apabila masalah atau topik yang didiskusikan tentang pemecahan masalah, maka FGD tentu berguna untuk mengidentifikasi berbagai strategi dan pilihan-pilihan pemecahan masalah FGD adalah metode dan teknik pengumpulan data kualitatif. Oleh sebab itu di dalam metode FGD biasanya digunakan pertanyaan terbuka (open ended) yang memungkinkan peserta memberi jawaban dengan penjelasanpenjelasan. Fasilitator berfungsi selaku moderator yang bertugas sebagai pemandu, pendengar, pengamat dan menganalisa data secara induktif.
d.      FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau topik yang jelas untuk didiskusikan dan dibahas bersama. Topik diskusi ditentukan terlebih dahulu.Pertanyaan dikembangkan sesuai topik dan disusun secara berurutan atau teratur alurnya agar mudah dimengerti peserta.Fasilitator mengarahkan diskusi dengan menggunakan panduan pertanyaan tersebut.
e.       Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) ini berkisar antara 60 sampai dengan 90 menit. Jika waktu terlalu pendek dikhawatirkan diskusi dan pembahasan masih terlalu dangkal sehingga data yang diperoleh sangat terbatas.Sedangkan jika waktu terlalu lama, dikhawatirkan peserta lelah, bosan atau sangat menyita waktu sehingga berpengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian peserta.
f.       Dalam suatu studi yang menggunakan FGD, lazimnya FGD dilakukan beberapa kali. Jumlahnya tergantung tujuan dan kebutuhan proyek serta pertimbangan teknis seperti ketersediaan dana dan apakah masih ada informasi baru yang perlu dicari. Kegiatan FGD yang pertama kali dilakukan biasa memakan waktu lebih panjang dibandingkan FGD selanjutnya karena pada FGD pertama sebagian besar informasinya baru.
g.      FGD sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat atau ruang netral disesuaikan dengan pertimbangan utama bahwa peserta dapat secara bebas dan tidak merasa takut untuk mengeluarkan pendapatnya. Misalnya, dalam melakukan studi monitoring dan evaluasi program pelayanan kesehatan, puskesmas mungkin cocok dijadikan lokasi FGD dengan kelompok petugas kesehatan, tetapi kurang cocok dijadikan tempat FGD dengan kelompok masyarakat untuk membahas persepsi dan sikap tentang pelayanan kesehatan. Di pedesaan biasanya tempat yang netral untuk melakukan FGD seperti: sekolah, gedung pertemuan desa dan tempat posyandu. Sedangkan rumah-rumah ibadah sering kurang cocok dijadikan tempat FGD karena dapat mempengaruhi keleluasaan dan kebebasan peserta dalam menyampaikan pandangan atau pendapatnya.

D.      Kegunaan FGD
1.      Untuk merancang kuesioner survey. Hasil FGD sangat mungkin bermanfaat dalam pembuatan kuesioner survey.Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu ditambahkan ataudirubah yang tidak terpikirkan sebelumnya.
2.      Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengetahuan, sikap dan persepsi. Dari suatu studi yang menggunakan FGD biasanya akan dapat menghasilkan istilah-istilah baru yang bersumber dari pengetahuan dan penafsiran masyarakat lokal.
3.      Untuk mengembangkan hipotesa penelitian.
4.      Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses-proses penjajagan,perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan. Seiring perubahan paradigma baru pembangunan yang makin banyak menggunakan pendekatan partisipatif (Participatory Approach), FGD semakin luas pula digunakan dalam setiap pengkajian kualitatif selama proses-proses pembangunan untuk tujuan pemberdayaan masyarakat.

E.       Persiapan FGD
1.      Persiapan dalam Tim
a)      Proyek atau tim fasilitator menyediakan panduan pertanyaan FGD sesuai dengan masalah atau topik yang akan didiskusikan. Panduan pertanyaan wajib disiapkan dengan baik, didukung pemahaman konsep dan teori yang melatarinya. FGD tanpa persiapan disain pertanyaan hanya menghasilkan FGD asalan atau abal-abal, dan karenanya buang waktu dan biaya saja. FGD yang benar dan baik adalah yang memiliki panduan pertanyaan terdiri atas serangkaian sistematis dari pertanyaanpertanyaan terbuka yang akan digunakan fasilitator sebagai acuan memandu FGD.
b)      Tim Fasilitator FGD biasanya berjumlah 2-3 orang, terdiri dari: pemandu diskusi (fasilitator-moderator), pencatat (notulen) dan pengamat (observer). Sekurang-kurangnya tim fasilitator terdiri dari 2 orang, yakni: pemandu diskusi dan pencatat proses dan hasil diskusi.
c)      Pemandu diskusi (fasilitator-moderator) perlu membekali dirinya untuk memahami dan mampu menjalankan peran, sebagai berikut:
d)     Menjelaskan topik diskusi. Tugas ini dijalankan oleh pemandu diskusi (fasilitator-moderator). Ia tidak perlu ahli tentang masalah atau topik yang didiskusikan, yang terpenting adalah harus menguasai pertanyaan-pertanyaannya. Seorang pemandu diskusi juga harus mampu melakukan pendekatan dan mampu memotivasi peserta FGD agar peserta terdorong dan dapat spontan mengeluarkan pendapat. Apabila fasilitor memiliki rasa humor dan mampu memanfaatkannya untuk tujuan tugas memandu diskusi, maka proses dan hasil FGD biasanya akan menjadi lebih baik.
e)      Mengarahkan kelompok, bukan diarahkan oleh kelompok. Pemandu diskusi bertugas mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan harus netral terhadap jawaban peserta. Jangan memberi penilaian jawaban benar atau salah maupun memberikan persetujuan atau tidak setuju. Hindari penyampaian pendapat pribadi karena dapat mempengaruhi pendapat peserta nantinya. Pemandu juga harus mampu mengendalikan ketertiban peserta dalam menyampaikan pendapat dengan cara memfasilitasi kesempatan bagi setiap peserta secara adil (tidak pilih-pilih).
f)       Pemandu diskusi hendaknya mampu mengendalikan dirinya sendiri. Kendalikan nada suara dan pilihan kata-kata dalam mengajukan pertanyaan. Pemandu diskusi juga harus menanamkan sikap sabar. Di lain pihak hindarilah pembicaraan yang bertele-tele agar waktu tidak lebih banyak digunakan oleh pemandu dikusi sendiri. Ingatlah waktu yang relatif terbatas harus dimanfaatkan secara efisien dan optimal.
g)      Amati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka. Pemandu harus selalu menunjukkan semangat, konsentarsi dan perhatian yang tinggi untuk mendorong semua peserta berpartisipasi dalam diskusi. Amati komunikasi non-verbal antar peserta dan tanggaplah terhadap hal itu. Jangan biarkan ada orang yang memonopoli dikusi atau ada pula yang selalu diam.
h)      Ciptakan suasana informal dan santai tetapi serius. Biasakan menatap mata peserta dengan penuh perhatian secara merata untuk menciptakan hubungan dialogis yang baik dan terjaga.
i)        Fleksibel dan terbuka terhadap saran, perubahan-perubahan dan lain-lain.
j)        Jika peserta meminta komentar pemandu diskusi, tidak perlu menghindar. Tanggapilah secara singkat dengan menggunakan jawaban mungkin dan upayakan segera mengembalikan pertanyaan atau melanjutkan pertanyaan kepada peserta. Untuk ini pemandu harus mampu melakukan elaborasi, mengembangkan pertanyaan.
k)      Mempersiapkan peranan Pencatat (Notulen). Pencatat (Notulen) bertugas mencatat hasil dan proses diskusi. Jika di dalam tim ia hanya berdua saja dengan pemandu diskusi, maka pencatat sekaligus berperan sebagai pengamat (observer). Sebaiknya pencatat jugadilengkapi dengan alat tape recorder. Sedangkan foto camera biasanya diperlukan untuk kepentingan dokumentasi. Catatan yang akan dibuat, meliputi :
1)   Waktu pertemuan FGD, terdiri dari Tanggal Pertemuan dan Jam pertemuan (jam mulai dan jam selesai)
2)   Nama masyarakat atau nama kampung/dusun/desa. Catat juga secara singkat informasi tentang masyarakat atau wilayah yang mungkin mempengaruhi aktivitas peserta. Misalnya: jarak daridesa ke pusat-pusat pelayanan administrasi-birokrasi yang lebih tinggi (jarak ke ibukota kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi) dan sebagainya.
3)   Tempat lokasi pertemuan (nama gedung, ruang, atau tempat lainnya). Catat juga secara ringkat informasi tentang lokasi itu yang mungkin dapat mempengaruhi partipasi peserta dalam kegiatan FGD. Misalnya, apakah ruang cukup luas, menyenangkan, dan sebagainya.
4)   Jumlah peserta dan beberapa uraian meliputi : nama peserta, umur, jenis kelamin pendidikan dan sebagainya. Sebaiknya ini dibuat dalam bentuk daftar hadir dilengkapi dengan tanda tangan peserta yang ditandanangani peserta pada saat FGD berlangsung.
5)   Deskripsi umum mengenai dinamika kelompok, misalnya : derajat partisipasi peserta, apakah ada peserta yang mendominasi, peserta yang terkesan bosan, peserta yang selalu diam, dan lain-lain.
6)   Pencatat menuliskan setiap kata-kata yang diucapkan dalam bahasa lokal yang berkenaan dengan masalah atau topik diskusi.
7)   Pencatat juga dapat menjalankan tugas sebagai pengamat, mengingatkan pemandu dikusi kalau ada pertanyaan yang terlupakan, jawaban yang masih perlu diperdalam, atau mengusulkan pertanyaan baru.
8)   Pencatat dapat meminta peserta mengulangi jawaban atau komentarnya agar benarbenar dapat dicatat secara lebih jelas dan lengkap. Berkenaan dengan ini pencatat harus menghindari interpretasi atau penafsiran pribadi dalam membuat catatan dari hasil dikusi.
9)   Pencatat bertugas merekam diskusi dengan menggunakan alat tape recorder serta memeriksa casset dan batrai jika perlu diganti. Hal ini amat penting untuk menjamin seluruh diskusi terekam dengan baik. Penggunaan foto camera dilakukan sekedar untuk dokumentasi kegiatan, misalnya pada waktu senggang di awal, pertengahan, atau akhir acara.
2.      Persiapan Kelompok: Mempersiapkan Undangan
Persiapan kelompok dilakukan dengan cara mengundang peserta untuk berpartisipasi dalam FGD yang akan dilakukan. Berkenaan dengan ini hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.       Siapkan undangan tertulis tetapi lakukan juga kunjungan tatap muka langsung untuk mengundang peserta.
b.      Jelaskan maksud dan tujuan kegiatan serta lembaga yang mengadakan kegiatan studi.
c.       Jelaskan rencana FGD dan mintalah peserta untuk berpartisipasi dalam FGD. Sebutkan juga mereka yang sudah bersedia ikut serta untuk mendorong peserta lain juga ikut dalam FGD.
d.      Beritahukan tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan sesuai dengan yang tertera pada undangan tertulis.
e.       Apabila seseorang tidak bersedia memenuhi undangan, maka coba tekankan kembali arti pentingnya keikut sertaannya dalam FGD. Jika tetap menolak juga, sampaikanlah maaf dan terima kasih. Hubungan baik dan silaturrahim tetap harus dijaga dan tidak boleh terganggu hanya karena orang yang diundang tidak berkenan memenuhi undangan.
f.       Jika orang yang diundang menyatakan kesediaannya berpartisipasi, maka ulanglah sekali lagi tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan FGD untuk mengingatkan kembali.

F.       Pelaksanaan FGD
1.    Persiapan sebelum Kegiatan (Acara Pertemuan) FGD
a.     Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum peserta (undangan) tiba. Tim fasilitator sebaiknya memulai komunikasi secara informal dengan peserta yang berguna untuk menjalin kepercayaan dan pendekatan masyarakat.
b.     Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa dengan tujuan agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal dalam FGD. Sebaiknya peserta duduk melingkar bersama-sama dengan fasilitator pemandu dikusi.Pencatat biasanya duduk di luar lingkaran tersebut tetapi masih di sekitar lingkaran itu. Fasilitator harus mengusahaakan tidak ada interupsi dari luar dan menjamin bahwa semua peserta yang berpartisipasi duduk selingkar.
2.    Pembukaan FGD (Pemanasan dan Penjelasan)
a.       Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan pemanasan dan penjelasan tentang beberapa hal, seperti: sambutan, tujuan pertemuan, prosedur pertemuan dan perkenalan.
b.      Dalam menyampaikan sambutan pembuka ucapkanlah terima kasih atas kehadiran informan (peserta). Tekankan arti penting kehadiran mereka sambil menjelaskan pengertian umum FGD. Jelaskanlah maksud dan tujuan diadakannya pertemuan FGD yang sedang dilakukan.
c.       Perkenalkan diri (nama-nama fasilitator) dan peranannya masingmasing. Kemudian mintalah pula peserta memperkenalkan diri. Pemandu harus cepat mengingat nama peserta yang berguna pada saat memimpin diksusi.
d.      Jelaskan prosedur pertemuan, seperti: menjelaskan penggunaan alat perekam, kerahasiaan dijaga dan hanya untuk kepentingan studi ini saja, peserta tidak perlu menunggu untuk dimintai pendapat, silahkan berbicara satu per satu sehingga bisa direkam dan tata tertib lainnya untuk kelancaran pertemuan.
e.       Jelaskan bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan memberikan ceramah kepada peserta dan tekankan bahwa fasilitator ingin belajar dari peserta. Tekankan juga bahwa pendapat dari semua peserta sangat penting sehingga diharapkan semua peserta dapat mengeluarkan pendapatnya. Sampaikan bahwa oleh karena itu fasilitator akan mengemukakan sejumlah pertanyaan yang sudah dipersiapakan sebelumnya.
f.       Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum yang tidak berkaitan denganmasalah atau topik diskusi. Setelah itu proses itu dilalui, barulah mulai memandu pernyataan dengan menggunakan acuan panduan yang sudah disediakan. Jangan lupa! Pemandu dikusi harus menguasai pertanyaan-pertanyaan dan mengemukakan secara sistematis tanpa selalu harus membacakan secara kaku panduan pertanyaan.

G.      Penutupan FGD
1.      Untuk menutup pertemuan FGD, menjelang acara berakhir jelaskanlah kepada peserta bahwa acara diskusi kita tentang masalah dan atau topik tadi segera akan selesai. Jika pemandu sudah memiliki beberapa kesimpulan umum yang dinilai cukup kuat, sampaikanlah secara singkat point-point pentingnya. Untuk itu tanyakan kembali kepada masing-masing peserta apakah masih ada lagi pendapat atau komentar yang ingin disampaikan atau ditambahkan. Komentar yang sesuai dapat digali lebih mendalam.
2.      Menjelang pertemuan benar-benar ditutup, sampaikanlah terima kasih kepada peserta atas partisipasi mereka dan nyatakan sekali lagi bahwa pendapat-pendapat mereka semua sangat berguna. Sesudah FGD selesai, tim fasilitator harus segera berkumpul untuk melengkapi catatan lapangan hasil dan proses FGD.


H.      Keuntungan Dan Kelemahan Diskusi Kelompok Terarah
1.      Keuntungan
a.       Biaya relatif murah.
b.      Waktu yang digunakan cukup singkat.
c.       Moderator relatif dapat dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan pelatihan pendek dan mengujicobakan menjalankan diskusi.
d.      Dapat digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan dan penilaian dari sebuah kelompok.
e.       Perhatian yang penting dan mungkin tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari, melalui diskusi kelompok ini dapat dimunculkan.
2.      Kelemahan
a.       Peserta seringkali tidak mewakili seluruh kelompok sasaran.
b.      Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk dikendalikan.
c.       Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi oleh pandangan atau pendekatan dari moderator.
d.      Tidak mempunyai data statistik.
Meskipun Diskusi Kelompok Terarah mempunyai beberapa kelemahan, tapi anda dapat mengeliminer kelemahan tersebut dengan melakukan 2 hal. Pertama, proses diskusi kelompok terarah ini sangat tergantung pada moderator untuk memandu proses diskusi dan menganalisa hasilnya. Kelemahan-kelemahan pada Focus Group Discussion dapat anda atasi jika sebelumnya sang moderator secara hati-hati menyusun pertanyaan panduan diskusi, melakukan ujicoba pertanyaan dan secara seksama mencatat atau merekam pernyataan serta reaksi yang muncul selama proses diskusi. Kedua, seleksi dan mengumpulkan peserta memang bisa jadi dapat menyulitkan anda. Solusinya, anda harus mempersiapkan dan menyebarkan undangan secara hati – hati agar diskusi hanya diikuti oleh orang – orang yang benar-benar dapat berdiskusi bersama – sama. Hal itu juga untuk menghindari datangnya orang – orang yang tidak diharapkan hadir datang dan membuat suasana diskusi terganggu.























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau topik yang jelas untuk didiskusikan dan dibahas bersama. Topik diskusi ditentukan terlebih dahulu. Pertanyaan dikembangkan sesuai topik dan disusun secara berurutan atau teratur alurnya agar mudah dimengerti peserta. Fasilitator mengarahkan diskusi dengan menggunakan panduan pertanyaan tersebut. FGD diikuti oleh para peserta yang idealnya terdiri dari 7-11 orang yang terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau relative homogen dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan diskusi kelompok terarah (FGD) ini berkisar antara 60 sampai dengan 90 menit. FGD sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat disesuaikan bahwa peserta dapat secara bebas dan tidak merasa takut untuk mengeluarkan pendapatnya.

B.     Saran
 Diharapkan agar menggunakan metode diskusi yang efektif dan efesien, dalam penggunaan waktu dan tenaga seperti diskusi kelompok terarah ini.











DAFTAR PUSTAKA


D.L. Morgan and R.A. Kruger. 1993. When to Use Focus Group and Why, in ed. D.L. Morgan Successful Focus Groups, pp.

Irwanto. 1998. Focus Group Discussion, Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat

Lyon, Evelyn F and Trost, John F. 1981. Conducting Focus Group Sessions dalam Studies in Family Planning. December 1981. (443-449).
         
Modul I. Materi 3.A. Metodologi Need Assessment: Fokus Group Diskusi. Pelatihan dan Lokakarya Need Assessment untuk Staf PKBI se Indonesia, Jakarta: 23-28 November 1992.

Paramita A, Widjiartini, Paiman Soeparmanto. 2006. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Puskesmas yang di Wilayah Kerjanya Terdapat Lokasi Prostitusi (Studi di Kota Malang dan Kabupaten Tulungagung). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, IX(3): 156–163. Surabaya.

Saifudin Asrori. 2007. Pedoman Pertanyaan untuk Focus Group Discaussion. FISIP-UI, Jakarta

Scherear, S. Bruce. The Value of Focus Group Research for Social Action Programs. dalam Studies in Family Planning. December 1981.

Templeton, Jane F. 1987. Focus Grup, a Guide for Marketing and Advertising Professionals. Probus Publishing Company: Chicago Illinois.

Uzair Suahaimi. 1999. Focus Group Discussion: Panduan Studi Kualitatif.
Kerjasama BPS-ADB, Jakarta

Wahyu T. Setyobudi. 2010. Teknik Moderasi Focus Group Discussion.