Kamis, 07 Mei 2015

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Pemeriksaan neurologis terdiri dari :
1. pemeriksaaan status mental
   Terdiri dari
    a. Tingkat kesadaran
    b. Atensi
    c. Orientasi
    d. Berbahasa
    e. Memori
    f. Pengetahuan umum
    g. Berhitung
    h. Abstarksi
    j. Gnosis ( mengenal objek )


a. Tinkat kesadaran
    1. Compos matis
        Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikit bingung saat pertama kali terjaga, tapi berorientasi sempurna ketika bangun
    2. Latergi
        Mengantuk tapi dapat mengikuti perintah sederhana ketika di rangsang, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri
    3. Stupor ( sopor )
        Sangat sulit untuk di bangunkan, tidak konsisten dapat mengikuti perintah sederhana atau bicara satu kata
   4. Semikoma
       Tidak ada respon terhadap rangsangan verbal, tidak mengikuti perintah, gerakan timbul sebagai respon terhadap rengsangan nyeri
   5. Koma
       Tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsangan nyeri yang bagaimana kuatnya.

Tingkat kesadaran dengan Glasgow Coma Scale ( GCS )
  • Respon membuka mata ( E )
membuka mata spontan = 4
membuka dengan intruksi = 3
membuka dengna rangsangan nyeri = 2
tidak berespon = 1
  • respon verbal ( V )
orientasi baik = 5
bicara bingung, disorientasi = 4
dapat mengucap kata - kata, namun tidak ada kalimat = 3
mengerang ( seperti rintihan ) = 2
tidak ada jawaban = 1
  • respon motorik ( M )
menurut perintah = 6
mengetahui lokasi nyeri = 5
menghindar area nyeri = 4
fleksi abnoramal = 3
ekstensi abnormal = 2
tidak ada respon = 1

max GCS = 15
min GCS = 3

b. Atensi
    Merupakan kemampuan untuk memusatkan perhatian pada masalah
untuk menilai atensi dapat di nilai melalui :
  • tes mengulangi angka
  • tes mengetuk angka
c. Berbahasa
    Kaji gangguan bahasa seperti :
 
  • Disartria ( pelo, cadel )
  • disfonia ( serak, bindeng )
  • afasia ( ketidakmampuan mengkomunikasi secara verbal atau dalam tulisan )
2. Pemeriksaan Fungsi serebral

a. Integritas sensorik
    Kemampuan mengenal objek dengan melihat, mendengar, dan meraba adalah fungsi integrasi sensorik, motorik, dan bahasa
  • Visual agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal objek secara umum dengan menggunakan penglihatannya. Dapat di sebabkan oleh lesi pada lobus oksopitalis
  • Auditori agnosia
ketidakmampuan untuk mengenal arti suara secara umum. Ini di sebabkan oleh lesi di lobus temporal
  • Tektil agnosia
ketidakmampuan mengenal suatu objel oleh suatu sentuhan. Ini di sebabkan oleh lesi pada lobus parietal
  • Spatial agnosia
Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi bagian dari tubuh atau ketidakmampuan hubungan suatu bagian dengan bagian lainnya. Ini di sebabkan oleh lesi daerah posterior inferior dari lobus parietal

b. Integritas motorik
 Meminta klien untuk melakukan keterampilam motorik. Ketidakmampuan untuk melakukan keterampilan motorik pada keadaan tidak mengalami paralisis di sebut apraksia

c. Bahasa
Ketidakmampuan mengkomunikasikan secara verbal atrau dalam tulisan di sebut afasia ada dua tipe afasia yaitu reseptif afasia (ketidakmampuan untuk mengerti tulisan dan kata - kata ) dan ekspresif afasia ( ketidakmampuan mempuan mengekspresikan suatu ide - ide )

  • Ketidakmampuan mengerti ucapan ungkapan kata - kata di sebabkan lesi di lobus tempralis
  • ketidakmampuan untuk mengerti tulisan kata - kata di sebabkan lesi pada perioksipital
  • ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide - ide secara verbal akibat lesi pada lobus inferior posterior frontalis'
  • ketidakmampuan mengekspresikan ide - ide dalam bentuk tulisan di sebabkan oleh lesi pada daerah posterior frontal 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar