BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia
membutuhkan informasi berupa rangsanagn dari lingkungan kuar sekitarnya,setiap
orang mempunya lima alat indra yang berfungsi menangkap rangsanagan sesuai
dengan respon insting kita.salah satunya adalah indra pendengar yaitu telinga
yang kita tau memilikifungsi untuk mendengar suara apapun yang ada di sekitar
kita,jika telinga ini terganggu maka kita tidak bisa mengidentifikasi suara apa
saja yang kita dengar yang di sebut tuli.
Maka
dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan anatomi fisiologi telinga,mengingat
indra pendengaran sangat penting bagi manusia.agar dapat memberikan wawasn dan
pengetahuan yang penting mengenai indra pendengar.
B.
Rumusan masalaha
a.
Pengertian telinga
b.
Anatomi fisiologi telinga
c.
Fisiologi pendengaran
d.
Fisiologi keseimbangan
e.
Fungsi Korteks Serebri Pada Pendengaran
f.
Pusat pendengaran dan
hubungannya
g.
Fungsi Komponen Utama Telinga
h.
Pengkajian telinga
C.
Tujuan penulisan
Unruk mengetahui konsep
dasar anatomi fisiologi pada telinga.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Pendengaran adalah indra
mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang
suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara yang frekuensnya
berbeda, kemudian menghantarkan informasi pendengaran kesusunan saraf pusat.
(syaifuddin,2009).
Pendengaran adalah hasil
deteksi telinga terhadap gelombang suara, yang dihantarkan ke korteks
auditorius dalam lobus temporal dan ditafsirkan oleh otak. (wylie,2010 )
Telinga mempunyai fungsi
sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Saraf yang melayani indra
ini adalah saraf kranial kedelapan atau nervus auditirikus ( bickley, 2009 )
Telinga terbagi atas 3
bagian, yaitu :
1. Telinga
luar
2. Telinga
tengah
3. Telinga
dalam
B. Anatomi dan Fisiologi Telinga
1. Telinga
luar
Telinga
luar terdiri atas pinna atau aurikula dan meatus auditorius eksternal yaitu :
a.
Pinna atau aurikula
suatu
bagian kartilago telinga yang membesar dan berbentuk terompet yang memantulkan
gelombang bunyi dari sisi kepala. Pinna atau aurikula terutama terdiri atas
tulang rawan atau kartilago yang dibugkus oleh kulit dan memiliki konsistensi
yang kenyal serta elastis. Pinna terdapat diluar telinga dan membumbung disebut
juga dengan helik. Bagian bawah telinga banyak dilalui oleh pembuluh darah dan
merupakan struktur lunak yang disebut cuping telinga ( ear lobe ). Aurikula
berfungsi mengumpulkan getaran udara, bentuknya berupa lempeng tulang rawan
yang elastis dan tipis yang ditutupi kulit, memiliki otot instrinsik dan
ekstrinsik,serta dipersarafi oleh nervus fisialis. Seluruh permukaan diliputi
kulit tipis dengan lapisan subkutis pada permukaan anterolateral, serta di
temukan rambut kelenjar sebasae dan kelenjar keringat.
b.
meatus auditorius eksternal
Meatus auditorius eksternal adalah suatu tuba yang
melengkung tempat masuknya gelombang suara untuk merangsang telinga tengah.
Meatus auditorius memiliki muara yang berada dibelakang tragus dan berjalan
melengkung sepanjang 25 mm. Struktur tersebut dibentuk sebagian oleh kartilago
dan sebagian lagi oleh tulang temporal. Meatus auditorius eksternal dibatasi
oleh rambut dan kelenjar penghasil serumen yang mengandung lisozim dan
imunoglobulin. Adanya rambut dari kelenjar, ditambah dengan karvatura meatus,
mencegah benda asing menuju ke gendang telinga. Benda asing yang masuk ke
telinga tersangkut serumen yang dihasilkan oleh telinga melalui kerja mandibula
selama makan dan bicara.
2. Telinga
tengah ( Kavum tympani )
Telinga
tengah ( kavum tympani ) adalah ruang berisi udara dalam pers peterosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa, didalamnya terdapat tulang -
tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan geteran membran timpani ke telinga
dalam. Atap kavum timpani dibentuk oelh lempeng tulang tipis yang dinamakan
tegmentum timpani, merupakan bagian dari pers petrosa ossis temporalis yang
memisahkan kavum timpani dari maniges dan lobus temporalis dalam fossa kranii
media. Telinga tengah terdiri dari :
a.
Membran timpani
Membran
timpani merupakan membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu. Permukaan luar
ditutupi epitel berlapis gepeng, sedangkan permukaan dalam oleh epitel
silindris yang terpasang secara serong menghadap kebawa, depan, lateral.
Membran timpani berbentuk bulat dengan garis tengah sekitar 1 cm, pinggirnya
menebal tertanam kedalam alur sisi tulang yang disebut sulkus tympani. Membran
timpani sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya dipersarafi oleh
nervus auditorius.
b.
Osikula auditus
Osikula
auditus terdiri atas malleus, incus, dan stapes. Malleus adalah tulang
berbentuk palu dengan bagian tungkainya berhubungan dengan membran timpani dan
kepalanya ke inkus. Inkus membentuk sendi yang dapat di gerakkan oleh maleus
dan menyurapai paron/landasan. Stapes adalah tulang berbentuk sanggurdi, dengan
kepalanya bertemu inkus disendi yang dapat digerakkan dan alasnya terletak pada
jendela oval. Jedela oval adalah pintu masuk ke telinga dalam. Maleus, inkus
dan stapes menghantarkan gelombang suara dari membran tympani ke telinna
melalui vibrasi
c.
Tuba auditiva
Tuba auditiva bagian ini meluas
dari dinding anterior kevum timpani ke bawah, depan dan medial sampai ke
nesofaring. Bagian 1/3 posterior terdiri atas tulang dan 2/3 anterior tulang
rawan. Tuba auditiva berfungsi membuat seimbang tekanan udara dalam kavum
timpani dan nesofaring. Tuba estakhius bergerak kedepan dari rongga telinga
tengah menuju nesofaring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada
kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditoris
eksterna serta melalui tuba estekhius
d.
Atrium mastoideum
Bagian ini terletak dibelakang
kavum timpani dalam pers petrosa ossis temporalis bentuknya bundar dengan garis
tengah 1 cm. Dinding anterior berhubungan dengan kavum timpani dan didinding
posterior memisahka atrium dari sinus sigmoideum dan serebelum. Infeksi dapat
menjalar dari ringga telinga tengah hingag atrium mastoideum dan dengan
demikian dapt menimbulkan mestoiditis.
3. Telinga Dalam
Suatu sistem salurna dan rongga didalam
pers petrosum tulang temporalis, didalamnya terdapat labirin membranosa yang
merupakan suatu rangkain saluran dan rongga - rongga. Labirin membrenosa berisi
cairan endolimf, dinding labirin mempunyai membrenosa yang memisahkan endolimf
dengan perilimf. Labirin terletak dalam pers petrosa ossis temporalis, medila
terhadap telinga tengah, terdiri atas bagian - bagian berikut :
1. Labirintu
osseus
Terdiri atas vestibulum,
semisirkularis dan koklea. Ketiganya merupakan rongga - rongga yang terletak
dalam substansi tulang padat terstruktur, dilapisi endosteum dan berisi cairan
bening ( perlimf ) yang terletak dalam labirintus membraneus.
a.
Vestibulum
Yaitunya bagian pusat labirintus
osseus pada dinding lateral terdapat fanestra vestibuli yang ditutup oleh
basisi stapedis dan fanestra koklea. Dalam vestibulum terdapat sukulus dan
utrikulus labirintus membrenaseus.
b.
Kanalis semisirkularis
Kanalis semisirkularis bermuara pada
bagian posterior vestibulu, terdiri atas tiga kanalis yaitu kanalis superior,
posterior dan lateralis. Tiap kanalis melebar pada salah satu ujungnya yang
disebut ampula dan ketiganya bermuara kedalam vestibulum melalui lima lubang.
Dalam
setiap kanali terdapat duktus semi sirkularis.
c.
Koklea
Koklea bermuara pada bagian
anterior vestibulum, puncaknya menghadap ke anterolateral dan basisnya ke
posteromedial. Perilimf dalam skala vestibuli dipisahkan dari kavum timpani
oleh basis stepedis dan ligamentum anulare pada fanestra vestibuli. Sedangkan
perilimf dalam skala timpani dipisahkan dari kavum timpani oleh membran timpani
sekunder pada fenestra koklea.
2. Labirintus mambranosus
Labirintus
membranosus terdapat dalam labirintus osseus. Struktur ini berisi endolimf dan
dikelilingi oleh perilimf, terdiri atas utrikulus dan sakulus yang terdapat
dalam vestibulum terdiri atas duktus semi sirkularis, didalam kanalis
sirkularis dan duktus kokhlearis, struktur ini saling berhubungan dengan bebas.
Labirintus membranosus merupakan suatu sistem yang terdiri atas bagian - bagian
yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Dinding
labirintus membranosus melekat pada periusteum yang melapisi labirin tulang
oleh perilimf.
a. Utrikulus
Utrikulus
bagian terbesar terdir atas dua buah sakus yang mempunyai hubungan tidak
langsung dengan sukulus dan duktus endolimfatikus melalui duktus
utrikulosakularis
b. Sakulus
Sakulus bentuknya bulat
berhubungan dengan utrikulus dan bergabung dengan duktus utrikulosakularis
berlanjut dan berakhir pada kantong buntu kecil yaitu sakus endolimfatikus yang
terletak dibawah durameter pada permukaan posterior pers petrosa ossis
temporalis.
3. Duktus semisikularis
Duktus
semisikularis meskipun diameternya jauh lebih kecil dari kanalis semisikularis
tetapi memiliki konfegurasi yang sama. Ketiganya tersusun tegak lurus satu terhadap
yang lainnya. Bila kepala digerakkan lebih cepat atau lebih lambat maka
kecepatan gerakan endolimf dalam duktus semisikularis akan berubah terhadap
dinding duktus semisirkularis. Perubahan ini di deteksi oleh reseptor sensoris
dalam ampula duktus semisirkularis.
4. Duktus koklearis
Duktus koklearis
berbentuk segitiga pada patongan melintang dan berhubungan dengan sakulus
melalui duktus reuniens. Epitel yang terletak diatas lamina basilaris membentuk
organ korti ( spiralis ) dan mempunyai reseptor - reseptor sensoris untuk
mendengar. Epitel lapis duktus koklearis mengandung pigmen, bentuknya lebih
tinggi dan tidak beraturan, dibawahnya terdapat jaringan ikat mengandung banyak
kapiler disebut stria vaskularis dan merupakan tempat sekresi endolimf.
5. Organ korti
Organ
korti terdiri atas sel penyokong yang berjalan sepanjang koklea berbentuk
kerucut ramping. Bagian yang melebar mengandung inti disebut apeks masuk
kedalam permukaan awah kepala sel tiang dalam . Sel rambut organ korti terletak
dalam basis yang melebar,mengandung 40-50 sel rambut stereosilia dan bagian
apikal sel rambutnya tenpa kinosila. Fungsi organ korti adalah untuk
membangkitkan impuls saraf sebagai respon terhadap getaran membran basilaris.
Saraf - saraf dari jung ini mengarah keganglion
spiral dalam mediaolus koklea.
6. Ganglion spiral
Ganglion
spiral merupakan neuron bipolar cabang dari sentral akson, bermielin membentuk
nervus akustikus. Cabang perifer (dendrit ) bermielin akan berjalan dalam
saluran - saluran pada tulang yang mengitari ganglion. Gelombang bunyi akan
dikonduksi oelh perlimf dalam skala vestibuli ke endolimf dalam duktus
koklearis, dengan cara tertentu meepengaruhi sel -sel rambut. Nervus akustikus
mempunyai bagian vestibularis utnuk asupan dari bagian labirin dan beberapa
serat yang bergabung dengan nervus koklearis.
C.
Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar di timbulkan
oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dengan kecepatan dan
volumenyan berberda - beda.gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar
( auris eksterna ) yang menyebabkana membran timpani bergetar. Getaran -
getaran tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui maleus yang terkait
pada membran itu. Karena getaran yang timbul pada setiap ujung itu sendiri,
maka tulang akan memperbesar getaran yang kemudian disalurkan kefenestra
vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialirkan melalui menuju
endolimfe dalam saluram koklea dan rangsangan mencapai ujung - ujung akhir
saraf dalam organ korti selanjutnya dihantarkan menuju otak.
D.
Fisiologi Keseimbangan
Nervus
yang terbesar dalam kanalis semisirkularis menghantarkan impuls- impuls menuju
otak. Impuls - impuls ini di bangkitkan dalam kanal - kanal tadi, karena adanya
perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran - saluran itu. Hal ini
mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan.
Apabial seseorang didorong keslaah satu sisi maka kepalanya cenderung miring ka
arah lain ( berlawanan dengan arah badan yang didorong ) guna mempertahankan
keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya
badan dapat dipertahankan.
Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang
merangsang impuls. Responsbadan berupa gerak refleks, guna memindahkan berat
badan serta mempertahankan keseimbangan. Untuk mempertahankan posisi tertentu,
gaya gravitas harus dilawan melalui mekanisme sensoris organ proprioseptif.
Aparatus vestibuli mendeteksi perubahan sinyak untuk mengaktifkan respons motor
adaptif dalam mempertahankan keseimbangan.
E.
Fungsi Korteks Serebri Pada Pendengaran
Korteks auditori secara
langsung dirangsang oleh penonjolan genikulatum medial, sedangkan daerah
asosiasi pendengar dirangsang secara sekunder oleh impuls yang berasal dari
korteks auditorius primer dan penonjolan dari daerah asosiasi talamus yang
berdekatan dengan korpus genikulatum medial
1. Korteks auditorik
Korteks auditorik dari
talamus serabut di proyeksikan ke korteks audiotorik primer pada lobus temporal
yang sebagian besar tersembunyi didasar girus silvii. Korteks auditorik primer
mempunyai peta lokasi sesuai dengan asal neuron di kokhlea(sesuai dengan tinggi
rendahnya suara)\
2. Area korteks
auditorik
Area korteks auditorik
pada otak mampu menganalisa berbagai intensitas suara dan memberikan akan
stimuli pendengaran dengan mengintegrasikan impuls yang diterima melalui
asosiasi korteks lain.
3. Korteks asosiasi
auditorik
Dari korteks auditorik
primer, proyeksi serabut ditujukan kearah asosiasi auditorik untuk dilakukan
analisa dan integrasi dengan data dari pusat korteks lain. Setiap bunyi, kata,
dan suara dihubugnkan dengan pusat bahasa.
F.
Pusat Pendengaran dan
Hubungannya
Neuron auditorik primer
mempunyai badan sel di ganglia spiral yang berlokasi dikoklea. Setelah keluar
dari koklea bergabung dengan serabut dari organ vestibuli untuk membentuk saraf
VIII ( nervus auditoris )masuk ke madula berakhir di nukleus koklea. Distasiun
ini terjadi beberapa koneksi dengan pusat saraf diotak :
1. Pusat auditorik medular,
berfungsi mencari sumber bunyi, refleks pendengar mengatur otak telinga tengah
jika tiba - tiba mendengar suatu alarm
2. Pusat midbrain,
berfungsi mengatur reflesk pendengar yang berkaitan dnegan gerak kepala dan
matamencari sumber bunyi
3. Korikular inferior,
berfungsi proyeksi bunyi dipancarkan ke nuklea genikulata medial dari talamus
karena adanya penyilangan
G.
Fungsi Komponen Utama
Telinga
Struktur
|
Letak
|
Fungsi
|
Telinga luar
Pinna
Meatus
auditorius eksterna
Membran timpani
Telinga tengah
Maleus, inkus,
stapes
Telinga dalam
koklea
Jendela oval
Skala
vestibuli, skala timpani
Duktus
koklearis
Membran
basilaris
Organ korti
Membran
tektorial
Jendela bundar
Telinga dalam (
aparatus vestibularis)
|
Samping kiri
kanan dibawah tempora
Lempeng tulang
rawan yang terbungkus kulit dan terletak di kedua sisi kepala
Saluran dari
eksterior melalui tulang temporalis ke membran timpani
Membran tipis
yang memisahkan telinga luar dengan telinga tengah
Rangkain tulang
yang dapat bergerak berjalan melintasi rongga telinga tengahm, meleus melekat
ke emmebran timpani dan stapes melekat pada jendela oval
Membran tipis
di pintu masuk koklea, memisahkan telinga tengah dengan skala vestibuli
Kompartement
atas koklea dan kompartement bawah koklea
Kompartement
tengah koklea
Membentuk
lantai duktus koklearis
Terletak
dibagian atas dan sepanjang membran basilaris
Membran
stasioner yang tergantung diatas organ korti dan tempat sel -- sel rambut
reseptor permukaan tertanam didalamnya
Membran tipis
yang memisahkan skala timpani dari telinga tengah
Tiga saluran
semisrikuler yang tersusun tiga dimensi dalam bidang - bidang yang tegak
lurus satu sama lain di dekat korteks jauh di dalam tulang temporalis
Struktur
seperti kantong di rongga bertulang diantara koklea dan kanalis
semisirkularis
Terletak
disamping utrikulus
|
Mengumpulkan
dan memindahkan gelombang suara ke telinga tengah
Mengumpulkan
gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga berperan dalam
lokalisasi suara
Mengarahkan
gelombang suara ke membran timoani mengandung rambut, rambut penyaring dan
menyekresikan kotoran telinga untuk menangkap partikel - partikel asing
Bergetar secara
singkron dengan gelombang suara yang mengenainya menyebabkan tulang - tulang
telinga tenga bergetar.
Memindahkan
getaran membran timpani kecairan koklea, dalam prosesnya memperkuat energi
suara
Bersilia secara
sinkron dengan getaran membran timpani, serta menimbulkan getaran seperti
gelombang di perilimf koklea dengan frekuensi yang sama.
Tempat sistem
sensorik untuk mendegar
Bergetar
bersama dengan getaran stapes yang melekat padanya. Gerakan jendela oval yang
menyebabkan perilimf koklea bergerak
Mengandung
perilimf yang dibuat bergerak oleh gerakan jendela oval yang didorong oleh
getaran tulang - tulang telinga tengah
Mengandung
endolimf, tempat membran basilaris
Mengandung sel
rambut, reseptor utnuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu
tertekuk akibat gerakan cairan di koklea
Tempat rambut
sel - sel reseptor yang tertanam di dalamnya menekuk dan membentuk potensial
reseptor ketika membran basilaris bergetar terhadap membran tektorial yang
stationer
Bergerak
bersama dengan getaran cairan di perilimf untuk meredam tekanan didalam
koklea, tidak berperan dalam penerimaan suara.
Tempat sistem
sensoris untuk keseimbangan dan memeberikan masukan yang penting untuk
mempertahankan postur dan keseimbangan
Mendeteksi
akselarasi ( percepatan ) deselarasi ( perlambatan ) rotasional atau angular
|
H.
Pengkajian Telinga
Pengkajian
telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar,saluran
telinga,gendang telinga/membran timpani, dan pendengaran. Alat yanng perlu di
persiapkan dalam pengkajian telinga antara lain otoskop, garpu tala dan arloji
1. Inspeksi
dan palpasi
a. Bantu
pasien dalam posisi duduk
b. Atur posisi
anda duduk menghadap sisi telinga pasien ayang akan dikaji
c. Untuk
pencahayaan, gunakan aurisko, lampu kepala, atau sumber chay yang lain sehingga
tangan anda akan bebas berkerja
d. Mulai
perhatikan posisi dan kisemetrisan telinga. Bagian atas setiap telinga harus
sejajar dengan sudut luar mata, dan telinga harus terlihat simetris dengan
sudut perlekatan tidak lebih dari 10 derajat
e. Inspeksi
aurikula untuk mencari apakah ada lesi, sekret atau kemerahan. Tarik helis ke
belakang dan perhatikan apakah terasa nyeri atau tidak. Inspeksi dan palpasi
area mestoid di belakang setiap aurikula, perhatikan apakah ada nyeri tekan,
kemerahan atau rasa panas
f. Palpasi
kartilago trlinag luar secara sistematis yaitu dari jaringan lunak, kemudian
jaringan keras dan catat bila ada nyeri
g. Tekan
bagian tragus di dalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun telinga. Bila
ada peredangan, pasien akan merasakan nyeri
h. Inspeksi
lubang saluran telinga, perhatikan apakah ada sekret, kemerahan, bau, nodul
atau kista. Perhatikan bahwa pasien mmepunyai jumlah rambut dan serumen yang
bervariasi pada saluran telinga.
2. Pemeriksaan
otoskopi
a. Periksa
saluran telinga, memebran timpani dan maleus
b. Periksa
saluran telinga apakah ada benda asing dan sekret sebelum memasukkan spekulum
ke dalam telinga pasien
c. Palpasi
tragus dan tarik aurikula ke atas. Bila pasien merasa neyri, jangan masukkan
spekulum. Pasien mungkin mengalami otitis eksterna dan memasukkan spekulum akan
sangat menyakitkan.
d. Dengan hati
- hati masukkan spekulum yang menyala ke dalam lubang telinga
e. Bila letak
sudah tepat, arahkan mata anda pada eyepiece
f. Amati
bentuk, warna, tranpasransi, kilau,perforasi, atau adanya cairan/darah pada
membran timpani
1. Membran
timpani harus tampak berwarna abu - abu seperti mutiara, berkilau dan
transparan
2. Anulus
harus tampak putih dan lebih padat bila dibandingkan dengan bagian membran
lainnya
3. Cari
refleks cahaya, bial bergeser atau tidak ada membran timpani mungkin mengalami
pembengkakan, inflamasi atau retraksi
3. Pemeriksaan
pendengaran
Pemeriksaan
pendengaran dilakukan untuk mengetahui fungsi telinga. Secara sederhana dapat
diperiksa dnegan suara bisikan. Pendengaran yang baik akan dengan mudah
mengetahui adanya basikan
a.
Cara pemeriksaan pendengaran
dengan bisikan
1. Atur posisi
pasien berdiri memebelakangi anda pada jaraks sekitar 4,5-6 meter
2. Anjurkan
pasien untuk menutup salah satu telinga yang diperiksa
3. Bisikkan
sauatu bilangan ( mis, tujuh enam )
4. Beri tahu
pasien utnuk mengulangi bilangan yang didengarkan
5. Periksa
telinga sebelahnya dengan cara yang sama
6. Bandingkan
kemampuan mendengar pada telinga kanan dan kiri pasien
b.
Cara pemeriksaan pendengaran
dnegan menggunakan arloji
1. Pegang
sebuah arloji disamping telinga pasien
2. Minta
pasien menyatakan apakah mendengar detak arloji
3. Pidah
posisi arloji perlahan - lahan menjauhi telinga dan minta pasien menyatkana
bila tidak dapat mendengar lagi detak arloj. Normalnya detak arloji masih dapat
di dengar sampai jarak 30 cmdari telinga
4. Bandingkan
telinga kanan dan kiri
c.
Pemeriksaan pendengaran dengan garpu telinga
Pemeriksaan
garpu tala dapat di lakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan rinne dan pemeriksaan weber.
Pemeriksaan rinne dilakukan untuk membandingkan antara konduksi udara dengan
konduksi tulang, sedangkan peemriksaan weber digunakan untuk mengetahui
lateralisasi vibrasi( getaran, yang dirasakan baik tellinga kanan dan kiri
).
1. Pemeriksaan rinne
a. Pukulkan
garpu tala ke tangan anda
b. Tempatkan
garpu tala yang bergetar ke prossus mastoideus pasien
c. Mintalah
pasien untuk mengatakan kepad anda bila bunyi berhenti, catat waktu dalam detik
d. Pindahkan
garpu tala yang masih bergetar ke lubang telinga, tanpa menyentuh telinga
e. Mintalah
pasien untuk mengatakan kepada anda bila bunyinya berhenti, catat waktunya
dalam detik
Pendengaran normal : Pada pemeriksaan rinne
normalnya konduksi udara ( air conduction/AC) lebih baik dari pada konduksi
tulang ( bone conduction/BC) ( AC>BC)
Tuli konduktif : pasien mendengar bunyi BC
sama lamanya atau lebih lamanya dari pada bunyi AC
2. Pemeriksaan
weber
a. Vibrasikan
garpu tala
b. Letakkan
garpu tala di tengah - tengah puncak kepala pasien
c. Tanya
pasien tentang telinga yang mendengar suara getaran lebih keras.
d. Catat hasil
pemeriksaan pendengaran
Pendengaran
normal :pada pemeriksaan weber normalnya vibrasi/suara di rasakan di tengah -
tengah kepala atau seimbang antara dua telinga.
Lateralisasi
ka kanan atau kiri : pasien mendengar nada lebih baik pada satu telinga
Tuli
konduktif : pasien mendengar nada hanya pad atelinga yang mengalami gengguan
Tuli
sensorineurel : pasien mendengar nada hanya pada telinga yang sehat
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Indra
pendegaran dan keseimabangan terdapat didalam telinga,telinga manusia yang
terdiri dari telinga luar,tengah,dalam.pendengaran merupakan indra
mekanoreseptor karena telinga memberikan respon terhadap getaran gelombang
suara yang terdapat di udara.faktor utama yang menyokong kepekaan nya telinga
ini adalahsistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah,yang mengumpulkan
dan menyalurkan ke telinga dalam.
Telinga
dapat memgalam penurunan fungsi pendengaran jika salah satu mengalami kerusakan,salah satunya tuli oleh
sebab itu duharapkan dapat menjaga dan merawat indr pendengaran supaya tetap
dalam keadaan normal.
B. Saran
Alhamdulillah, makalah ini telah dapat kami selesaikan
tanpa ada halangan suatu apapun. Tapi kami merasa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan- kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Estrada,Ronald, dkk. 2014. Ilustrasi
Berwarna Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Tangerang : Bina Rupa Aksara.
Hartono, Andry. 2009. Buku Ajar
Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta : EGC.
Pearce, C. Efelyn . 2010. Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : CV Prima Grafika.
Sukamti Sri, dkk. 2009 . Bahan Ajar
Pemeriksaan Fisik. Jakarta :Trans Info Media
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh
Manusia . Jakarta : Salemba Medika
Wylie Linda. 2010. Esensial Anatomi
dan Fisiologi Dalam Asuhan Maternitas. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar