Rabu, 14 Januari 2015

Anatomi Dan Fisiologi Dan Pemeriksaan Telinga



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
                        Manusia membutuhkan informasi berupa rangsanagn dari lingkungan kuar sekitarnya,setiap orang mempunya lima alat indra yang berfungsi menangkap rangsanagan sesuai dengan respon insting kita.salah satunya adalah indra pendengar yaitu telinga yang kita tau memilikifungsi untuk mendengar suara apapun yang ada di sekitar kita,jika telinga ini terganggu maka kita tidak bisa mengidentifikasi suara apa saja yang kita dengar yang di sebut tuli.
                        Maka dari itu kelompok kami mencoba menjelaskan anatomi fisiologi telinga,mengingat indra pendengaran sangat penting bagi manusia.agar dapat memberikan wawasn dan pengetahuan yang penting mengenai indra pendengar.

B.     Rumusan masalaha
a.       Pengertian telinga
b.      Anatomi fisiologi telinga
c.       Fisiologi pendengaran
d.      Fisiologi keseimbangan
e.       Fungsi Korteks Serebri Pada Pendengaran
f.       Pusat pendengaran dan hubungannya
g.      Fungsi Komponen Utama Telinga
h.      Pengkajian telinga

C.     Tujuan penulisan
                        Unruk mengetahui konsep dasar anatomi fisiologi pada telinga.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian
Pendengaran adalah indra mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara yang frekuensnya berbeda, kemudian menghantarkan informasi pendengaran kesusunan saraf pusat. (syaifuddin,2009).
Pendengaran adalah hasil deteksi telinga terhadap gelombang suara, yang dihantarkan ke korteks auditorius dalam lobus temporal dan ditafsirkan oleh otak. (wylie,2010 )
Telinga mempunyai fungsi sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Saraf yang melayani indra ini adalah saraf kranial kedelapan atau nervus auditirikus ( bickley, 2009 )
Telinga terbagi atas 3 bagian, yaitu :
1. Telinga luar
2. Telinga tengah
3. Telinga dalam

B. Anatomi dan Fisiologi Telinga
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri atas pinna atau aurikula dan meatus auditorius eksternal yaitu :
a.         Pinna atau aurikula
suatu bagian kartilago telinga yang membesar dan berbentuk terompet yang memantulkan gelombang bunyi dari sisi kepala. Pinna atau aurikula terutama terdiri atas tulang rawan atau kartilago yang dibugkus oleh kulit dan memiliki konsistensi yang kenyal serta elastis. Pinna terdapat diluar telinga dan membumbung disebut juga dengan helik. Bagian bawah telinga banyak dilalui oleh pembuluh darah dan merupakan struktur lunak yang disebut cuping telinga ( ear lobe ). Aurikula berfungsi mengumpulkan getaran udara, bentuknya berupa lempeng tulang rawan yang elastis dan tipis yang ditutupi kulit, memiliki otot instrinsik dan ekstrinsik,serta dipersarafi oleh nervus fisialis. Seluruh permukaan diliputi kulit tipis dengan lapisan subkutis pada permukaan anterolateral, serta di temukan rambut kelenjar sebasae dan kelenjar keringat.
b.        meatus auditorius eksternal
Meatus auditorius eksternal adalah suatu tuba yang melengkung tempat masuknya gelombang suara untuk merangsang telinga tengah. Meatus auditorius memiliki muara yang berada dibelakang tragus dan berjalan melengkung sepanjang 25 mm. Struktur tersebut dibentuk sebagian oleh kartilago dan sebagian lagi oleh tulang temporal. Meatus auditorius eksternal dibatasi oleh rambut dan kelenjar penghasil serumen yang mengandung lisozim dan imunoglobulin. Adanya rambut dari kelenjar, ditambah dengan karvatura meatus, mencegah benda asing menuju ke gendang telinga. Benda asing yang masuk ke telinga tersangkut serumen yang dihasilkan oleh telinga melalui kerja mandibula selama makan dan bicara.















2. Telinga tengah ( Kavum tympani )
Telinga tengah ( kavum tympani ) adalah ruang berisi udara dalam pers peterosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa, didalamnya terdapat tulang - tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan geteran membran timpani ke telinga dalam. Atap kavum timpani dibentuk oelh lempeng tulang tipis yang dinamakan tegmentum timpani, merupakan bagian dari pers petrosa ossis temporalis yang memisahkan kavum timpani dari maniges dan lobus temporalis dalam fossa kranii media. Telinga tengah terdiri dari :
a.          Membran timpani
t4Membran timpani merupakan membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu. Permukaan luar ditutupi epitel berlapis gepeng, sedangkan permukaan dalam oleh epitel silindris yang terpasang secara serong menghadap kebawa, depan, lateral. Membran timpani berbentuk bulat dengan garis tengah sekitar 1 cm, pinggirnya menebal tertanam kedalam alur sisi tulang yang disebut sulkus tympani. Membran timpani sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya dipersarafi oleh nervus auditorius.












b.          Osikula auditus
Osikula auditus terdiri atas malleus, incus, dan stapes. Malleus adalah tulang berbentuk palu dengan bagian tungkainya berhubungan dengan membran timpani dan kepalanya ke inkus. Inkus membentuk sendi yang dapat di gerakkan oleh maleus dan menyurapai paron/landasan. Stapes adalah tulang berbentuk sanggurdi, dengan kepalanya bertemu inkus disendi yang dapat digerakkan dan alasnya terletak pada jendela oval. Jedela oval adalah pintu masuk ke telinga dalam. Maleus, inkus dan stapes menghantarkan gelombang suara dari membran tympani ke telinna melalui vibrasi












c.         Tuba auditiva
                Tuba auditiva bagian ini meluas dari dinding anterior kevum timpani ke bawah, depan dan medial sampai ke nesofaring. Bagian 1/3 posterior terdiri atas tulang dan 2/3 anterior tulang rawan. Tuba auditiva berfungsi membuat seimbang tekanan udara dalam kavum timpani dan nesofaring. Tuba estakhius bergerak kedepan dari rongga telinga tengah menuju nesofaring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditoris eksterna serta melalui tuba estekhius
d.        Atrium mastoideum
                Bagian ini terletak dibelakang kavum timpani dalam pers petrosa ossis temporalis bentuknya bundar dengan garis tengah 1 cm. Dinding anterior berhubungan dengan kavum timpani dan didinding posterior memisahka atrium dari sinus sigmoideum dan serebelum. Infeksi dapat menjalar dari ringga telinga tengah hingag atrium mastoideum dan dengan demikian dapt menimbulkan mestoiditis.

3. Telinga Dalam
     Suatu sistem salurna dan rongga didalam pers petrosum tulang temporalis, didalamnya terdapat labirin membranosa yang merupakan suatu rangkain saluran dan rongga - rongga. Labirin membrenosa berisi cairan endolimf, dinding labirin mempunyai membrenosa yang memisahkan endolimf dengan perilimf. Labirin terletak dalam pers petrosa ossis temporalis, medila terhadap telinga tengah, terdiri atas bagian - bagian berikut :
1. Labirintu osseus
                     Terdiri atas vestibulum, semisirkularis dan koklea. Ketiganya merupakan rongga - rongga yang terletak dalam substansi tulang padat terstruktur, dilapisi endosteum dan berisi cairan bening ( perlimf ) yang terletak dalam labirintus membraneus.
a.       Vestibulum
                Yaitunya bagian pusat labirintus osseus pada dinding lateral terdapat fanestra vestibuli yang ditutup oleh basisi stapedis dan fanestra koklea. Dalam vestibulum terdapat sukulus dan utrikulus labirintus membrenaseus.
b.      Kanalis semisirkularis
                Kanalis semisirkularis bermuara pada bagian posterior vestibulu, terdiri atas tiga kanalis yaitu kanalis superior, posterior dan lateralis. Tiap kanalis melebar pada salah satu ujungnya yang disebut ampula dan ketiganya bermuara kedalam vestibulum melalui lima lubang.
Dalam setiap kanali terdapat duktus semi sirkularis.

c.        Koklea
                Koklea bermuara pada bagian anterior vestibulum, puncaknya menghadap ke anterolateral dan basisnya ke posteromedial. Perilimf dalam skala vestibuli dipisahkan dari kavum timpani oleh basis stepedis dan ligamentum anulare pada fanestra vestibuli. Sedangkan perilimf dalam skala timpani dipisahkan dari kavum timpani oleh membran timpani sekunder pada fenestra koklea.



2. Labirintus mambranosus
                Labirintus membranosus terdapat dalam labirintus osseus. Struktur ini berisi endolimf dan dikelilingi oleh perilimf, terdiri atas utrikulus dan sakulus yang terdapat dalam vestibulum terdiri atas duktus semi sirkularis, didalam kanalis sirkularis dan duktus kokhlearis, struktur ini saling berhubungan dengan bebas. Labirintus membranosus merupakan suatu sistem yang terdiri atas bagian - bagian yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Dinding labirintus membranosus melekat pada periusteum yang melapisi labirin tulang oleh perilimf.


a. Utrikulus
                Utrikulus bagian terbesar terdir atas dua buah sakus yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan sukulus dan duktus endolimfatikus melalui duktus utrikulosakularis
b. Sakulus
                Sakulus bentuknya bulat berhubungan dengan utrikulus dan bergabung dengan duktus utrikulosakularis berlanjut dan berakhir pada kantong buntu kecil yaitu sakus endolimfatikus yang terletak dibawah durameter pada permukaan posterior pers petrosa ossis temporalis.
d3







3. Duktus semisikularis
                        Duktus semisikularis meskipun diameternya jauh lebih kecil dari kanalis semisikularis tetapi memiliki konfegurasi yang sama. Ketiganya tersusun tegak lurus satu terhadap yang lainnya. Bila kepala digerakkan lebih cepat atau lebih lambat maka kecepatan gerakan endolimf dalam duktus semisikularis akan berubah terhadap dinding duktus semisirkularis. Perubahan ini di deteksi oleh reseptor sensoris dalam ampula duktus semisirkularis.










4. Duktus koklearis
                        Duktus koklearis berbentuk segitiga pada patongan melintang dan berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens. Epitel yang terletak diatas lamina basilaris membentuk organ korti ( spiralis ) dan mempunyai reseptor - reseptor sensoris untuk mendengar. Epitel lapis duktus koklearis mengandung pigmen, bentuknya lebih tinggi dan tidak beraturan, dibawahnya terdapat jaringan ikat mengandung banyak kapiler disebut stria vaskularis dan merupakan tempat sekresi endolimf.

5.  Organ korti
                Organ korti terdiri atas sel penyokong yang berjalan sepanjang koklea berbentuk kerucut ramping. Bagian yang melebar mengandung inti disebut apeks masuk kedalam permukaan awah kepala sel tiang dalam . Sel rambut organ korti terletak dalam basis yang melebar,mengandung 40-50 sel rambut stereosilia dan bagian apikal sel rambutnya tenpa kinosila. Fungsi organ korti adalah untuk membangkitkan impuls saraf sebagai respon terhadap getaran membran basilaris.
Saraf - saraf dari jung ini mengarah keganglion spiral dalam mediaolus koklea.

6. Ganglion spiral
                Ganglion spiral merupakan neuron bipolar cabang dari sentral akson, bermielin membentuk nervus akustikus. Cabang perifer (dendrit ) bermielin akan berjalan dalam saluran - saluran pada tulang yang mengitari ganglion. Gelombang bunyi akan dikonduksi oelh perlimf dalam skala vestibuli ke endolimf dalam duktus koklearis, dengan cara tertentu meepengaruhi sel -sel rambut. Nervus akustikus mempunyai bagian vestibularis utnuk asupan dari bagian labirin dan beberapa serat yang bergabung dengan nervus koklearis.





C.     Fisiologi Pendengaran
                 Proses mendengar di timbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dengan kecepatan dan volumenyan berberda - beda.gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar ( auris eksterna ) yang menyebabkana membran timpani bergetar. Getaran - getaran tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui maleus yang terkait pada membran itu. Karena getaran yang timbul pada setiap ujung itu sendiri, maka tulang akan memperbesar getaran yang kemudian disalurkan kefenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialirkan melalui menuju endolimfe dalam saluram koklea dan rangsangan mencapai ujung - ujung akhir saraf dalam organ korti selanjutnya dihantarkan menuju otak.
f2













D.     Fisiologi Keseimbangan
                                    Nervus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis menghantarkan impuls- impuls menuju otak. Impuls - impuls ini di bangkitkan dalam kanal - kanal tadi, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran - saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabial seseorang didorong keslaah satu sisi maka kepalanya cenderung miring ka arah lain ( berlawanan dengan arah badan yang didorong ) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan.
Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkuler inilah yang merangsang impuls. Responsbadan berupa gerak refleks, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan. Untuk mempertahankan posisi tertentu, gaya gravitas harus dilawan melalui mekanisme sensoris organ proprioseptif. Aparatus vestibuli mendeteksi perubahan sinyak untuk mengaktifkan respons motor adaptif dalam mempertahankan keseimbangan.







E.      Fungsi Korteks Serebri Pada Pendengaran
                                    Korteks auditori secara langsung dirangsang oleh penonjolan genikulatum medial, sedangkan daerah asosiasi pendengar dirangsang secara sekunder oleh impuls yang berasal dari korteks auditorius primer dan penonjolan dari daerah asosiasi talamus yang berdekatan dengan korpus genikulatum medial
1. Korteks auditorik
                        Korteks auditorik dari talamus serabut di proyeksikan ke korteks audiotorik primer pada lobus temporal yang sebagian besar tersembunyi didasar girus silvii. Korteks auditorik primer mempunyai peta lokasi sesuai dengan asal neuron di kokhlea(sesuai dengan tinggi rendahnya suara)\
2. Area korteks auditorik
                        Area korteks auditorik pada otak mampu menganalisa berbagai intensitas suara dan memberikan akan stimuli pendengaran dengan mengintegrasikan impuls yang diterima melalui asosiasi korteks lain.

3. Korteks asosiasi auditorik
                        Dari korteks auditorik primer, proyeksi serabut ditujukan kearah asosiasi auditorik untuk dilakukan analisa dan integrasi dengan data dari pusat korteks lain. Setiap bunyi, kata, dan suara dihubugnkan dengan pusat bahasa.
F.       Pusat Pendengaran dan Hubungannya        
                                    Neuron auditorik primer mempunyai badan sel di ganglia spiral yang berlokasi dikoklea. Setelah keluar dari koklea bergabung dengan serabut dari organ vestibuli untuk membentuk saraf VIII ( nervus auditoris )masuk ke madula berakhir di nukleus koklea. Distasiun ini terjadi beberapa koneksi dengan pusat saraf diotak :
1. Pusat auditorik medular, berfungsi mencari sumber bunyi, refleks pendengar mengatur otak telinga tengah jika tiba - tiba mendengar suatu alarm
2. Pusat midbrain, berfungsi mengatur reflesk pendengar yang berkaitan dnegan gerak kepala dan matamencari sumber bunyi
3. Korikular inferior, berfungsi proyeksi bunyi dipancarkan ke nuklea genikulata medial dari talamus karena adanya penyilangan

G.     Fungsi Komponen Utama Telinga

Struktur
Letak
Fungsi
Telinga luar


Pinna




Meatus auditorius eksterna




Membran timpani



Telinga tengah






Maleus, inkus, stapes




Telinga dalam koklea

Jendela oval





Skala vestibuli, skala timpani



Duktus koklearis

Membran basilaris




Organ korti






Membran tektorial





Jendela bundar





Telinga dalam ( aparatus vestibularis)
Samping kiri kanan dibawah tempora

Lempeng tulang rawan yang terbungkus kulit dan terletak di kedua sisi kepala


Saluran dari eksterior melalui tulang temporalis ke membran timpani




Membran tipis yang memisahkan telinga luar dengan telinga tengah


Rangkain tulang yang dapat bergerak berjalan melintasi rongga telinga tengahm, meleus melekat ke emmebran timpani dan stapes melekat pada jendela oval

Membran tipis di pintu masuk koklea, memisahkan telinga tengah dengan skala vestibuli



Kompartement atas koklea dan kompartement bawah koklea

Kompartement tengah koklea





Membentuk lantai duktus koklearis



Terletak dibagian atas dan sepanjang membran basilaris

Membran stasioner yang tergantung diatas organ korti dan tempat sel -- sel rambut reseptor permukaan tertanam didalamnya

Membran tipis yang memisahkan skala timpani dari telinga tengah




Tiga saluran semisrikuler yang tersusun tiga dimensi dalam bidang - bidang yang tegak lurus satu sama lain di dekat korteks jauh di dalam tulang temporalis

Struktur seperti kantong di rongga bertulang diantara koklea dan kanalis semisirkularis


Terletak disamping utrikulus
Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke telinga tengah

Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga berperan dalam lokalisasi suara

Mengarahkan gelombang suara ke membran timoani mengandung rambut, rambut penyaring dan menyekresikan kotoran telinga untuk menangkap partikel - partikel asing

Bergetar secara singkron dengan gelombang suara yang mengenainya menyebabkan tulang - tulang telinga tenga bergetar.

Memindahkan getaran membran timpani kecairan koklea, dalam prosesnya memperkuat energi suara



Bersilia secara sinkron dengan getaran membran timpani, serta menimbulkan getaran seperti gelombang di perilimf koklea dengan frekuensi yang sama.

Tempat sistem sensorik untuk mendegar

Bergetar bersama dengan getaran stapes yang melekat padanya. Gerakan jendela oval yang menyebabkan perilimf koklea bergerak

Mengandung perilimf yang dibuat bergerak oleh gerakan jendela oval yang didorong oleh getaran tulang - tulang telinga tengah

Mengandung endolimf, tempat membran basilaris

Mengandung sel rambut, reseptor utnuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat gerakan cairan di koklea

Tempat rambut sel - sel reseptor yang tertanam di dalamnya menekuk dan membentuk potensial reseptor ketika membran basilaris bergetar terhadap membran tektorial yang stationer

Bergerak bersama dengan getaran cairan di perilimf untuk meredam tekanan didalam koklea, tidak berperan dalam penerimaan suara. 



Tempat sistem sensoris untuk keseimbangan dan memeberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan

Mendeteksi akselarasi ( percepatan ) deselarasi ( perlambatan ) rotasional atau angular





                         
H.     Pengkajian Telinga
                                    Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar,saluran telinga,gendang telinga/membran timpani, dan pendengaran. Alat yanng perlu di persiapkan dalam pengkajian telinga antara lain otoskop, garpu tala dan arloji

1. Inspeksi dan palpasi
a. Bantu pasien dalam posisi duduk
b. Atur posisi anda duduk menghadap sisi telinga pasien ayang akan dikaji
c. Untuk pencahayaan, gunakan aurisko, lampu kepala, atau sumber chay yang lain sehingga tangan anda akan bebas berkerja
d. Mulai perhatikan posisi dan kisemetrisan telinga. Bagian atas setiap telinga harus sejajar dengan sudut luar mata, dan telinga harus terlihat simetris dengan sudut perlekatan tidak lebih dari 10 derajat
e. Inspeksi aurikula untuk mencari apakah ada lesi, sekret atau kemerahan. Tarik helis ke belakang dan perhatikan apakah terasa nyeri atau tidak. Inspeksi dan palpasi area mestoid di belakang setiap aurikula, perhatikan apakah ada nyeri tekan, kemerahan atau rasa panas
f. Palpasi kartilago trlinag luar secara sistematis yaitu dari jaringan lunak, kemudian jaringan keras dan catat bila ada nyeri
g. Tekan bagian tragus di dalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun telinga. Bila ada peredangan, pasien akan merasakan nyeri
h. Inspeksi lubang saluran telinga, perhatikan apakah ada sekret, kemerahan, bau, nodul atau kista. Perhatikan bahwa pasien mmepunyai jumlah rambut dan serumen yang bervariasi pada saluran telinga.

2. Pemeriksaan otoskopi
a. Periksa saluran telinga, memebran timpani dan maleus
b. Periksa saluran telinga apakah ada benda asing dan sekret sebelum memasukkan spekulum ke dalam telinga pasien
c. Palpasi tragus dan tarik aurikula ke atas. Bila pasien merasa neyri, jangan masukkan spekulum. Pasien mungkin mengalami otitis eksterna dan memasukkan spekulum akan sangat menyakitkan.
d. Dengan hati - hati masukkan spekulum yang menyala ke dalam lubang telinga
e. Bila letak sudah tepat, arahkan mata anda pada eyepiece
f. Amati bentuk, warna, tranpasransi, kilau,perforasi, atau adanya cairan/darah pada membran timpani
1. Membran timpani harus tampak berwarna abu - abu seperti mutiara, berkilau dan transparan
2. Anulus harus tampak putih dan lebih padat bila dibandingkan dengan bagian membran lainnya
3. Cari refleks cahaya, bial bergeser atau tidak ada membran timpani mungkin mengalami pembengkakan, inflamasi atau retraksi






p3


3. Pemeriksaan pendengaran
                        Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui fungsi telinga. Secara sederhana dapat diperiksa dnegan suara bisikan. Pendengaran yang baik akan dengan mudah mengetahui adanya basikan
a.       Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan
1. Atur posisi pasien berdiri memebelakangi anda pada jaraks sekitar 4,5-6 meter
2. Anjurkan pasien untuk menutup salah satu telinga yang diperiksa
3. Bisikkan sauatu bilangan ( mis, tujuh enam )
4. Beri tahu pasien utnuk mengulangi bilangan yang didengarkan
5. Periksa telinga sebelahnya dengan cara yang sama
6. Bandingkan kemampuan mendengar pada telinga kanan dan kiri pasien
b.      Cara pemeriksaan pendengaran dnegan menggunakan arloji
1. Pegang sebuah arloji disamping telinga pasien
2. Minta pasien menyatakan apakah mendengar detak arloji
3. Pidah posisi arloji perlahan - lahan menjauhi telinga dan minta pasien menyatkana bila tidak dapat mendengar lagi detak arloj. Normalnya detak arloji masih dapat di dengar sampai jarak 30 cmdari telinga
4. Bandingkan telinga kanan dan kiri

c.        Pemeriksaan pendengaran dengan garpu telinga
Pemeriksaan garpu tala dapat di lakukan dengan dua cara yaitu  pemeriksaan rinne dan pemeriksaan weber. Pemeriksaan rinne dilakukan untuk membandingkan antara konduksi udara dengan konduksi tulang, sedangkan peemriksaan weber digunakan untuk mengetahui lateralisasi vibrasi( getaran, yang dirasakan baik tellinga kanan dan kiri ). 
1. Pemeriksaan rinne
a. Pukulkan garpu tala ke tangan anda
b. Tempatkan garpu tala yang bergetar ke prossus mastoideus pasien
c. Mintalah pasien untuk mengatakan kepad anda bila bunyi berhenti, catat waktu dalam detik
d. Pindahkan garpu tala yang masih bergetar ke lubang telinga, tanpa menyentuh telinga
e. Mintalah pasien untuk mengatakan kepada anda bila bunyinya berhenti, catat waktunya dalam detik

Pendengaran normal : Pada pemeriksaan rinne normalnya konduksi udara ( air conduction/AC) lebih baik dari pada konduksi tulang ( bone conduction/BC) ( AC>BC)
Tuli konduktif : pasien mendengar bunyi BC sama lamanya atau lebih lamanya dari pada bunyi AC

p5







2. Pemeriksaan weber
a. Vibrasikan garpu tala
b. Letakkan garpu tala di tengah - tengah puncak kepala pasien
c. Tanya pasien tentang telinga yang mendengar suara getaran lebih keras.
d. Catat hasil pemeriksaan pendengaran

                Pendengaran normal :pada pemeriksaan weber normalnya vibrasi/suara di rasakan di tengah - tengah kepala atau seimbang antara dua telinga.
                Lateralisasi ka kanan atau kiri : pasien mendengar nada lebih baik pada satu telinga
                Tuli konduktif : pasien mendengar nada hanya pad atelinga yang mengalami gengguan
                Tuli sensorineurel : pasien mendengar nada hanya pada telinga yang sehat














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
                        Indra pendegaran dan keseimabangan terdapat didalam telinga,telinga manusia yang terdiri dari telinga luar,tengah,dalam.pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena telinga memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara.faktor utama yang menyokong kepekaan nya telinga ini adalahsistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah,yang mengumpulkan dan menyalurkan ke telinga dalam.
                        Telinga dapat memgalam penurunan fungsi pendengaran jika salah satu  mengalami kerusakan,salah satunya tuli oleh sebab itu duharapkan dapat menjaga dan merawat indr pendengaran supaya tetap dalam keadaan normal.
B.     Saran
Alhamdulillah, makalah ini telah dapat kami selesaikan tanpa ada halangan suatu apapun. Tapi kami merasa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan- kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.













DAFTAR PUSTAKA
Estrada,Ronald, dkk. 2014. Ilustrasi Berwarna Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Tangerang : Bina Rupa Aksara.
Hartono, Andry. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta : EGC.
Pearce, C. Efelyn . 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : CV Prima Grafika.
Sukamti Sri, dkk. 2009 . Bahan Ajar Pemeriksaan Fisik. Jakarta :Trans Info Media
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Salemba Medika
Wylie Linda. 2010. Esensial Anatomi dan Fisiologi Dalam Asuhan Maternitas. Jakarta: EGC
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar