Kamis, 25 Desember 2014

askep enchapalitis



 

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di indonesia, penyakit ensefalitis merupakan penyakit yang paling sering dialami anak kecil. Sebagaimana yang kita tahu Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak.
Gejala-gejala dari encephalitis termasuk demam yang tiba-tiba, sakit kepala, muntah, kepekaan penglihatan pada sinar, leher dan punggung yang kaku, kebingungan, keadaan mengantuk, kecanggungan, gaya berjalan yang tidak mantap, dan mudah terangsang. Kehilangan kesadaran , kemampuan reaksi yang buruk, serangan-serangan, kelemahan otot, demensia berat yang tiba-tiba dan kehilangan memori dapat juga ditemukan pada pasien-pasien dengan encephalitis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa defenisi enchefalitis ?
2.      Bagaimana patofisiologi enchefalitis ?
3.      Apa penyebab enchefalitis ?
4.      Apa tanda dan gejala enchefalitis ?
5.      Bagaimana manifestasi klinis enchefalitis ?
6.      Apa WOC enchefalitis ?
7.      Apa klasifikasi enchefalitis ?
8.      Apa pemeriksaan diagnostik enchefalitis ?
9.      Apa penatalaksanaan medis enchefalitis ?
10.  Bagaimana askep teoritis pada enchefalitis ?

C.     Tujuan
a.       Tujuan umum
1.      Menambah wawasan mahasiswa tentang penyakit enchefalitis
2.      Untuk nilai mata kulia keperawatan anak 1
b.      Tujuan Khusus
1.      Menjelaskan defenisi enchefalitis
2.      Menjelaskan patofisiologi enchefalitis
3.      Menjelaskan penyebab enchefalitis
4.      Menjelaskan tanda dan gejala enchefalitis
5.      Menjelaskan manifestasi klinis enchefalitis
6.      Menjelaskan WOC enchefalitis
7.      Menjelaskan klasifikasi enchefalitis
8.      Menjelaskan pemeriksaan diagnostik enchefalitis
9.      Menjelaskan penatalaksanaan medis enchefalitis
10.  Menjelaskan askep teoritis pada enchefalitis



















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    DEFINISI
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulent.(Rahman M,1998)
Encephalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam organisme(Purnawen jurmadi,1982)
Encephalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme.pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembukus otak dan medulla spinalis(Hasan 1997)

B.     PATOFISIOLOGI
Virus masuk ke tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh virus akan menyebar keseluruh tubuh dengan beberapa cara :
1. Setempat : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau  organ tertentu.
2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk kedalam darah kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di oragan tersebut.
3. Penyebaran melalui syaraf-syaraf : virus berkembangbiak dipermuklaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem syaraf.

Masa prodramal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas dan pucat. Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan prilaku, gangguan kesadaran, kejang, kadang-kadang dissertai dengan neorologis lokal berupa affassia, hemifaresia, hemiplegia, attoksia, paralisis syraf otak.



C.     PENYEBAB
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria,protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab  ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut (Mansjoer, 2000). Penyebab lain dari ensefalitis adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.
Klasifikasi encephalitis berdasar jenis virus serta epidemiologinya ialah:
1. Encaphalitis supuratif akut
Bakteri penyebabnya adalah Staphylococcusaureus, Streptokok,E.Coli, Mycobacterium dan T. Pallidum.
2. Encephalitis virus
Virus yang menimbulkan adalah virus R N A ( Virus parotitis), virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus denque, virus polio, cockscakie A,B,Herpes Zoster, varisela, Herpes simpleks, variola

D.    TANDA DAN GEJALA
Meskipun penyebabnya berbeda-beda, gejala klinis ensefalitis lebih kurang sama dan khas, sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis. Secara umum,gejala berupa trias ensepalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun, sakit kepala, kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen,dapat terjadi gangguan pendengaran dan penglihatan. (Mansjoer,2000).
Adapun tanda dan gejala ensefalitis sebagai berikut :
1. Suhu yang mendadak naik,seringkali ditemukan hiperpireksia
2. Kesadaran dengan cepat menurun
3. Muntah
4. Kejang- kejang yang dapat bersifat umum, fokal atau twiching saja (kejang-kejang di muka)
5. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misal  paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (hassan,1997).
Inti dari sindrom ensefalitis adalah adanya demam akut, demam kombinasi tanda dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia hemiparesis dengan asimetri refleks tendon dan tanda babinski, gerakan infolunter, ataxia, nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.

E.     MANIFESTASI KLINIS
Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul pada masalah ensefalitis adalah :
1. Panas badan meningkat
2. Sakit kepala.
3. Muntah-muntah lethargi.
4. Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
5. Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
6. Gangguan penglihatan,pendengaran, bicara dan kejang.






 











 



F. KLASIFIKASI
1. Ensefalitis Supurativa
Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis, atau dari piema yang berasal dari radang, abses di dalam paru, bronkiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit yang           membentuk kapsula. Bila kapsula pecah terbentuklah abses yang masuk ventrikel.
2. Ensefalitis Siphylis
Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistem limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunan saraf pusat. Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagian-bagian lain susunan saraf pusat.
3. Ensefalitis Virus
Adapun virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia adalah sebagaiberikut :
1.Virus RNA
Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili.
Rabdovirus : virus rabies.
Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue).
Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A, B, echovirus).
Arenavirus: virus koriomeningitis limfositoria.
2. Virus DNA
a. Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus Epstein-barr Poxvirus : variola, vaksinia.
b. Retrovirus: AIDS.
3. Ensefalitis Karena Parasit
a.       Malaria Serebral
Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit. Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan-penyumbatan. Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak.
Gejala-gejala yang timbul adalah demam tinggi, kesadaran menurun hingga koma. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan yang terjadi.
b.      Toxoplasmosis
Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala-gejala kecuali dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak.
c.       Amebiasis
Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut.Gejala-gejalanya adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.
d.   Sistiserkosis
Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya. Gejala-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi kerusakan yang terjadi
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Biakan :
1.  Dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk     mendapatkan hasil yang positif.
2.Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan didapat    gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.
3.Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif .
4. Dari swap hidung dan tenggorokan, akan didapat hasil kultur positif.
b.Pemeriksaan serologis :
uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh,  IgM dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
c. Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.
d.Punksi lumbal  Likuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang  ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
e.EEG/ Electroencephalography  EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. Adanya kejang, koma, tumor, infeksi sistem saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan kecepatan. (Smeltzer, 2002).
f. CT scan  Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simplex, ada kerusakan selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal (Victor, 2001).



H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ensefalitis antara lain :
a.Isolasi : isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai    tindakan pencegahan.
     b.Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur. Obat yang mungkin dianjurkan oleh dokter :
·  Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis.
·  Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis.
·  Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral acyclovir secara signifikan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas HSV encephalitis. Acyclovir diberikan secara intravena dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah kekambuhan (Victor, 2001).
·  Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara polifragmasi.
                      c. Mengurangi meningkatnya tekanan intrakranial : manajemen edema otak
·   Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan : jenis dan jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan anak.
·   Glukosa 20%, 10 ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan dalam pipa giving set untuk menghilangkan edema otak.
·   Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkan edema otak.
d.Mengontrol kejang : Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.
·   Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali.
·   Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama.
·   Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan valium drip dengan dosis 5 mg/kgBB/24 jam.
e.Mempertahankan ventilasi : Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (2-3l/menit).

BAB III
ASKEP  TEORITIS
  1. PENGKAJIAN
            1.IDENTITAS
                        Biasanya berisikan nama,umur ( dapat terjadi pada semua umur),

            2.RIWAYAT KESEHATAN
                        A . Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya Klien sebelumnya menderita batuk, pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung, telinga dan tenggorokan.
B .Riwayat kesehatan sekarang
 Biasanya Mula-mula anak rewel, gelisah, sakit kepala, muntah-muntah, panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala, kejanag-kejang. Dan terjadi Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. Gangguan penglihatan,pendengaran, bicara dan kejang.
                        C .Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-lain.


  1. PEMERIKSAAN FISIK
Berat badan  : Biasanya kurang dari normal
a.       Rambut
Biasanya mengalami kerontokan
b.      Wajah
Biasanya simetris kanan kiri, tidak ada oedema
c.       Mata
Penglihatan sedikit berkurang ,konjungrtiva anemis, sklera ikterik
d.      Telinga
Biasanya terjadi gangguan pendengaran
e.       Hidung
Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada polip
f.       Mulut
Biasanya mukosa bibir kering
g.      Dada / Thorax
Inspeksi                 : biasanya simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
Palpasi                   : biasanya sama kiri dan kanan
Perkusi                  : biasanya sonor
Auskultasi             : biasanya vesiculer
h.      Abdomen
Inspeksi                 : biasanya bentuk simetris
Auskultasi : biasanya terjadi penurunan bising usus
Palpasi                   : biasanya terjadi rasa nyeri pada abdomen
Perkusi                  : biasany biasanya berbunyi tympani
i.        Ekstremitas
biasanya terjadi kelemahana otot, latihan gerak terbatas turgor kulit menurun dan terpasang infus. Bila terjadi atropi oto dan gizi buruk maka dilakukan latihan pasif ROM
j.        Pola tidur dan istirahat
Biasanya pola tidur pasien ensafilitis tidak dapat dievaluasi karena pasien sering mengalami apatis sampai koma/
k.      Pola nutrisi
Menyepelekan anak yang sakit, tanpa pengobatan dan pemenuhan nutisi. Biasanya klien dengan gizi kurang asupan makan dan cairan dalam jumlah kurang dari kebutuhan tubuh.
l.        Pola eliminasi
a.       Kebiasaan defekasi sehari – hari : biasanya pada pasie ensefalitis karena pasien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi obstipasi.
b.      Kebiasaan miksi sehari – hari
Biasanya pada pasien ensefalitis kebiasaan miksi normal dan frekuensi  normal
m.    Pola persepsi
a.       Kebiasaan
Biasanya sumber air dipergunakan dari PAM atau sumur, kebiasaan buang air besar sembarangan, lingkungan hidup yang berdesakan ( kumuh )
b.      Status Ekonomi
Biasanya menyerang pada klien dengan ekonomi yang rendah


B .DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala dan mual.
2. gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan   susunan saraf pusat.
3: Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang

C .INTERVENSI
           
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1
. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala dan mual.

Nyeri teratasi
1.Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi
2.kaji intensitas nyeri
3.Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher/bahu.
1.Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas terhadap cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi
2.Untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan kemudian.
3.Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot
2
Ggangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.

Memulai/mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi perseptual
1.Lihat kembali proses patologis kondisi individual




2.Evaluasi adanya gangguan penglihatan


3.Ciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan.
1.Kesadaran akan tipe/daerah yang terkena membantu. dalam mengkaji/ mengantisipasi defisit spesifik dan keperawatan
2..Munculnya gangguan penglihatan dapat berdampak negatif terhadap kemampuan pasien untuk menerima lingkungan.
3.Menurunkan/ membatasi jumlah stimuli yang mungkin dapat menimbulkan kebingungan bagi pasien.
3
Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang


Tidak terjadi trauma
1.Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
2.Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
3.Kolaborasi, Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.


1.Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah tidak tergigit. 2.Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
3. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang






BAB IV
PENUTUP
a)      Kesimpulan
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulent.(Rahman M,1998). Virus masuk ke tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh virus akan menyebar keseluruh tubuh. Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria,protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab  ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Di indonesia, penyakit ensefalitis merupakan penyakit yang paling sering dialami anak kecil.

b)      Saran
Peran perawat dalam penanganan enchefalitis mencegah terjadinya enchefalitis adalah dengan memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Asuhan keperawatan yang tepat untuk klien enchefalitis harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi serius.
















DAFTAR PUSTAKA
Dorland. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC
Doenges. 1999. Rencana Asuhan Kperawatan. Jakarta : EGC
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Jakarta : Nuha Medika